Menuju konten utama

Apa Saja Teknik Pengolahan Makanan Khas Daerah di Indonesia?

Teknik pengolahan makanan khas daerah di Indonesia ada beragam, mulai dari menggoreng hingga mengukus. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Apa Saja Teknik Pengolahan Makanan Khas Daerah di Indonesia?
Pedagang membuat makanan tradisional "Tabaro Dange" berbahan sagu yang dicampur dengan kelapa parut di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (11/11). Makan tradisional tersebut biasanya diberi isian gula merah atau ikan di dalamnya dijual dari harga Rp 4.000 hingga Rp 5.000. ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar/pd/16

tirto.id - Makanan khas daerah di Indonesia sangat beragam. Teknik pengolahan bahan makanan khas daerah juga bermacam-macam. Ada yang diolah dengan cara digoreng, dikukus, dipanggang, dan dibakar.

Penerapan teknik pengolahan makanan khas daerah biasanya dilakukan secara turun-temurun untuk mempertahankan cita rasa khusus.

Sebelum beranjak ke pembahasan macam-macam teknik pengolahan, alangkah lebih baik jika memahami lebih dulu jenis-jenis makanan khas daerah.

Macam-macam Teknik Pengolahan Makanan Khas Daerah

Makanan khas daerah dibuat dengan beragam teknik pengolahan. Tidak jarang makanan khas daerah menggunakan beberapa teknik pengolahan. Berikut ini 3 teknik pengolahan makanan khas daerah:

A. Teknik Memasak Basah

Teknik memasak basah adalah pengolahan makanan khas daerah dengan menggunakan cairan, baik berupa air biasa maupun kaldu. Berikut ini jenis teknik memasak basah:

1. Merebus

Merebus adalah memasak makanan khas daerah dengan menggunakan cairan yang mendidih. Waktu durasi pengolahan dengan merebus mengikuti jenis bahan yang dimasak.

Terdapat dua teknik merebus. Pertama, simmeringyakni merebus bahan makanan sampai titik didih, kemudian apinya dikecilkan. Kedua, poaching adalah merebus makanan dengan api kecil yang temperaturnya di bawah 100 derajat.

2. Menyetup (stewing)

Menyetup adalah memasak bahan makanan di dalam cairan seperti air, kaldu, saus, atau air gula. Jumlah takaran cairan dan bahan makanan pada teknik menyetup hampir sama.

3. Braising

Braising merupakan teknik memasak bahan makanan dengan sedikit air kaldu. Teknik braising cocok untuk bahan makanan bertekstur agak keras yang diiris tipis-tipis sehingga serat-seratnya dapat melembut.

4. Mengukus (steaming)

Steaming adalah teknik memasak dengan uap air mendidih. Pengolahan dengan teknik ini memerlukan beberapa alat seperti dandang dengan kukusan.

5. Mentim

Mengetim adalah teknik memasak panci tim yang terdiri dua panci. Salah satu panci berukuran lebih kecil. Pada teknik ini, bahan makanan dimasukkan ke panci kecil. Kemudian panci kecil dimasukkan ke panci lebih besar.

6. Memblansir (blanching)

Memblansir adalah teknik memasak dengan merebus bahan makanan dalam air mendidih untuk mengurangi bau atau rasanya.

B. Teknik memasak Kering

Teknik memasak kering adalah pengolahan makanan khas daerah tanpa menggunakan air. Berikut ini jenis teknik memasak kering:

1. Memanggang

Memanggang adalah teknik memasak dengan meletakan bahan makanan di atas api terbuka sehingga menghasilkan aroma sedap. Pengolahan bahan dengan memanggang tidak boleh memakai api terlalu besar agar makanan tidak hangus. Selain itu, makanan yang dipanggang biasanya berbentuk kecil.

2. Mengepan atau mengoven

Mengepan adalah teknik memasak bahan makanan di dalam oven yang menyebarkan panas dari segala penjuru.

3. Menggongseng atau menyangan

Menggongseng adalah teknik memasak bahan makanan tanpa menggunakan minyak. Contoh alat yang digunakan dalam teknik menggongseng adalah wajan tebal dan kuali tanah liat atau pasir.

C. Teknik Memasak dengan Minyak

Jenis teknik memasak dengan minyak, meliputi:

1. Menumis

Menumis merupakan teknik memasak bahan makanan dengan minyak sedikit sembari mengaduknya. Bahan makanan yang dapat diolah dengan ditumis adalah yang bertekstur lembut.

2. Menggoreng

Menggoreng adalah teknik memasak bahan makanan di dalam minyak. Teknik menggoreng dibagi 2 meliputi dengan minyak sedikit (pan frying) dan minyak banyak (deep frying).

Contoh Teknik Pengolahan Makanan Khas Daerah

Contoh teknik pengolahan makanan khas daerah dapat ditemukan di masyarakat dengan mudah. Berikut ini contoh teknik memasak bahan makanan khas daerah:

  • Pengolahan kacang tanah dengan teknik memasak kering menggongseng dalam pembuatan mochi.
  • Pengolahan wijen dengan teknik memasak kering menggongseng (disangrai) dalam pembuatan onde-onde.
  • Pengolahan bakpia dilakukan dengan menggunakan teknik memasak kering mengoven.
  • Pengolahan babat atau iso dengan teknik memasak basah memblansir dalam pembuatan babat gongso.
  • Pembuatan nagasari dengan teknik memasak basah mengukus.
  • Pembuatan putu ayu dengan teknik memasak basah mengukus.
  • Pembuatan barongko dengan teknik memasak basah mengukus.
  • Pembuatan bacan dengan teknik memasak basah mengukus.
  • Pembuatan opor ayam dengan teknik memasak basah menyetup.
  • Pembuatan gulai kambing dengan teknik memasak basah menyetup.
  • Pembuatan maksuba dengan teknik memasak kering mengepan.

Apa Saja Jenis Kuliner Khas Nusantara?

Berdasarkan eksistensinya di masyarakat, makanan khas daerah dapat dikelompokkan menjadi tiga. Berikut ini jenis makanan khas daerah beserta contoh dan asal daerahnya.

1. Makanan khas daerah yang hampir punah

Makanan tradisional kategori ini sudah jarang ditemui di masyarakat karena ketersediaan bahan dasar yang sulit, masyarakat pembuat sudah tidak aktif membuat, serta terdesak produk makanan lain.

Contoh makanan khas daerah yang hampir punah adalah karangan (Bantul), cetot (Jepara), entog-entog (Indramayu dan Cirebon), getas (Jawa Timur dan Bangka), es semlo (Yogyakarta), dan hawuk-hawuk (Jawa Tengah).

2. Makanan khas daerah yang kurang populer

Makanan tradisional kategori ini masih dapat ditemui di masyarakat, namun penggemar hingga keberadaanya mulai tidak dikenal.

Contoh makanan khas daerah kurang populer adalah kethak (Yogyakarta dan Magelang), adrem (Bantul), wedang tahu (Semarang), lemet (Jawa Tengah dan Jawa Timur), bothok (Jawa tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta), sembukan (Jawa Timur), dan bajigur (Yogyakarta).

3. Makanan tradisional yang populer

Ketiga, makanan tradisional yang populer. Makanan tradisional kategori ini tetap eksis dan disukai masyarakat, yang ditandai dengan banyak dijual, laku, serta menjadi ikon daerah.

Contoh makanan tradisional yang populer seperti gudeg (Yogyakarta), emping melinjo (Banten), gatot (Gunung Kidul), tiwul (Jawa), tempe benguk (Kulon Progo), kipo (Yogyakarta), dan sate klathak (Yogyakarta).

Baca juga artikel terkait PRAKARYA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin