tirto.id - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, merespons soal kabar mengenai penggantian Kurikulum Merdeka ke Kurikulum Deep Learning. Dia menyebut, deep learning bukan sebuah kurikulum, melainkan sebuah pendekatan.
“Deep learning itu pendekatan belajar, bukan kurikulum, agak susah ya menjelaskannya,” kata Mu’ti di Gedung Kemendikbud Ristek, Jakarta Pusat pada Kamis (14/11/2024).
Mu’ti kemudian menjelaskan konsep deep learning yang disebutnya sebagai pendekatan tersebut. Dia mengatakan, hal ini nantinya akan membawa siswa pada pendalaman suatu ilmu. Sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Deep learning itu kan pembelajaran di mana seseorang belajar tidak sekadar mengumpulkan fakta-fakta, mengetahui sesuatu, tapi mendalami suatu ilmu dan bisa mengkonteksualisasikannya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, itu namanya deep learning,” jelas dia.
Mu’ti mengatakan pihaknya masih harus mengkaji konsep deep learning yang rencananya akan diterapkan. Sehingga, menurut dia, perlu dilakukan pelatihan-pelatihan terlebih dahulu.
“Jadi tunggu saja, kami juga masih akan terus mengkaji dan kemungkinan penerapannya juga kan sebagai pendekatan baru yang memang harus melibatkan pelatihan-pelatihan. Nanti harus ada pelatihan dulu tentang deep learning, tentang mindful learning,meaningful, dan joyful,” kata dia.
Saat ditanya apakah kurikulum akan diganti, Abdul Mu’ti membantah. Menurut dia, berkaitan dengan kurikulum masih melalui proses pengkajian.
“Enggak [diganti], belum ada begitu, masih dalam proses perkajian, belum ada kesimpulan berkaitan dengan kurikulumu,” ujarnya.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Irfan Teguh Pribadi