tirto.id - Pagar Nusa menggelar demo terkait tayangan Trans7 pada Selasa (21/10/2025). Aksi tersebut dilakukan di kantor Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan berlanjut ke Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Melansir Antara, demo unjuk rasa terkait tayangan "Xpose Uncensored" Trans7 tentang pondok pesantren masih terus dilakukan kelompok santri.
Pada Rabu, giliran alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur yang berunjuk rasa. Mereka berunjuk rasa di halaman kantor Pemkab Kediri.
Dalam unjuk rasa itu, mereka menuntut Chairul Tanjung selaku pemilik Trans7 untuk datang secara langsung menemui masyaikh.
Sementara itu, sehari sebelumnya, pada Selasa kemarin, demonstrasi massa dilakukan oleh kelompok Pagar Nusa.
Bertajuk "Aksi Bela Kiai", unjuk rasa itu digelar di sejumlah titik, mulai dari Kantor KPI hingga Komdigi. Dalam tuntutannya, Pagar Nusa menuntut pemerintah untuk mencabut hak siar Trans7 secara total.
"Kiai bukan hanya tokoh agama, tetapi penjaga akhlak bangsa. Jika negara diam, maka yang terganggu bukan hanya perasaan umat, tetapi kepribadian kebudayaan Indonesia," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen dalam keterangannya pada Rabu (22/10).
Lantas, sebenarnya apa itu organisasi Pagar Nusa, bagaimana keterkaitan mereka dengan Nahdlatul Ulama?
Sejarah Pagar Nusa & Keterkaitannya dengan NU
Ditilik dari sejarahnya, Pagar Nusa merupakan organisasi silat yang pembentukannya dilakukan di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU).
Organisasi ini berdiri pada 3 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. KH. Abdulloh Maksum Jauhari merupakan ketua umum organisasi ini kala pertama berdiri.
Menukil laman resmi Pagar Nusa, organisasi silat ini dibuat untuk menyatukan dan menaungi sejumlah perguruan silat yang masih tersisa di berbagai pondok pesantren.
Ketika dibuat pada medio 1980-an, sejumlah pondok pesantren memiliki perguruan silat mereka sendiri. Namun jumlah mereka terus berkurang seiring waktu.
Melansir NU Online, kondisi tersebut kemudian membuat sejumlah tokoh NU bertemu untuk membuat sebuah wadah yang bisa mempersatukan perguruan-perguruan pencak silat di pesantren itu.
Beberapa tokoh yang berkumpul itu antara lain, KH. Mustofa Bisri, KH. Abdulloh Maksum Jauhari, dan KH. Suharbillah.
Setelah didirikan pada 3 Januari 1986, NU meresmikan organisasi pencak silat tersebut sebagai salah satu organisasi otonom di bawah naungannya pada 16 Juli 1986.
Nama “Pagar Nusa” sendiri kini dimaknai oleh para anggotanya sebagai singkatan atau akronim dari “pagar NU dan bangsa”.
Melalui laman web resminya, Pagar Nuga menyatakan bahwa organisasi mereka kini berfungsi sebagai wadah pembinaan, pengembangan, pelestarian, dan pendayagunaan beladiri pencak silat di lingkungan NU.
Sebagai perguruan silat, Pagar Nusa memiliki berbagai aliran bela diri yang majemuk. Hal ini dikarenakan Pagar Nusa dimaksudkan sebagai pemersatu berbagai perguruan bela diri pesantren.
Oleh karenanya, pengembangan aliran bela diri di bawah naungan Pagar Nusa dilakukan berdasarkan berbagai aliran yang berbeda-beda.
Sementara itu, terkait aksi, Pagar Nusa menyampaikan 5 tuntutan soal tayangan Trans7. Berikut ini tuntutan dalam aksi Pagar Nusa pada Selasa (21/10/2025):
- Pencabutan hak siar Trans7 secara total.
- Pemulihan marwah kiai dan pesantren melalui siaran terbuka.
- Evaluasi sistem penyiaran berbasis nilai kebudayaan bangsa.
- Penguatan regulasi agar frekuensi publik tidak digunakan untuk konten provokatif.
- Negara diminta hadir sebagai penjaga moral dan kebudayaan nasional.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan
Masuk tirto.id


































