tirto.id - Seorang bocah Gaza bernama Yezen Abu Ful jadi sorotan publik usai fotonya yang menunjukkan kondisi tubuh ringkih dengan tulang berbalut kulit, viral. Anak laki-laki berusia 2 tahun itu, bersama anak-anak lain yang fotonya terangkat di media sosial, kini menjadi simbol krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza akibat blokade Israel sejak Oktober 2023.
Menurut pernyataan dari tim medis setempat, Yezen adalah satu dari sekitar 70.000 anak di Gaza yang menderita malnutrisi akut. Berat badannya jauh di bawah standar.
Kementerian Kesehatan Gaza pada Minggu (27/7/2025) melaporkan bahwa terdapat terdapat 133 kematian akibat malnutrisi dan kelaparan di Gaza usai serangan Israel sejak Oktober 2023 hingga kini. Tercatat, 87 diantaranya merupakan anak-anak.
Israel memang melakukan blokade, termasuk untuk pengiriman bantuan kemanusiaan. Akibatnya, warga Gaza mengalami krisis pangan luar biasa. Tak hanya itu, Israel juga menjadikan infrastruktur dan fasilitas pelayanan sebagai target sasaran. Akibatnya, warga Gaza mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses makanan, air bersih, hingga layanan kesehatan.
Dalam bencana kelaparan Gaza yang meningkat sejak blokade Israel atas bantuan ke Gaza sejak awal Maret, sekitar 2,2 juta warga Gaza mengalami kelaparan ekstrem. Ini menyebabkan gizi buruk pada anak-anak dan bayi.
Kondisi tersebut memicu kekhawatiran global. Banyak negara lain seperti Inggris, Prancis, dan Kanada, yang mengecam tindakan keji Israel yang menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza.
Sosok Yezen Abu Ful yang Fotonya Viral Terkait Kelaparan Gaza
Yezen Abu Ful adalah seorang anak laki-laki Palestina yang tinggal di Jalur Gaza. Saat ini, wilayah tersebut tengah mengalami kondisi darurat akibat agresi militer yang menyasar hampir seluruh aspek kehidupan warga sipil Gaza.
Foto Yezen Abu Ful yang diunggah oleh fotografer Ali Jadallah/Anadolu ke akun Instagramnya pada Minggu (28/7) menggambarkan kondisi seperti apa yang terjadi di Gaza. Yezen Abu Ful dipotret dalam kondisi dipeluk sang ibu. Tulang-tulangnya tampak menonjol di balik kulit yang tipis.
Ali Jadallah, sang fotografer, menyebutkan, "Yezen Abu Ful, penduduk Palestina berusia 2 tahun, yang kesehatannya memburuk akibat kurangnya akses terhadap makanan dan suplemen gizi, terlihat bersama ibunya di Kamp Pengungsi Al-Shati di Jalur Gaza pada 24 Juli 2025."
"Kekurangan pangan akibat serangan Israel dan krisis kemanusiaan yang semakin dalam mengancam nyawa Yezen Abu Ful, bocah 2 tahun. Hidup dalam kondisi yang sulit di Kamp Pengungsi Al-Shati di bagian barat Kota Gaza, keluarga Abu Ful telah mengajukan permohonan bantuan untuk anak mereka yang sedang berjuang," tambah Ali Jadallah.
Dalam foto lain Yezen Abu Ful yang diambil oleh Ahmed Jihad Ibrahim Al-arini/Anadolu, terlihat sang bocah berusia 2 tahun tersebut begitu rentan. Foto ini diambil lebih lama lagi, yaitu pada 13 Juli. Captionnya menyebutkan, "Yezen Abu Ful, bocah berusia dua tahun, terus mengalami penurunan berat badan karena kondisinya yang memburuk akibat kekurangan pangan yang parah akibat blokade dan serangan Israel, di Kota Gaza, Gaza."
Yezen Abu Ful hanyalah salah satu dari banyak anak Gaza yang mengalami malnutrisi. Foto-foto mereka yang beredar di media sosial adalah gambaran nyata mengenai krisis kemanusiaan di Gaza. Bahkan, Yezen juga digambarkan sebagai tanda "krisis kelaparan yang disengaja" akibat pengepungan berkepanjangan di wilayah tersebut.
Reaksi Global Soal Kelaparan di Gaza
Blokade masif yang dilakukan Israel terhadap seluruh akses bantuan kemanusian ke wilayah Gaza menuai kecaman keras dari publik global, termasuk sejumlah pemimpin dunia.
Banyak tokoh dunia hingga aktivis kemanusiaan yang menyerukan agar Israel menghentikan blokade dan memberikan akses tanpa hambatan apapun untuk pemberian bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza.
Kecaman terhadap blokade Israel juga meluap di media sosial hingga munculnya tagar #SaveGazaChildren dan #YezenAbuFul.
Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengecam 'ketidakpedulian dan ketidakaktifan' para pemimpin dunia terhadap peristiwa pembantaian di Gaza. Organisasi tersebut kemudian menyerukan penghentian blokade keji yang dilakukan Israel guna menghentikan krisis kemanusiaan yang terlalu berkepanjangan di wilayah Gaza.
Setelah menuai banyak kecaman publik dunia, Israel kemudian mengumumkan 'jeda taktis' di 3 wilayah Gaza pada Minggu, 27 Juli 2025 waktu setempat. Kebijakan tersebut memungkinkan bantuan memasuki wilayah Gaza.
Selain itu, penghentian sementara itu juga akan membuat militer membuka koridor untuk memfasilitasi pengiriman bantuan oleh PBB dan badan-badan lainnya.
Namun, berbagai organisasi kemanusiaan menilai kebijakan “jeda taktis” yang diumumkan Israel masih belum cukup untuk mengatasi dampak kelaparan yang sudah meluas.
Mereka menekankan bahwa bantuan kemanusiaan harus diberikan secara konsisten dan tanpa hambatan. Ini penting untuk mencegah lebih banyak anak seperti Yezen Abu Ful menjadi korban dari krisis yang terus memburuk di Gaza.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Fitra Firdaus
Masuk tirto.id


































