tirto.id - Trans7 yang berada di bawah perusahan induk Trans Corp dimiliki oleh Chairul Tanjung, konglomerat Indonesia yang sempat jadi Menteri Koordinator bidang Perekonomian pada 2014 lalu. Berikut profilnya.
Simak kisah Chairul Tanjung, "si anak singkong" pemilik sekaligus pendiri Trans Corp yang menaungi Trans7 itu.
Profil Chairul Tanjung, Pemilik Transcorp dan Trans7
Nama Chairul Tanjung dikenal di Indonesia sebagai konglomerat di balik Trans Corp. Ia merupakan pengusaha ritel, media, dan perbankan yang sempat terjun ke politik sebagai menteri.
Lahir pada 16 Juni 1962, Chairul Tanjung merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada 1987.
Meskipun kuliah dalam program pendidikan kedokteran gigi, Chairul Tanjung tak menapaki karier sesuai bidang pendidikannya. Ia justru memilih untuk menekuni bisnis.
Bisnis sudah ditekuni Chairul Tanjung sejak berkuliah. Selama jadi mahasiswa, ia sempat mencoba menjual buku kuliah stensilan, kaus, dan fotocopy di kampus. Ia juga sempat membuka toko peralatan dokter dan laboratorium di Senen, namun bangkrut.
Setelah tak lagi berkuliah, Chairul Tanjung lebih memilih membuka usaha sepatu daripada membuka praktik dokter. Ia mendirikan PT Pariati Shindutama bersama kawan-kawannya dan memproduksi sepatu untuk diekspor melaluinya.
Namun, perusahaan itu bubar dan Chairul Tanjung membuka lini usahanya sendiri, yakni PT CT Corp.
Nama Chairul Tanjung kemudian tenar setelah ia mengakuisisi Bank Mega pada 1996. Di bawah kendalinya, Bank Mega berhasil lolos dari jerat krisis moneter 1998 dan jadi salah satu bank swasta yang tak hanya bertahan tetapi juga berkembang di tengah krisis.
Sukses dengan Bank Mega, Chairul Tanjung kemudian mengekspansi lini bisnis CT Corp dengan terjun ke industri penyiaran pada 2001. Merek penyiaran pertama Chairul Tanjung adalah Trans TV.
Kemudian, pada 2006, CT Corp mengakuisisi TV7 dari Grup Kompas Gramedia. Pada saat itulah Trans7 terbentuk. TV7 kemudian berubah menjadi Trans7 hingga kini.
Dua stasiun televisi milik Chairul Tanjung itu, yakni Trans7 dan Trans TV, lalu beroperasi di bawah Trans Corp yang menaungi bisnis Chairul Tanjung di bidang hiburan dan ritel.
Sejumlah merek dagang di bawah Trans Corp yang kini eksis di Indonesia antara lain, Trans TV, Trans7, Detik.com, CNN Indonesia, Transmart, Trans Studio Mall, Trans Park.
Perusahaan Trans Corp juga jadi pemilik lisensi merek dagang internasional di Indonesia, seperti Versace, Armani, Wendy's, Baskin-Robbins, Ibis Hotel, dan FashionTV.
Sementara itu, Bank Mega masih menjadi milik Chairul Tanjung. Namanya kemudian digunakan sebagai nama perusahaan induk Chairul Tanjung untuk bidang finansial dan perbankan, yakni Mega Corp.
Melalui Mega Corp, bisnis Chairul Tanjung menggurita lewat sejumlah anak perusahaan, seperti Bank Mega, Allo bank, Mega Insurance, Mega Jiwa, Mega Auto Finance.
Tak hanya itu, Chairul Tanjung lewat CT Corp juga memiliki lini bisnis di bidang ekspor minyak kelapa sawit lewat perusahaan macam CT Agro dan CT Global Resources.
Chairul Tanjung juga punya jejak di maskapai penerbangan pelat merah, Garuda Indonesia. Melalui PT Trans Airways, Chairul Tanjung merupakan salah satu pemilik saham maskapai BUMN itu.
Menurut situs majalah bisnis Amerika Serikat, Forbes, Chairul Tanjung masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada akhir 2024 lalu. Total kekayaannya kala itu mencapai 5,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp86 triliun.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Masuk tirto.id


































