Menuju konten utama

Apa Itu Bencana Kelaparan yang Terjadi di Gaza, Apakah Fatal?

Temuan World Food Programme menjelaskan bahwa 470 ribu warga Gaza mengalami bencana kelaparan. Apa itu bencana kelaparan dan standar ketahanan pangan PBB?

Apa Itu Bencana Kelaparan yang Terjadi di Gaza, Apakah Fatal?
Warga Palestina berkerumun di titik distribusi sup miju-miju di Kota Gaza, Jalur Gaza utara, pada 27 Juli 2025. AFP/Omar AL-QATTAA

tirto.id - Krisis kelaparan yang terjadi di Jalur Gaza kini memasuki tahap baru setelah Badan bantuan pangan PBB atau Program Pangan Dunia menyebut daerah tersebut tengah menghadapi bencana kelaparan. Berikut adalah penjelasan apa itu bencana kelaparan atau catrastrophic hunger yang ada dalam klasifikasi Ketahanan Pangan Terpadu PBB.

Badan bantuan pangan PBB, World Food Programme(WFP), melaporkan, nyaris sepertiga warga Gaza “tidak makan selama berhari-hari”. WFP menyebut bahwa kebutuhan pangan di Gaza telah mencapai level yang mengkhawatirkan, dengan kisaran 90 ribu anak-anak dan wanita yang membutuhkan bantuan akibat malnutrisi.

Temuan terbaru WFP menunjukkan bahwa kurang lebih 470 ribu orang diperkirakan mengalami bencana kelaparan dalam standar Ketahanan Pangan Terpadu (IPC). Lalu, apa kaitannya klasifikasi Ketahanan Pangan Terpadu dengan bencana kelaparan di Gaza?

Klasifikasi Ketahanan Pangan Terpadu PBB

Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu atau Integrated Food Security Phase Classification (IPC) yang juga dikenal sebagai skala IPC adalah skala yang digunakan untuk menghitung ketahanan pangan, kerawanan pangan, dan malnutrisi akut.

Skala ini merupakan skala standar yang mengintegrasikan ketahanan pangan, nutrisi, dan informasi mata pencaharian ke dalam pernyataan tentang sifat dan keparahan krisis dan implikasi untuk respons strategis.

Berikut adalah daftar 5 fase IPC berkaitan tingkat kerawanan pangan di suatu wilayah:

1. IPC fase 1: Minimal/Tidak Ada

Lebih dari 80 persen rumah tangga dapat memenuhi kebutuhan makanan pokok dan non-makanan tanpa harus melakukan strategi penanggulangan yang merugikan dengan tingkat malnutrisi di bawah 5 persen.

2. IPC fase 2: Tertekan

Setidaknya 20 persen rumah tangga dalam satu wilayah mengalami kesenjangan konsumsi pangan atau hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar dengan menerapkan strategi penanggulangan yang tidak berkelanjutan dengan tingkat malnutrisi antara 5-9 persen.

3. IPC fase 3: Krisis Pangan

Setidaknya 20 persen rumah tangga dalam satu wilayah memiliki kesenjangan konsumsi makanan yang signifikan atau sedikit mampu memenuhi kebutuhan pangan minimum. Pangan hanya bisa didapat melalui strategi penanggulangan yang tidak dapat diubah seperti menjual aset mata pencaharian seperti ternak. Tingkat malnutrisi berkisar antara 10-14,9 persen.

4. IPC fase 4: Darurat

Setidaknya 20 persen rumah tangga menghadapi kesenjangan konsumsi makanan yang ekstrem yang mengakibatkan tingkat kekurangan gizi akut dan kematian berlebih yang sangat tinggi.

Tingkat malnutrisi berada di 15-29,9 persen hingga mulai adanya korban jiwa akibat kelaparan di 1-1.9 kematian per 10.000 orang per hari.

5. IPC fase 5: Bencana Kelaparan

Setidaknya 20 persen rumah tangga menghadapi kekurangan makanan atau kebutuhan dasar lainnya akibat runtuhnya sistem masyarakat akibat kelaparan.

Tingkat malnutrisi berada di atas 30 persen dengan tingkat kematian kasar berada di 2 kematian per 10.000 orang per hari.

Menurut laporan IPC pada September—Oktober 2024, sebanyak 1,84 juta orang yang menghadapi krisis (IPC fase 3) atau kondisi lebih buruk. Namun, hanya 6 persen warga gaza menghadapi kerawanan pangan IPC fase 5, angka terendah yang dilaporkan sejak awal serangan pada Oktober 2023.

Data WFP hingga saat ini menyebutkan, dari sebanyak 5,5 juta populasi di seluruh Palestina, 100% orang-orang di Gaza menghadapi tingkat kerawanan pangan yang akut. Sementara itu, 70.000 anak-anak di Gaza diperkirakan membutuhkan perawatan mendesak untuk kekurangan gizi akut.

Klasifikasi IPC menunjukkan bahwa 470.000 orang menghadapi kelaparan yang dahsyat. Seluruh penduduk Gaza mengalami kerawanan pangan akut.

Ada juga kekhawatiran yang mendalam atas meningkatnya kekerasan dan pembatasan gerakan di Tepi Barat yang sangat mengganggu pasar, mata pencaharian, dan ketahanan pangan. Lebih dari 40.000 orang telah mengungsi sejak pertengahan Januari 2025.

Bagi pembaca yang ingin mengakses artikel mengenai kelaparan di Gaza atau sejenis bisa mengakses tautan yang ada di sini.

Baca juga artikel terkait KELAPARAN DI GAZA atau tulisan lainnya dari Umu Hana Amini

tirto.id - Edusains
Kontributor: Umu Hana Amini
Penulis: Umu Hana Amini
Editor: Wisnu Amri Hidayat