tirto.id - Sejumlah kapal Global Sumud Flotilla dicegat dan dibajak pasukan Israel saat mendekati perairan Jalur Gaza pada 1 Oktober 2025 lalu. Simak apa itu Global Sumud Flotilla beserta keterangan kepemilikan dan jumlah kapal yang ikut berlayar.
Israel telah mencegat armada kapal yang membawa bantuan kemanusiaan. Sebanyak 13 kapal telah dicegat pada Rabu, 1 Oktober 2025, sementara 30 kapal lainnya masih menjauh dari kapal-kapal militer pasukan pendudukan dan berusaha mencapai pantai Gaza.
Mengutip Al Jazeera (1/10/2025), penyelenggara Global Sumud Flotilla melaporkan bahwa pasukan angkatan laut Israel menaiki beberapa kapal armada GSF sekitar 70 mil laut (130 km) dari pantai Gaza. Tak hanya itu, mereka juga memutus komunikasi dan mengganggu sinya saat armada tersebut mendekati daerah kantong yang diblokade tersebut.
Lalu, apa itu sebenarnya Global Sumud Flotilla hingga dicegat Israel dan berapa kapal yang ada dalam pelayaran tersebut? Simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Global Sumud Flotilla?
Global Sumud Flotilla (GSF) merupakan gerakan kemanusiaan yang dilakukan oleh relawan dan aktivis internasional terkait genosida di Palestina. Mengutip laman resmi GSF, mereka merupakan koalisi masyarakat biasa yang percaya pada martabat manusia dan kekuatan tindakan tanpa kekerasan.
Pada Juni 2025, mereka meluncurkan mobilisasi terkoordinasi global melalui darat, laut, dan udara. Kemudian, pada akhir Agustus 2025 lalu, mereka berlayar dari pelabuhan di Spanyol dan Italia sebelum berhenti di Yunani dan Tunisia dalam perjalanannya melintasi Mediterania.
Peserta gerakan itu menyebut bahwa mereka independen, internasional, dan tidak berafiliasi dengan pemerintah atau partai politik mana pun. Kesetiaan mereka adalah pada keadilan, kebebasan, dan kesucian hidup manusia, demikian yang tertulis di laman tersebut.
Melalui laman itu juga publik mengetahui bahwa peserta gerakan itu berasal dari Global Movement to Gaza, Freedom Flotilla Coalition, Maghreb Sumud Flotilla, dan Sumud Nusantara.
Global Movement to Gaza, sebelumnya dikenal dengan Global March to Gaza, merupakan sebuah gerakan akar rumput yang mengorganisasi aksi solidaritas global untuk mendukung Gaza dan mengakhiri pengepungan. Sementara itu, Freedom Flotilla Coalition merupakan koalisi yang mendukung semua upaya untuk mematahkan blokade Gaza.
Adapun Maghreb Sumud Flotilla, yang sebelumnya dikenal sebagai Sumud Convoy, merupakan misi solidaritas yang berbasis di Afrika Utara untuk menyalurkan bantuan dan dukungan kepada komunitas Palestina. Kemudian, Sumud Nusantara merupakan konvoi yang dipimpin rakyat dari Malaysia dan 8 negara lainnya yang terinspirasi oleh semangat sumud (ketahanan) Palestina. Tujuan Sumud Nusantara adalah untuk mematahkan blokade Gaza dan membangun kembali solidaritas Global Selatan.
Tujuan Pelayaran Global Sumud Flotilla
Sebagaimana gerakan kemanusiaan, GSF tentu memiliki misi. Misi utama aksi kemanusiaan ini adalah menuntut diakhirinya pengepungan serta pendudukan ilegal Israel di Gaza yang sudah berlangsung hampir dua dekade.
Tak hanya itu, mengutip ANTARA (30/9/2025), gerakan ini juga menekankan pentingnya perlindungan bagi warga sipil serta penegakan hukum internasional yang selama ini kerap diabaikan.
Di laman resmi GSF, mereka bahkan menyatakan bahwa mereka bersatu di bawah satu tujuan bersama: mematahkan pengepungan ilegal di Gaza melalui laut, membuka koridor kemanusiaan, serta mengakhiri genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.
Berapa Kapal yang Ada dalam Pelayaran Global Sumud Flotilla?
Banyak kapal dari berbagai negara yang ikut dalam gerakan GSF ini. Berdasarkan keterangan Al Jazeera, misi ini dimulai dengan lebih dari 50 kapal yang mewakili setidaknya 44 negara.
Kapal-kapal itu membawa ratusan relawan, aktivis, dan anggota parlemen. Di dalam kapal tersebut terdapat muatan kemanusiaan yang simbolis tapi signifikan. Di antaranya termasuk makanan, pasokan medis, dan kebutuhan pokok lainnya bagi penduduk Gaza yang kelaparan.
Pembaca yang ingin membaca artikel sejenis terkait konflik Palestina-Israel dapat mengakses tautan berikut ini.
Penulis: Umu Hana Amini
Editor: Wisnu Amri Hidayat
Masuk tirto.id







































