Menuju konten utama

Pagar Nusa Demo Depan KPI-Komdigi, Minta Hak Siar Trans7 Dicabut

Pagar Nusa menuntut negara mengambil langkah tegas terhadap Trans7 atas tayangan yang dinilai merendahkan martabat kiai dan pesantren.

Pagar Nusa Demo Depan KPI-Komdigi, Minta Hak Siar Trans7 Dicabut
Sejumlah aksi massa dari organisasi Pagar Nusa melakukan aksi unjuk rasa bertajuk 'Aksi Bela Kiai' di beberapa titik perkantoran di Jakarta pada Selasa (21/10/2025). foto/Istimewa

tirto.id - Aksi massa yang tergabung dalam organisasi Pagar Nusa menggelar aksi unjuk rasa bertajuk 'Aksi Bela Kiai' di beberapa titik perkantoran di Jakarta pada Selasa (21/10/2025). Massa Pagar Nusa memulai aksi unjuk rasa dari Aksi dimulai di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan berlanjut ke Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Dalam aksi tersebut, Pagar Nusa menuntut negara mengambil langkah tegas terhadap Trans7 atas tayangan yang dinilai merendahkan martabat kiai dan pesantren.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen (Gus Nabil), menyampaikan bahwa hak siaran Trans7 harus dicabut secara menyeluruh karena melecehkan kiai dan menjadi ancaman terhadap identitas bangsa.

“Kiai bukan hanya tokoh agama, tetapi penjaga akhlak bangsa. Jika negara diam, maka yang terganggu bukan hanya perasaan umat, tetapi kepribadian kebudayaan Indonesia,” kata Nabil saat orasi, sebagaimana dikutip dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (22/10/2025).

Tidak hanya menyuarakan orasi pencabutan hak siar Trans7, massa Pagar Nusa juga menyampaikan lima poin tuntutan kepada pemerintah, antara lain:

1. Pencabutan hak siar Trans7 secara total.

2. Pemulihan marwah kiai dan pesantren melalui siaran terbuka.

3. Evaluasi sistem penyiaran berbasis nilai kebudayaan bangsa.

4. Penguatan regulasi agar frekuensi publik tidak digunakan untuk konten provokatif.

5. Negara diminta hadir sebagai penjaga moral dan kebudayaan nasional.

Dalam pernyataannya, Nabil menambahkan bahwa Aksi Bela Kiai menjadi konsolidasi moral santri untuk menjaga frekuensi publik dari komersialisasi nilai agama dan kebudayaan. Pagar Nusa menegaskan siap mengawal kasus ini hingga keputusan negara diumumkan.

“Bela kiai berarti menjaga masa depan bangsa,” kata Gus Nabil.

Dalam aksi yang berlangsung, massa Pagar Nusa dikawal aparat keamanan dan berjalan tertib.

Menjelang akhir acara, suasana mencair dengan adu panco persahabatan antara pendekar Pagar Nusa dan anggota Sabhara sebagai simbol bahwa aksi ini berbasis adab, bukan permusuhan.

Baca juga artikel terkait AKSI DEMO atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Flash News
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Andrian Pratama Taher