Menuju konten utama

Fenomena Fase Bulan Baru & Konjungsi Bulan-Venus-Matahari 12 April

Fase Bulan Baru diprediksi akan terjadi pada tanggal 12 April 2021, berikut penjelasannya.

Fenomena Fase Bulan Baru & Konjungsi Bulan-Venus-Matahari 12 April
Fase Bulan. Sistem Tata Surya/Sumberbe;ajar penunjangplpg/https://www.usd.ac.id/Kemendikbud

tirto.id - Tanggal 12 April 2021 diprediksi akan terjadi fenomena Fase Bulan Baru, tepatnya pada pukul 09.30 WIB atau 10.30 WITA atau 11.30 WIT dengan jarak 403.642 km dari Bumi (geosentrik) dan terletak di konstelasi Pisces.

Ini merupakan salah satu dari 14 fenomena astronomi yang akan terjadi di bulan April 2021, demikian dilansir laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan).

Sebelum Fase Bulan Baru, lebih dulu terjadi fenomena Konjungsi Bulan-Antares yang berlangsung tanggal 1-2 April 2021 lalu. Kemudian, terjadi pula Fase Bulan Perbani Akhir pada tanggal 4 April, disusul dengan fenomena Konjungsi Tripel Bulan-Jupiter-Saturnus yang terjadi tanggal 6-8 April.

Fase Bulan Baru dan Konjungsi (Tripel) Bulan-Venus-Matahari

Peristiwa Fase Bulan Baru dikenal juga dengan nama lain Konjungsi Solar Bulan. Hal ini disebabkan oleh posisi konfigurasi saat bulan berada di antara Matahari dan Bumi dengan letak segaris lurus. Fenomena itu akan berlangsung pukul 09.30 WIB atau 10.30 WITA, atau 11.30 WIT. Bulan dan Bumi berada pada jarak 403.642 km (geosentrik) dan terletak di konstelasi Pisces.

Bulan yang mengorbit berbentuk sudut 5,1 derajat terhadap ekliptika, membuat kejadian Fase Bulan Baru tidak selalu terjadi peristiwa gerhana Matahari, karena bayangan Bulan juga tak selalu jatuh di permukaan Bumi.

Tidak saja membentuk konjungsi dengan Matahari, tanggal 12 April esok Bulan juga akan berkonjungsi dengan planet Venus sehingga disebut dengan konjungsi tripel Bulan-Venus Matahari.

Uniknya, saat Matahari terbenam, maka terlihat posisi Bulan dan planet Venus yang saling berdekatan dengan sudut pisah antara 2,6 derajat – 2,55 derajat saja. Setelah 10 sampai 15 menit, kedua benda langit itu akan tampak terbenam menyusul Matahari, jika diamati dari Bumi.

Sudut ketinggian Bulan saat terbenam Matahari tanggal 12 April 2021 adalah sebesar 2,6 derajat – 3,6 derajat dengan sudut elongasi terhadap Matahari antara 3,8 derajat – 4,8 derajat. Hal ini kemungkinan membuat Bulan agak sulit diamati dari wilayah Indonesia, walau para pengamat menggunakan alat bantu sekalipun.

Pada tanggal 12 April dini hari pukul 01.30 WIT, letak planet Saturnus sudah dapat diamati terbit dari arah timur, kemudian Jupiter dapat diamati terbit pukul 02.30 waktu setempat dan kedua planet terbesar itu tak nampak lagi setelah fajar bahari terbit, demikian tulis laman edukasi sains Lapan.

Mars baru terlihat saat condong ke barat laut kala awal senja, lalu terbenam di arah barat laut 21.45 waktu setempat. Sementara Merkurius tidak dapat terlihat sepanjang malam dan akan terlihat berada di atas ufuk bersama dengan planet Venus, Matahari dan Bulan.

Fenomena astronomis lain di bulan April 2021

Selanjutnya, pada tanggal 15 April 2021, ada fenomena Apoge Bulan atau konfigurasi saat Bulan berada dengan jarak terjauh dari Bumi. Hal ini bisa diamati pukul 11.00 waktu setempat dari arah Timur-Timur Laut. Lalu, Okultasi Mars oleh Bulan yang terjadi tanggal 17 April 2021 sejak pukul 16.25 WIB, yakni fenomena astronomi ketika Mars melintasi di belakang Bulan sehingga tampak tertutupi oleh Bulan.

Disusul tanggal 19 April terjadi Konjungsi Superior Merkurius yaitu ketika Merkurius, Matahari, dan Bumi terletak pada satu garis lurus dan Merkurius membelakangi Matahari. Di tanggal 19 juga akan terjadi Konjungsi Bulan-Pollux pada pukul 01.18 WIB atau 02.18 WITA atau 03.18 WIT.

Tanggal 20 April berlangsung Fase Bulan Perbani Awal yaitu salah satu fase Bulan ketika konfigurasi antara Matahari, Bumi, dan Bulan membentuk sudut siku-siku dan terjadi sebelum fase bulan Purnama.

Fenomena Konjungsi Merkurius-Venus selanjutnya pada 21-30 April saat Merkurius mengalami konjungsi dengan Venus selama 10 hari berturut-turut.

Hujan Meteor Lyrid adalah fenomena astronomi lain yang banyak ditunggu, terjadi pada antara tanggal 22-23 April. Itu adalah fenomena hujan meteor tahunan yang titik radiannya berada di konstelasi Herkules dekat Vega, puncaknya berlangsung pukul 19.00 WIB atau 20.00 WITA, atau 21.00 WIT tanggal 22 April.

Bulan Purnama Perige (Bulan Super/Supermoon) akan terjadi pada 27 April, pukul 10.31 WIB atau 11.31 WITA atau 12.31.29 WIT. Lalu Perihelion Merkurius juga tanggal 27 April, yaitu konfigurasi ketika planet berada di titik terdekat dari Matahari. Selanjutnya ditutup dengan fenomena Konjungsi Bulan-Antares yang berlangsung tanggal 28-29 April.

Baca juga artikel terkait GERHANA BULAN atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Edusains
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Alexander Haryanto