Menuju konten utama

Arti Demoralisasi, Dampak, dan Contohnya di Masyarakat

Apa itu demoralisasi? Simak penjelasan lengkap tentang arti demoralisasi, dampak, hingga penyebab dan contohnya di masyarakat.

Arti Demoralisasi, Dampak, dan Contohnya di Masyarakat
Ilustrasi Tawuran pelajar. FOTO/Istimewa

tirto.id - Saat individu atau kelompok mengalami kemerosotan dalam pengalaman bermoral, ketika bersikap maupun bertindak, terjadi proses yang disebut demoralisasi.

Moral menurun karena sikap dan perilaku individu atau kelompok tak lagi sejalan dengan norma sosial dan nilai-nilai lain yang berlaku di masyarakat.

Pada kondisi ini, moral tidak lagi menjadi pijakan dalam bertindak. Itu sebabnya individu yang mengalami demoralisasi dianggap tidak beradab, tidak sopan, atau tak berakhlak.

Apa Itu Demoralisasi?

Secara bahasa, arti demoralisasi adalah kerusakan moral atau kemerosotan akhlak. Arti ini tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Adapun dari segi terminologis, arti demoralisasi adalah kondisi ketika terjadi penurunan kepatuhan pada nilai-nilai moral dan norma dalam suatu masyarakat.

Singkatnya, pengertian demoralisasi adalah menurun atau merosotnya akhlak atau moral seseorang maupun kelompok.

Bisa disimpulkan, demoralisasi merupakan kondisi yang terjadi dalam masyarakat ketika standar moral merosot, baik di lingkup kecil maupun besar. Istilah lain yang kerap dipakai untuk menggambarkan demoralisasi adalah dekadensi moral.

Maka itu, saat banyak orang terpengaruh oleh globalisasi dan budaya asing sehingga tak mengindahkan lagi nilai-nilai moral yang lama hidup di Indonesia, sejumlah orang lantas melabeli situasi itu sebagai 'demoralisasi bangsa'.

Perlu dipahami pula arti dari kata 'moral' atau 'moralitas'. Menukil dari Etika Pendidikan: Keluarga, Sekolah dan Masyarakat (2016) karya Abdullah Idi, moralitas atau sifat moral merupakan seperangkat nilai yang menjadi ukuran baik dan buruk.

Suatu tindakan seseorang dianggap bermoral apabila selaras dengan nilai-nilai baik dan buruk yang berlaku dalam masyarakatnya (kelompok sosialnya).

Ketika satu individu atau lebih dalam masyarakat tidak lagi mengindahkan nilai-nilai baik dan buruk yang sudah berlaku sebagai norma, berarti terjadi proses demoralisasi.

Penyebab Demoralisasi

Di antara ciri demoralisasi dalam masyarakat adalah lemahnya batasan antara nilai-nilai kebaikan dan keburukan, rendahnya rasa hormat, hingga lunturnya budaya kesopanan.

Penurunan etos kerja, rendahnya tanggung jawab, meningkatnya kriminalitas dan tindak kejahatan, maraknya korupsi, menjamurnya kekerasan serta konflik juga termasuk dalam daftar ciri demoralisasi dalam masyarakat.

Lantas, bagaimana demoralisasi bisa terjadi? Kemunduran standar moral dalam fenomena demoralisasi terjadi bukan tanpa sebab.

Ada berbagai faktor penyebab demoralisasi. Berikut ini beberapa penyebab demoralisasi yang terjadi di masyarakat, di antaranya sebagai berikut:

1. Konflik dan perang

Konflik dengan kekerasan dan perang sering kali menjadi alasan banyak orang untuk tak lagi menghormati nilai-nilai moral. Dengan alasan bahaya atau ancaman besar terhadap keselamatan pribadi maupun kelompok, orang-orang bisa melakukan tindakan kejahatan.

Tindakan tidak bermoral, seperti merampas harta orang atau bahkan melenyapkan nyawa manusia bahkan bisa saja dibenarkan. Di situasi seperti, demoralisasi terjadi pada tingkat ekstrem.

2. Krisis ekonomi

Kerentanan ekonomi bisa menjadi dorongan bagi individu untuk mengalami demoralisasi. Situasi tersebut membuat individu merasa tidak tercukupi kebutuhannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga melakukan kegiatan diluar dari nilai dan norma masyarakat seperti mencuri.

3. Jumlah penduduk terlalu banyak

Jumalah penduduk yang banyak dibarengi dengan peluang lapangan kerja terbatas, akan membuat banyak orang kesulitan mendapat pekerjaan. Hal ini dapat menyebabkan frustasi dan demoralisasi.

4. Pemerintahan yang buruk

Pemicu demoralisasi juga dapat disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang buruk. Kebijakan pemerintah yang mengesampingkan kepentingan dan abai terhadap kebutuhan masyarakat berpotensi meningkatkan perilaku demoralisasi.

5. Tingkat kemiskinan tinggi

Ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar dapat menjadi pemicu untuk melakukan kriminalitas. Gelombang kriminalitas ini pada akhirnya memicu proses demoralisasi.

6. Penurunan kualitas penegakan hukum

Penegak hukum memiliki peran penting dalam menyelesaikan persoalan hukum di masyarakat. Atas mandat tersebut, masyarakat menaruh kepercayaan yang besar. pabila penegak hukum tidak dapat menjalankan tugasnya, tentu dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum dan menyebabkan demoralisasi.

7. Pengaruh budaya luar

Pengaruh budaya dari luar juga dapat membuat nilai-nilai moral lama di suatu kelompok masyarakat tidak lagi dihormati. Dalam konteks Indonesia, globalisasi sering disalahkan sebagai penyebab demoralisasi karena membawa pengaruh budaya asing yang deras.

8. Rendahnya kualitas pendidikan

Pendidikan, baik dengan materi sains maupun agama, dapat memengaruhi kualitas sikap dan pribadi. Melalui pendidikan, sikap bermoral pun dapat dibentuk. Di Indonesia, fungsi pendidikan ini disebut sebagai pembentuk karakter.

Jika pendidikan berkualitas rendah, apalagi jika tidak dapat diakses, moralitas masyarakat pun bisa menurun. Namun, pendidikan yang membentuk moral tidak selalu harus berupa sekolah formal karena sering kali ia juga tumbuh dalam budaya masyarakat dan keluarga.

Dampak Demoralisasi

Demoralisasi bisa membawa dampak besar terhadap tatanan sosial dan budaya di suatu masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak negatif demoralisasi yang dapat terjadi:

1. Kekacauan di masyarakat

Kepatuhan terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat selama ini mendukung tatanan sosial. Demoralisasi membuat kepatuhan itu luntur. Akibatnya, kekacauan sosial di masyarakat bisa terjadi. Saat banyak orang tidak lagi mengindahkan nilai-nilai moral, ikatan sosial dalam masyarakat pun melonggar. Akibatnya, situasi sosial menjadi kacau.

2. Kriminalitas dan pelanggaran hukum makin tinggi

Individu yang terdampak demoralisasi cenderung melakukan aktivitas kriminimal seperti pembunuhan, perampokan, pencurian, penipuan karena kehilangan pandangan nilai moral dan etika. Kriminalitas yang marak di lingkungan masyarakat merupakan dampak adanya demoralisasi.

Pelanggaran hukum di tingkat elite juga bisa menjamur akibat demoralisasi. Contohnya adalah korupsi yang marak ketika para pejabat sudah mengabaikan moralitas. Korupsi anggaran negara sama saja dengan mencuri uang masyarakat. Selain melanggar hukum, korupsi juga bentuk tindakan yang tidak bermoral.

3. Maraknya kerusuhan dan tindak perusakan

Tindakan merusak fasilitas umum dan aksi anarkis lainnya dapat terjadi sebagai ekspresi ketidakpuasan atas tatanan sosial yang ada. Namun, situasi ini juga menandakan adanya fenomena demoralisasi, saat nilai-nilai moral yang dulu dipegang mulai diempaskan.

4. Konflik sosial meluas

Merosotnya moral dapat memicu munculnya konflik sosial baik vertikal ataupun horizontal di masyarakat. Konflik sosial ini terjadi sebab hilangnya nilai-nilai sosial yang sebelumnya menjadi pengikat atau hubungan anta-individu dan kelompok di masyarakat.

5. Meningkatnya pelanggaran hukum

Demoralisasi menjadikan seseorang kehilangan sikap-sikap baiknya. Sehingga tindakan pelanggaran hukum, seperti korupsi atau merampas hak orang lain menjadi sesuatu yang biasa dan dianggap wajar.

6. Maraknya pemakai dan pengedar narkoba

Demoralisasi dapat berdampak signifikan pada meningkatnya penggunaan narkoba. Saat demoralisasi terjadi, individu akan melakukan pelarian yang tanpa sadar dapat merusak kesehatannya dan mengabaikan norma-norma sosial yang berlaku.

Contoh Demoralisasi

Ada banyak sekali contoh demoralisasi dalam masyarakat. Meski contoh demoralisasi di kalangan remaja sering dicontohkan, fenomena dekadensi moral sebenarnya terjadi pula di orang-orang dewasa. Berikut sebagian contoh demoralisasi:

1. Bullying

Aksi perundungan (bullying) dalam kehidupan nyata maupun media sosial terjadi karena seseorang kebablasan dalam bertindak atau berkomentar dan abai dengan kesopanan kepada sesama. Perilaku bullying bertentangan dengan norma sosial di masyarakat. Maka itu, maraknya bullying menjadi contoh demoralisasi.

2. Penipuan

Belakangan, banyak sekali fenomena penipuan yang terjadi di media sosial dengan berbagai motif. Fenomena penipuan ini dapat dikatakan sebagai demoralisasi dari sikap kejujuruan yang ada di masyarakat.

3. Tawuran

Tindakan kekerasan seperti tawuran yang marak dan melibatkan pelajar, pemuda, bahkan mahasiswa merupakan salah satu contoh demoraliasi. Ketika nilai-nilai moral tentang cara menghormati sesama manusia sudah diabaikan, penggunaan kekerasan seperti saat aksi tawuran pun dibenarkan.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN MORAL atau tulisan lainnya dari Sarah Rahma Agustin

tirto.id - Edusains
Kontributor: Sarah Rahma Agustin
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Addi M Idhom