Menuju konten utama

Saat Chairul Tanjung Kerahkan Gurita Bisnisnya untuk Piala Dunia

CT mengerahkan sumber daya sejumlah perusahaannya untuk turut andil dalam momen Piala Dunia 2018.

Saat Chairul Tanjung Kerahkan Gurita Bisnisnya untuk Piala Dunia
Trofi Piala Dunia 2018 Russia. FOTO/FIFA.com

tirto.id - Wajah Chairul Tanjung terlihat sumringah di acara HUT Trans Media ke-16 pada Desember 2017. Ditemani pesulap kawakan Deddy Corbuzier, Chairul Tanjung atau biasa dipanggil CT ini punya kabar gembira bagi penggila bola di Tanah Air.

“Saya mengumumkan dengan bangga, bahwa Trans Media menjadi Licensed Broadcaster dari final Piala Dunia 2018,” kata pemilik CT Corp ini sambil berteriak, dan mengangkat bola yang ada di tangan kanannya.

Sontak, penonton riuh. Kembang api menyembur menghiasi panggung. Dengan pengumuman itu, para pecinta bola bisa menikmati gelaran Piala Dunia 2018 mulai dari 14 Juni hingga 15 Juli 2018 melalui Trans TV, Trans7, dan Tranvision.

Trans TV dan Trans 7 akan berstatus sebagai Licensed Broadcaster Television Piala Dunia 2018. Transvision berstatus sebagai Licensed Satellite Television untuk Piala Dunia 2018. Tentu saja, korporasi besar media seperti Trans Media yang memiliki lebih dari satu saluran TV akan diuntungkan karena biasanya pertandingan piala dunia ada yang berlangsung waktunya bersamaan. Bisnis televisi CT Corp ini tentu punya kapasitas.

Sebanyak 32 negara akan memperebutkan trofi piala dunia. Total pertandingan yang digelar di Rusia ini mencapai 64 pertandingan. Seluruh pertandingan akan digelar di 12 stadion yang tersebar di 11 kota berbeda.

Gelaran Piala Dunia memang menjadi ajang yang ditunggu-tunggu oleh para pecinta sepak bola di dunia, tak kecuali di Indonesia. Pada Piala Dunia 2010, rata-rata durasi menonton setiap orang adalah 34 menit per pertandingan.

Pertandingan Argentina vs Jerman meraih angka rating tertinggi di sepanjang gelaran Piala Dunia 2010, yakni 11,7 persen dan menarik 45 persen penonton. Saat partai final Belanda vs Spanyol, rating mencapai 6,3 persen dan ditonton 36,6 persen penonton.

Pada gelaran Piala Dunia 2014, durasi rata-rata penonton agak menurun menjadi 23 menit untuk setiap pertandingan. Menurunnya durasi menonton setiap orang pada Piala Dunia 2014 disebabkan waktu tayang yang bersamaan dengan bulan Puasa.

Imbasnya, rata-rata rating pertandingan mencapai 1,6 persen. Laga Argentina vs Belgia yang memiliki rating tertinggi hanya mencapai 6,5 persen, dan merebut sekitar 39 persen pemirsa yang aktif di jam tayang tersebut.

Rating penonton yang tinggi ini menjadi momentum yang tepat bagi para pelaku bisnis untuk lebih jor-joran beriklan. Tentunya, Trans Media selaku pemegang hak siar Piala Dunia akan menjadi pihak yang paling diuntungkan.

Berdasarkan data Nielsen, belanja iklan korporasi pada gelaran piala dunia biasanya melonjak ketimbang bulan-bulan normal. Pada Piala Dunia 2010, belanja iklan yang tayang pada laga Piala Dunia mencapai Rp695 miliar.

Kala itu, iklan produk korporasi menjadi pengiklan terbesar dengan total nilai belanja iklan mencapai Rp116,8 miliar. Disusul, iklan rokok sebesar Rp104,1 miliar, iklan telekomunikasi Rp85,3 miliar dan minuman kesehatan Rp64,9 miliar.

Belanja iklan pada Piala Dunia 2014 juga meningkat dari bulan-bulan normal. Hanya saja, nilainya agak kecil ketimbang Piala Dunia 2010, yakni Rp316 miliar. Anjloknya belanja iklan di antaranya disebabkan adanya larangan produk rokok untuk beriklan.

Iklan telekomunikasi menjadi penyumbang iklan tertinggi, yakni Rp80,4 miliar. Disusul iklan minuman kesehatan Rp56,7 miliar. Sumbangan iklan dari kedua sektor itu agak sedikit turun jika dibandingkan dengan iklan Piala Dunia 2010.

CT Corp tentu punya strategi agar pundi-pundi pendapatan yang diraup dari Piala Dunia dapat maksimal. Sebagai korporasi besar dengan gurita bisnis, meraih untung adalah target utama bagi CT Corp. Hak siar Piala Dunia 2018 yang didapat CT Corp dari FIFA tentu untuk mendapatkan keuntungan, apalagi meraih hak siar itu tidaklah gratis.

Sayangnya, nilai kontrak yang dibayar CT Corp tidak diumumkan. Namun bila melihat Piala Dunia 2014, nilai kontrak yang dibayar PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA)—selaku pemegang hak siar Piala Dunia 2014—kala itu mencapai Rp553 miliar.

Sejak pengumuman hak siar Piala Dunia 2018 dipegang Trans Media, perusahaan-perusahaan di bawah naungan CT Corp mengeluarkan sejumlah program menyambut Piala Dunia 2018. Misal, Trans Media menggelar sayembara Kampung Piala Dunia, atau menghias lingkungan rumah tinggal dengan tema piala dunia. Untuk sayembara tersebut, Trans Media menyiapkan hadiah lebih dari Rp500 juta.

Trans Media juga menggelar konser musik untuk menyemarakkan Piala Dunia 2018. Konser yang bertajuk ‘100 Hari Menuju Piala Dunia’ ini digelar pada Maret 2018, dan dimeriahkan sederet selebritas.

Gelaran piala dunia pastinya tidak lengkap apabila tidak ada nonton bareng (nobar). CT Corp juga tidak ketinggalan menggelar nobar. Rencananya, nobar akan dilakukan di toko-toko ritel milik CT Corp, di antaranya seperti Transmart, Coffee Beans, dan Wendy’s. Acara nobar skala besar juga akan berlangsung di Lapangan Sunburst, BSD, Tangerang Selatan. Lokasi nobar ini diduga sebagai bagian dari kawasan pengembangan Trans Property di bawah CT Corp.

"Puncaknya mulai perempat final, semi final, dan final, ada lapangan di BSD namanya lapangan Sunburst, luasnya lebih dari 20 hektare, itu diharapkan tidak kurang 1 juta penonton, akan menyaksikan final piala dunia di BSD nanti," kata CT dalam acara Konser 100 Hari Menuju Piala Dunia 2018.

Selain itu, CT Corp juga menggelar acara ‘Ayo Menggiring Bola’ di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya. Di Jakarta, sedikitnya 600 orang berpartisipasi menggiring bola dan ditemani dua bola raksasa.

infografik semarak piala dunia transcorp

Genjot Pendapatan di Luar Iklan

Piala Dunia 2018 juga menjadi ajang untuk menggenjot pendapatan perusahaan-perusahaan CT Corp, di luar media. Contoh, diskon 5 persen untuk produk merchandise piala dunia bagi nasabah Bank Mega Syariah di ritel-ritel CT Corp.

Penyedia jasa layanan TV berlangganan, Transvision juga menyediakan promo berlangganan gratis hingga 12 bulan secara langsung tanpa diundi. Untuk meraih promo ini, warga harus berlangganan terlebih dahulu Transvision.

Transmart Carrefour juga tidak ketinggalan untuk memeriahkan Piala Dunia 2018. Bersama Visa, Transmart menggelar undian nonton gratis Piala Dunia 2018 di Rusia. Undian ini sudah berlangsung dari 25 Februari hingga 30 April 2018.

Untuk dapat mengikuti undian berhadiah tersebut, masyarakat wajib berbelanja minimum Rp300.000 dengan kartu kredit Visa atau Carrefour Mega Card. Nantinya, pemilik kartu akan mendapatkan kupon undian.

Pada awal Maret 2018 lalu, dalam sesi wawancara dengan Deddy Corbuzier, Chairul Tanjung ditodong pertanyaan soal motivasinya menyiarkan piala dunia?

"Final piala dunia tontonan yang ditonton lebih dari separuh penduduk dunia, begitu juga ditonton separuh dari penduduk Indonesia," kilah CT.

"Kita tahu bahwa tiap final Piala Dunia, itu semua orang pasti menunggu di depan televisi...."

Akademisi Ilmu Ekonomi dari Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty menilai apa yang dilakukan CT Corp wajar dilakukan mengingat modal yang dikeluarkan mereka untuk meraih hak siar Piala Dunia 2018 juga tidak kecil.

“Tentunya jangan hanya mengandalkan iklan saja, sektor-sektor lainnya juga kalau memang pendapatannya bisa digenjot, kenapa tidak. Apalagi, sepakbola adalah olahraga yang populer di Indonesia,” tuturnya kepada Tirto.

Telisa meyakini potensi pendapatan yang bisa diraup CT Corp dari Piala Dunia 2018 ini akan cukup besar mengingat piala dunia memiliki multiplier effect. Untuk itu, antusias masyarakat terhadap piala dunia juga harus dijaga agar tetap tinggi. Chairul Tanjung dengan CT Corp-nya sangat lihai dalam upaya mengerahkan segala sumber dayanya untuk memaksimalkan pemasukan dari ingar bingar piala dunia 2018.

"Proses ini ada semacam tender, ada beauty contest, ya Alhamdulillah mungkin ya rezeki kita saja," kata CT saat ditanya soal cara mendapatkan lisensi hak siar piala dunia.

Baca juga artikel terkait PIALA DUNIA 2018 atau tulisan lainnya dari Ringkang Gumiwang

tirto.id - Marketing
Penulis: Ringkang Gumiwang
Editor: Suhendra