Menuju konten utama

Gangguan pada Matahari: Granulasi, Sun Spot, Lidah Api, dan Flare

Mengetahui jenis-jenis gangguan pada matahari, mulai dari granulasi hingga flare.

Gangguan pada Matahari: Granulasi, Sun Spot, Lidah Api, dan Flare
Fenomena Halo Matahari berbentuk cincin terlihat di atas langit dikawasan Masjid Menara Kudus, Jawa Tengah, Selasa (1/10/2019). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/pd.

tirto.id - Dalam bahasa Inggris tata surya disebut “Solar System”, yaitu kumpulan benda langit yang mengitari (mengelilingi) matahari sebagai pusatnya.

Dilansir dari laman Rumah Belajar, tata surya dapat disebutkan sebagai kerajaan matahari maupun keluarga matahari. Di mana, tata surya merupakan sistem dengan matahari sebagai pusatnya dan dikelilingi oleh planet-planet, komet, meteor, satelit, dan asteroid.

Matahari merupakan pusat rotasi dengan ukuran volumenya mencapai 1300.000 lipat ukuran bumi. Adapun suhu dari matahari mencapai 15 juta derajat pada intinya.

Selain itu, di dalam inti sebagai sumber energi matahari terjadi reaksi nuklir, yaitu perubahan oksigen menjadi helium.

Matahari tersusun atas beberapa gas seperti hidrogen (76%), helium (22%), oksigen dan gas lain (2%).

Gangguan-gangguan pada Matahari

Pada matahari terdapat beberapa gejala aktif yang menyebabkan gangguan pada matahari sendiri. Adapun beberapa gangguan tersebut dilansir dari laman Rumah Belajarsebagai berikut:

a. Gumpalan-Gumpalan pada Fotosfer (Granulasi)

Gangguan ini berupa gumpalan yang disebabkan adanya rambatan gas pada inti menuju permukaan. Hal ini menyebabkan permukaan matahari tidak rata dan berupa gumpalan-gumpalan.

b. Bintik Matahari (Sun Spot)

Gangguan ini berupa adanya bintik (tempat munculnya medan magnet yang sangat kuat) pada matahari. Bentuk bintik ini berupa lubang-lubang pada permukaan matahari tempat menyembur gas-gas panas dari intinya. Hal ini menyebabkan adanya gangguan pada gelombang radio telekomunikasi di bumi.

c. Lidah Api Matahari

Gangguan ini berupa lidah api yang merupakan hamburan gas. Lidah ini berasal dari tepian matahari dan dapat mencapai tinggi 10.000 km. Lidah api ini terbentuk dari atom hidrogen yaitu massa proton dan elektron yang bergerak dengan kecepatan tinggi dan sering disebut dengan prominensa atau protuberan.

Massa atom hidrogen ini dapat mencapai permukaan bumi dan berbenturan dengan medan magnet bumi (sabuk Van Allen). Hal ini, menyebabkan kecepatan partikel menurun dan menuju kutub setelah itu berpijar (Aurora).

Hasil dari hamburan partikel ini menggangu kelancaran sistem komunikasi radio. Ada dua jenis Aurora, yaitu Aurora Australis di kutub selatan dan Aurora Borealis di kutub utara.

d. Letupan (Flare)

Gangguan ini berupa letupan gas pada permukaan matahari dan bermuatan listrik. Hal ini, dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem komunikasi radio.

Infografik SC Gangguan Matahari

Infografik SC Gangguan Matahari. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait SISTEM TATA SURYA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yandri Daniel Damaledo