Menuju konten utama

Apa Itu Sturgeon Moon dan Kapan Bulan Purnama Agustus 2025?

Simak penjelasan Sturgeon Moon yang terjadi pada 9 Agustus 2025 waktu Indonesia dan cara melihat fenomena astronomi tersebut. 

Apa Itu Sturgeon Moon dan Kapan Bulan Purnama Agustus 2025?
Bulan Purnama terbit di balik bukit Acropolis dan Kuil Parthenon kuno, di Athena, Selasa, 8 November 2022. (AP Photo/Petros Giannakouris)

tirto.id - Bulan purnama akan terjadi pada akhir pekan kedua bulan Agustus 2025. Namun, bulan purnama kali ini cukup istimewa. Masyarakat dapat mengamati fenomena alam ketika bulan penuh tampak cantik pada Agustus ini.

Waktu terbaik untuk melihat bulan purnama yang pada Agustus ini disebut Sturgeon Moon yakni tentunya setelah matahari terbenam. Tidak hanya karena bulan purnama 100% diterangi saat itu, tetapi juga langit cukup gelap untuk bulan yang muncul dari timur agar mudah terlihat.

Lalu, apa itu Sturgeon Moon dan bagaimana cara melihatnya? Simak penjelasan berikut ini.

Apa Itu Sturgeon Moon yang Terjadi 9 Agustus 2025?

Sturgeon Moon secara resmi akan mencapai fase bulan purnama pada Sabtu, 9 Agustus 2025. Fenomena ini terjadi karena terdapat beberapa bulan sekali ketika dua malam berturut-turut dapat memberikan bulan terbit penuh yang mengesankan.

Perlu diketahui, saat bulan purnama terjadi pada malam hari, baik malam sebelum dan malam setelah, dapat menawarkan pemandangan yang hampir identik. Namun, ini hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu dalam setahun. Hal ini karena bulan mengorbit bumi setiap 29 hari dan ada 24 jam dalam sehari, rata-rata naik 50 menit kemudian setiap hari.

Pada bulan Agustus, mengutip Live Science, purnama terletak rendah di langit selatan, seperti yang terlihat dari garis lintang utara belahan bumi utara. Hal ini karena jauh di selatan khatulistiwa langit, bulan purnama naik pada sudut dangkal ke cakrawala dan tetap di langit malam untuk waktu yang lebih singkat. Itu menyebabkan perbedaan waktu antara bulan terbit menyusut menjadi sekitar 30 menit.

Dikutip dari The Almanac, mulanya nama sturgeon ini diambil dari nama ikan dari Great Lakes dan Lake Champlain di Amerika Utara. Ikan air tawar asli ini mudah ditangkap selama bagian musim panas ini dan menjadi makanan pokok penting bagi penduduk asli Amerika yang tinggal di wilayah tersebut.

Pada waktu-waktu tertentu, ikan sturgeon ini cukup melimpah di akhir musim panas, meskipun mereka lebih jarang saat ini. Selain itu, terdapat sebutan nama-nama lain. Beberapa nama umum lainnya untuk bulan serupa, yakni Flying Up Moon, Corn Moon, Ricing Moon, dan Mountain Shadows Moon.

Bulan Purnama Sturgeon atau Sturgeon Moon tahun ini adalah bulan purnama kedua terakhir musim panas. Adapun Corn Moon September menjadi yang terakhir sebelum Equinox Musim Gugur.

Secara spiritual, banyak orang percaya bahwa Sturgeon Moon memunculkan emosi yang diaduk. Karena bulan purnama dikaitkan dengan energi yang intens, ini mungkin memberikan kesempatan untuk memproses, merasakan, dan melepaskan emosi lama.

Sturgeon Moon juga melambangkan ketahanan. Selain itu, banyak pula yang mengasosiasikan bulan purnama ini dengan kebijaksanaan dan tradisi kuno.

Cara Melihat Sturgeon Moon 9 Agustus

Sturgeon Moon yang akan terjadi pada 9 Agustus 2025 itu dapat dilihat secara langsung. Namun, kendati mata telanjang baik-baik saja untuk mengamati bulan purnama, teropong bintang dan teleskop tentu akan membantu melihat detail permukaan bulan.

Waktu terbaik untuk melihat Sturgeon Moon tentunya setelah matahari tenggelam. Ini terlihat selama satu atau dua hari menjelang dan setelah fase “bulan purnama” resmi.

Jadi, pada dasarnya, masyarakat bisa melihat bulan purnama ini sepanjang akhir pekan. Tentunya bulan dapat terlihat jelas selama langit cerah atau tidak mendung.

Selain itu, fenomena ini juga bisa dilihat secara optimal di tempat yang minim cahaya seperti di perdesaan. Hal ini sangat membantu agar Sturgeon Moon tampak lebih jelas dan memukau.

Jika ingin membaca artikel sejenis mengenai bulan purnama, pembaca dapat mengakses kumpulan artikel melalui tautan berikut ini.

Baca juga artikel terkait FENOMENA ALAM atau tulisan lainnya dari Umu Hana Amini

tirto.id - Edusains
Kontributor: Umu Hana Amini
Penulis: Umu Hana Amini
Editor: Wisnu Amri Hidayat