tirto.id - Kelaparan di Jalur Gaza, Palestina, semakin mengkhawatirkan. Simak penyebab kelaparan yang sedang terjadi di Jalur Gaza, Palestina, dan isi laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang kondisi tersebut.
Sejak Israel memberlakuan blokade penuh pada 2 Maret 2025, bantuan berupa makanan pokok, obat-obatan, hingga bahan bakar sulit masuk ke Gaza Palestina. Blokade dilakukan oleh Israel untuk menekan Hamas agar segera membebaskan sandera.
Blokade yang berlanjut menyebabkan kelangkaan dan lonjakan harga bahan pangan yang drastis. Akibatnya, warga Gaza semakin kesulitan memenuhi kebutuhan pokok, kekurangan makanan dan mengalami malnutrisi.
Kelompok Hak Asasi Manusia menyebut blokade Israel adalah bagian dari taktik kelaparan bagi warga Gaza Palestina dan dianggap sebagai kejahatan perang.
Laporan Terbaru PBB tentang Kelaparan di Gaza Palestina
Berdasarkan data terbaru World Health Organization (WHO) per 27 Juli 2025, angka malnutrisi atau kekurangan gizi akibat kelaparan berkepanjangan di Gaza mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
Tercatat, dari 74 kematian terkait malnutrisi pada tahun 2025 yang terjadi di Gaza, 63 terjadi pada bulan Juli 2025. Jumlah tersebut terdiri dari 24 balita, seorang anak di atas lima tahun, dan 38 orang dewasa.
Sebagian besar dinyatakan meninggal saat tiba di fasilitas kesehatan atau meninggal tak lama setelahnya, dengan tubuh yang mengalami penurunan berat badan.
Melansir laman resmi Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), banyak anak-anak yang mengalami malnutrisi di Gaza karena kekurangan ketersediaan jenis makanan. Hal ini disampaikan oleh Dr. Osama Qudeih, Dokter Pediatri di Klinik Al Aqsa B di Al-Mawassi, Gaza Selatan.
“Kasus malnutrisi terutama terjadi pada anak-anak di bawah usia dua tahun dengan penyebab utama berupa melemahnya sistem kekebalan tubuh mereka. Hal ini pula disebabkan oleh kurangnya (defisiensi) berbagai ketersediaan jenis makanan,” ujar Dr. Osama Qudeih pada Senin (5/5/2025).

Bukan hanya kelaparan yang membunuh banyak orang, tetapi juga pencarian makanan yang putus asa. Banyak warga Gaza yang terpaksa mempertaruhkan nyawa demi mendapat antrean makanan dalam kondisi yang berbahaya dan kacau.
Sejak 27 Mei 2025, lebih dari 1.060 orang telah tewas dan 7.200 orang terluka saat mencoba mengakses makanan.
Akibat kondisi kelaparan yang semakin mengkhawatirkan, WHO menyerukan upaya mendesak dan berkelanjutan untuk membuka Jalur Gaza dengan beragam makanan bergizi, dan mempercepat pengiriman pasokan makanan bagi anak-anak dan kelompok rentan, serta obat-obatan dan perlengkapan penting. Hal ini untuk mendukung pemulihan dan mencegah kerusakan lebih lanjut di Gaza, Palestina.
Menanggapi hal tersebut, Israel melakukan ‘tactical pause’ atau membuka blokade harian sementara di beberapa wilayah Gaza yang dilanda kelaparan.
Laporan Al-Jazeera menyebutkan, militer Israel telah memulai penangguhan taktis operasi militer untuk tujuan kemanusiaan di al-Mawasi, Deir el-Balah, dan Kota Gaza mulai pukul 10.00 (07.00 GMT) hingga 20.00 waktu setempat. Gencatan senjata tersebut dilakukan setiap hari hingga pemberitahuan lebih lanjut, dimulai pada hari Minggu (27/7/2025).
Jeda serangan dilakukan setelah eselon politik Israel memerintahkan militer untuk melakukannya menyusul seruan dari kabinet keamanan perdana menteri Israel.
Militer juga mengatakan akan menetapkan rute aman untuk membantu lembaga-lembaga bantuan mengirimkan makanan dan pasokan lainnya kepada warga di Gaza Palestina. Pada jeda tersebut, Israel mengizinkan lebih banyak truk memasuki Gaza dengan izin dan persetujuan yang lebih cepat.
Adanya jeda serangan akan dimanfaatkan oleh World Food Programme (WPF) untuk mengadakan pergerakan konvoi PBB yang aman dalam mengirimkan pasokan makanan darurat dan bantuan lainnya kepada masyarakat di Gaza.
Mengutip unggahan WPS di media sosial X, WFP mengirim bantuan makanan di wilayah Gaza untuk populasi 2,1 juta orang hingga dapat dimanfaatkan selama hampir tiga bulan.
Pembaca juga dapat mnegakses info terbaru tentang kelaparan di Gaza, Palestina melalui artikel yang telah dirilis oleh Tirto.id dalam tautan di bawah ini:
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo
Masuk tirto.id







































