tirto.id - Amanat pembina upacara tentang moral dan etika antara guru dengan muridnya menjadi suatu bahasan penting. Sejumlah nilai yang disepakati berjalan dalam lingkup sosial, khususnya tentang hal positif, dibutuhkan untuk kenyamanan bersama.
Berhubungan dengan etika dan moral, belakangan ini sempat terjadi kasus kekerasan seksual terhadap murid di daerah Gorontalo, Sulawesi Utara. Guru berinisial DH (57) menjadi tersangka utama dalam perkara tersebut.
Mengutip Antara, Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA, pada Selasa (1/10/2024), menjelaskan pelaku dewasa harus bertanggung jawab dan menyelesaikan kasus di ranah hukum.
Kejadian ini muncul lantaran guru merasa mempunyai relasi kuasa. Adapun anak yang menjadi korban menuruti keinginan DH karena tipu muslihat. Berkaca dari peristiwa pelanggaran etika maupun moral tersebut, kita sebaiknya mengingatkan lebih sering lagi terkait perilaku yang baik. Kendati dua hal ini tidak tertulis, sudah sepatutnya manusia memilah apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Contoh Amanat Pembina Upacara: Moral dan Etika antara Guru dan Murid
Etika merupakan suatu konsep tindakan dalam kehidupan sosial yang turun-temurun dijalankan sebagai tradisi. Adapun nilai-nilai yang diajarkan lewat etika mencakup kebaikan, kebenaran, dan tindakan yang sesuai untuk diterapkan dalam lingkungan sosial tertentu.
Sementara moral adalah konsep baik dan buruk tingkah laku secara umum. Mulai dari cara seseorang melakukan tindakan, kewajiban, bersikap, dan lain-lain.
Berikut ini amanat pembina upacara tentang moral serta etika antara guru dan murid.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat pagi untuk kita semua
Kepada Yang terhormat, Bapak/Ibu Guru
Kepada Yang Terhormat seluruh pegawai sekolah
Dan yang saya sayangi, murid-murid sekalian
Sebagai permulaan, mari bersama-sama kita ucapkan puji syukur kepada Allah SWT. Berkat diri-Nya, kita sekarang bisa melaksanakan upacara bendera dengan tubuh yang sehat.
Berhubungan dengan tingkah laku manusia, kita semua tahu tentang etika dan moral yang seharusnya dijaga dan diterapkan oleh seluruh masyarakat. Begitu juga dengan kita yang sekarang berada di sekolah, guru dan murid sudah sepatutnya menerapkan etika dan moral yang baik serta sesuai.
Etika ini sendiri berarti konsep yang baik dan perlu dilakukan oleh setiap insan terhadap individu lain. Dengan adanya etika, seseorang bisa berperilaku baik dan tidak melanggar hak-hak ataupun kenyamanan orang lain. Begitu pula dengan moral yang membedakan baik dan buruk perilaku seseorang, kita perlu menerapkan ini kepada siapapun.
Berhubungan dengan perilaku, saya baru mendengar kabar mengenai seorang murid yang mengalami kekerasan seksual. Siapa yang menyangka bahwa pelaku utama dalam kasus tersebut merupakan gurunya sendiri? Menurut saya, tindakan ini bukan hanya melanggar etika dan moral, namun juga mencoreng identitas pendidik.
Bukan bermaksud menjadikannya sebagai gambaran umum atau menggeneralisasi, tapi kejadian ini terbilang cukup nahas bagi korban. Guru yang seharusnya membimbing, memberikan pengetahuan, dan menjadi panutan, malah bertindak tak berperikemanusiaan. Kasus ini sekiranya perlu diperhatikan oleh seluruh guru, agar kejadian serupa tidak muncul kembali.
Sebagai guru, kita harus menjaga diri dari berbagai hal negatif. Kemudian memberikan contoh tindakan yang baik kepada peserta didik agar mereka tidak salah jalan. Anda sebagai pengajar tentunya harus memberikan yang terbaik, termasuk soal berperilaku. Penerapan contoh yang baik, pasti bisa memunculkan tindakan positif.
Guru tidak hanya dituntut untuk mengajar dan memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga harus menjadi teladan dalam bersikap dan bertindak. Guru harus bersikap adil, memahami setiap karakter siswa, serta mengajar dengan kasih sayang dan penuh kesabaran. Guru harus dapat mendidik bukan hanya pikiran, tetapi juga hati dan jiwa para siswa.
Bukan hanya guru, peserta didik juga perlu tahu mengenai etika dan moral sebagai tindakan mereka sehari-hari. Hormati guru sebagaimana mestinya dan jangan takut untuk mengungkapkan kendala-kendala pembelajaran. Seandainya dirasa ada sesuatu yang salah dari pihak guru, Anda bebas mengekspresikannya, namun dengan cara yang sopan. Jika itu sudah termasuk pelanggaran hukum, misalnya seperti kasus di Gorontalo, Anda bisa segera melaporkannya.
Anak-anakku sekalian, mari kita ingat bahwa moral dan etika adalah cerminan dari budi pekerti yang luhur. Ketika kita saling menghormati dan menjaga etika dalam setiap interaksi, suasana sekolah akan menjadi tempat yang nyaman untuk belajar dan berkembang. Jika hubungan antara guru dan murid penuh dengan rasa hormat, maka akan tercipta lingkungan pendidikan yang positif dan saling mendukung.
Jangan pernah merasa bahwa menghormati guru adalah sesuatu yang kuno. Justru, menghormati guru adalah cermin dari nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang harus kita pertahankan. Demikian pula bagi guru, memberikan perhatian yang tulus dan menghargai potensi setiap siswa adalah bentuk nyata dari dedikasi dalam mendidik generasi penerus bangsa.
Anak-anakku yang saya cintai, mari kita terus menjaga hubungan yang baik ini. Mari kita ciptakan lingkungan sekolah yang saling menghargai, saling menghormati, dan penuh dengan kebaikan. Semoga dengan demikian, kita semua bisa tumbuh menjadi pribadi yang memiliki ilmu, budi pekerti luhur, dan mampu membawa manfaat bagi bangsa dan negara.
Hal-hal positif dari etika dan moral sudah sepatutnya kita sama-sama pegang teguh sebagai warga sekolah ini. Saya percaya, jika setiap orang menjalankannya secara betul, maka kejadian demoralisasi tidak akan muncul. Oleh sebab itu, saya ingin mengajak Anda semua untuk saling menghormati, melakukan tindakan yang baik, dan tidak melanggar etika ataupun moral yang berlaku.
Sekian amanat yang dapat saya sampaikan lewat pembinaan kali ini. Mohon maaf seandainya ada kata-kata yang salah maupun kurang berkenan.
Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani