tirto.id - Fase bulan adalah perubahan bentuk bulan yang terlihat dari permukaan bumi. Hal ini yang menyebabkan kenapa bulan bisa terlihat sabit hingga bulat penuh.
Terjadinya perubahan bentuk bulan itu disebabkan oleh pantulan sinar matahari yang mengenai permukaan bulan yang berbeda-beda dalam setiap fasenya. Waktu setiap fase bulan adalah masing-masing tujuh hari atau seminggu, sehingga seluruh fase ini berlangsung selama 28 hari.
Lantas, ada berapa fase bulan, dan mengapa bulan memiliki fase-fase yang berbeda-beda? Semuanya akan dijelaskan melalui artikel ini yang juga bakal menyertakan gambar fase bulan di dalamnya.
Ada Berapa Fase Bulan?
Bulan memiliki empat fase utama, yakni bulan baru (new moon), kuartal pertama (seperempat pertama), bulan purnama (full moon), dan kuartal ketiga atau terakhir (seperempat terakhir).
A. Fase Bulan Utama
Adapun penjelasan ada berapa fase bulan khususnya fase bulan utama adalah sebagai berikut.
1. Bulan Baru (New Moon)
Posisi bulan terletak hampir sejajar dengan bumi dan matahari. Dalam kondisi ini bulan dalam keadaan gelap dan tidak terlihat. Banyak orang memberikan istilah sebagai ‘bulan mati’ pada keadaan ini.
2. Kuartal Pertama (Seperempat Pertama)
Posisi bulan membentuk sudut tertentu terhadap matahari dan bumi. Dalam posisi ini bulan mulai terlihat, baik dalam keadaan sabit maupun separuh. Istilah bagi kedua kondisi bulan ini dikenal sebagai bulan sabit dan bulan separuh.
3. Bulan Purnama (Full Moon)
Posisi bulan terletak hampir segaris dengan bumi dan matahari, dengan posisi bumi di tengah.
Dalam posisi ini bagian bulan yang terkena sinar matahari adalah bagian permukaan bulan yang terang, sehingga bulan tampak penuh bulat seperti bumi.
4. Kuartal Ketiga atau Terakhir (Seperempat Terakhir)
Sama halnya seperti keadaan seperempat pertama yaitu posisi bulan membentuk sudut tertentu terhadap matahari dan bumi. Dalam posisi ini separuh bulan dalam keadaan gelap dan tidak bisa dilihat.
Dalam posisi ini pula bulan kembali membentuk bulan separuh dan bulan sabit, namun posisinya bertolak belakang dengan posisi ketika seperempat terakhir.
Pada posisi seperempat terakhir inilah bulan sabit separuh cakram menghadap ke kiri.
Setelah melalui fase seperempat terakhir, bulan kembali ke posisi bulan mati yang kemudian kembali lagi ke fase berikutnya.
Kembalinya posisi bulan ke bulan mati merupakan pergantian bulan dalam sistem penanggalan tahun Hijriah.
B. Fase Bulan Antara
Dikutip dari Eprints.walisongo.ac.id, selain fase utama, terdapat juga fase antara. Lantas, ada berapa fase bulan secara keseluruhan?
Secara total terdapat delapan fase bulan. Delapan fase ini dapat dibedakan selama proses mulai dari munculnya hilal hingga tidak ada cahaya bulan sama sekali.
Secara dasar, ini mencakup delapan tahap yang berkaitan dengan bagian bulan yang terkena sinar matahari dan tampilan geometrisnya yang dapat diamati dari lokasi bumi.
Adapun delapan fase bulan tersebut ialah sebagai berikut:
1. Fase Pertama (Waxing Crescent Moon)
Bulan hanya sedikit terkena sinar matahari. Bulan terlihat berbentuk sabit dan semakin membesar seiring berjalannya waktu. Ketika bulan sabit pertama kali terlihat disebut sebagai hilal yang menandai awal bulan dalam kalender qamariah.
2. Fase Kedua (Kuartal Pertama)
Bulan sabit bergerak dari hari ke hari, naik lebih tinggi di atas horizon. Sekitar tujuh hari setelah awal bulan, bagian bulan yang terkena sinar matahari semakin bertambah besar, menyebabkan bulan terlihat dari bumi dalam bentuk setengah lingkaran.
3. Fase Ketiga (Waxing Gibbous Moon)
Bulan tampak terus membesar. Waktu kemunculan bulan menjadi semakin tertunda dibandingkan dengan matahari. Bulan muncul di ufuk timur sekitar pukul 15:00, mencapai titik tertinggi sekitar pukul 21:00, dan tenggelam di ufuk barat sekitar pukul 03:00 pagi.
4. Fase Keempat (Full Moon)
Saat memasuki pertengahan bulan (sekitar tanggal 15 dalam kalender qamariah), bulan mencapai titik oposisi dengan matahari. Pada titik ini, hampir seluruh bagian bulan yang menerima sinar matahari terlihat dari bumi.
5. Fase Kelima (Waning Gibbous Moon)
Setelah bulan purnama, area bulan yang terkena sinar matahari mulai mengecil, tetapi perubahan ini terjadi di sisi yang berlawanan.
6. Fase Keenam (Kuartal Terakhir)
Bulan terus bergerak, dan bentuknya yang terlihat dari bumi semakin mengecil. Sekitar tujuh hari setelah bulan purnama, bulan akan terlihat sebagai separuh bulan, mirip dengan kuartal pertama, tetapi dengan orientasi yang berlawanan.
7. Fase Ketujuh (Waning Crescent Moon)
Menuju akhir minggu keempat sejak munculnya hilal, permukaan bulan yang terkena sinar matahari terus mengecil, membentuk bulan sabit tua. Bulan muncul sekitar sembilan jam lebih awal daripada matahari, dengan muncul pertama kali di ufuk timur sekitar pukul 03:00 pagi, mencapai titik tertinggi di langit sekitar pukul 09:00, dan tenggelam di ufuk barat sekitar pukul 15:00.
8. Fase Kedelapan (Bulan Baru)
Bulan berada tepat di antara bumi dan matahari. Seluruh bagian bulan yang tidak terkena sinar matahari berada dalam arah yang langsung menghadap ke bumi. Bagian bulan yang terlihat dari bumi semuanya gelap.
Gambar Fase Bulan
Agar lebih memahami penjelasan fase-fase bulan di atas, berikut ini disajikan gambar fase bulan yang tersemat di dalamnya tahapan total fase bulan mulai dari fase yang pertama hingga fase kedelapan.
Mengapa Bulan Memiliki Fase-Fase yang Berbeda?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui laman resminya memberikan penjelasan mengapa bulan memiliki fase-fase yang berbeda.
Bulan adalah objek langit yang mengelilingi bumi. Menurut situs web BMKG, bentuk bulan yang terlihat dari bumi bervariasi karena sinar matahari yang dipantulkan olehnya. Perubahan bentuk bulan yang teramati dari bumi ini dikenal sebagai fase-fase bulan.
Bulan tidak memancarkan cahaya sendiri. Yang membuat bulan tampak bercahaya adalah pantulan sinar matahari.
Saat kita melihat bulan secara penuh, ini berarti seluruh permukaannya menerima pantulan dari sinar matahari. Namun, bila bulan berbentuk setengah lingkaran, sinar matahari hanya mencapai separuh permukaan bulan.
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Ibnu Azis