tirto.id - Wacana penerapan metode Deep Learning dalam sistem pembelajaran Indonesia tengah menjadi perhatian publik. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Menteri Abdul Mu’ti memberi sinyal untuk mengkaji ulang Kurikulum Merdeka dan mengadopsi pendekatan baru ini.
Meskipun disebut-sebut sebagai pengganti kurikulum, deep learningsejatinya bukanlah kurikulum tersendiri, melainkan pendekatan belajar yang lebih mendalam.
Metode ini mencakup tiga elemen utama, Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning. Ketiganya bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan aktif siswa serta menciptakan pengalaman belajar yang lebih mengasyikan.
Penerapan pendekatan deep learning dirancang untuk memperhatikan keunikan dan potensi setiap siswa. Dengan metode ini, peserta didik tidak hanya dituntut menghafal, tetapi juga memahami materi secara kontekstual dan aplikatif. Lantas, bagaimana dimensi profil pada lulusan pembelajaran deep learning?
8 Dimensi Profil Lulusan Deep Learning
Delapan dimensi dalam profil lulusan deep learning mencerminkan karakter dan kompetensi esensial yang ingin dibentuk melalui proses pembelajaran yang mendalam, reflektif, dan bermakna.
Dimensi ini bertujuan untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional, sosial, dan spiritual.
Masing-masing dimensi saling melengkapi dalam membentuk lulusan yang utuh, adaptif, dan siap menghadapi tantangan kehidupan maupun dunia kerja secara berkelanjutan.
Adapun, kedelapan dimensi tersebut ialah sebagai berikut:
1. Dimensi Keimanan dan Ketakwaan
Dimensi ini menekankan pentingnya keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan penerapan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah membentuk lulusan yang memiliki keimanan yang kuat, serta menjunjung tinggi moral dan etika dalam setiap aspek kehidupan.
2. Dimensi Kewargaan
Fokus dari dimensi ini adalah membentuk lulusan yang cinta tanah air, patuh terhadap norma dan aturan sosial, serta memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. Lulusan juga diharapkan berperan aktif dalam menangani persoalan sosial dan menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
3. Dimensi Penalaran Kritis
Lulusan diharapkan memiliki kemampuan berpikir yang logis, analitis, dan reflektif untuk memahami, mengevaluasi, dan memproses informasi. Dimensi ini mendukung pengambilan keputusan dan pemecahan masalah secara rasional dan mendalam.
4. Dimensi Kreativitas
Dimensi ini menargetkan lulusan yang dapat berpikir inovatif, fleksibel, dan orisinal dalam mengembangkan ide dan informasi untuk menghasilkan solusi yang bermanfaat serta bernilai tambah bagi masyarakat.
5. Dimensi Kolaborasi
Lulusan harus memiliki kemampuan bekerja sama secara sinergis dengan orang lain, berbagi peran dan tanggung jawab, serta mengedepankan semangat gotong royong dalam mencapai tujuan bersama.
6. Dimensi Kemandirian
Dimensi ini mencakup kemampuan lulusan untuk mengelola proses belajarnya sendiri secara bertanggung jawab. Lulusan diharapkan mampu mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, serta menyelesaikan tugas secara mandiri tanpa bergantung pada bantuan orang lain.
7. Dimensi Kesehatan
Lulusan perlu memiliki kebiasaan hidup sehat yang mencerminkan keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental. Dimensi ini mendukung terwujudnya individu yang bugar, prima, dan memiliki kesejahteraan lahir maupun batin.
8. Dimensi Komunikasi
Lulusan diharapkan mampu menyampaikan ide dan informasi dengan jelas serta menjalin interaksi yang efektif dalam berbagai konteks. Kemampuan berkomunikasi secara intrapersonal maupun interpersonal menjadi aspek penting dalam kehidupan sosial dan profesional.
Penulis: Yulita Putri
Editor: Indyra Yasmin
Masuk tirto.id







































