tirto.id - Selama perjalanan karier saya di dua perusahaan rintisan, saya kerap mengamati perusahaan tidak mendapatkan kandidat sesuai kualitas yang diharapkan.
Saat ini saya bekerja di perusahaan rintisan yang berlokasi di Malaysia bernama iPrice. Sebagai perusahaan rintisan yang masih beranggotakan 100 orang lebih, kami memiliki lebih dari 20 lowongan dan berencana terus membuka lebih banyak lagi. Bisa dibayangkan perusahaan-perusahaan dengan skala lebih besar, pasti membutuhkan lebih banyak tenaga baru untuk bergabung.
Kasus di atas bisa menjelaskan bahwa ada gap antara lulusan universitas saat ini dan ekspektasi perusahaan yang semakin tinggi terhadap tenaga kerja yang ingin mereka jaring.
Dari pengalaman saya mendekatkan diri dengan perusahaan serta pengamatan teman-teman yang baru lulus, ada empat kemampuan yang benar-benar wajib dipersiapkan untuk mahasiswa yang sebentar lagi lulus kuliah dan masuk ke dunia kerja.
Mampu Membuat Surel dengan Benar
Saat ini sudah jarang sekali perusahaan meminta calon kandidat mengirimkan CV alias riwayat personal dalam bentuk print. Rata-rata meminta pelamar mengirimkan email alias surel CV ke perusahaan lewat media sosial seperti LinkedIn atau platform khusus yang mempertemukan pekerja seperti JobStreet, JobsDB, Skootjob.
Beberapa kali saya dan tim pernah membuka lowongan Indonesia. Namun, tidak sedikit yang mengirimkan email dengan seadanya. Yang saya maksud “seadanya” adalah email tanpa subjek serta penjelasan yang jelas. Sehingga sebagai penerima email, saya juga bingung apa maksud dari email ini.
Lalu bagaimana cara membuat email yang benar?
Pertama, menggunakan subjek yang menjelaskan tujuan dari email tersebut, contohnya: “Saya ingin melamar di posisi ABC di perusahaan XYZ”.
Kedua, menyebutkan nama penerima email kita. Contoh: “Selamat siang. Mas Joko”. Dengan menyebutkan nama, email kita akan terasa lebih personal dan kemungkinan besar mendapatkan perhatian yang lebih dari perusahaan tersebut.
Ketiga, memberikan perkenalan diri yang singkat, padat, dan jelas di badan email. Siapa kita, di mana kita melihat lowongan tersebut, mengapa kita ingin melamar di perusahaan tersebut, dokumen-dokumen apa saja yang dicantumkan di email, serta kalimat penutup dengan mengucapkan terima kasih.
Mampu Membuat CV yang Memikat
Kebanyakan curriculum vitaegenerasi milenial sekarang fokus kepada visual yang menarik, tetapi melupakan konten yang lebih penting ketimbang visual. Akan beda cerita jika kamu memang melamar menjadi seorang desainer grafis atau tim kreatif yang menitikberatkan pada aspek visual.
CV memikat bukan yang gemuk informasi yang tidak relevan, tetapi yang fokus ke pencapaian-pencapaian yang sudah kita miliki.
Ada satu artikel yang dulu pernah saya baca mengenai CV yang terbilang sangat simpel, tapi membuat si pelamar mendapat undangan awancara dari Google, BuzzFeed, dan lebih dari 20 perusahaan rintisan besar.
Ada 2 poin terpenting yang saya kira kita bisa aplikasikan di CV kita:
Pertama, fokus pada hasil. Kebanyakan CV teman-teman di universitas masih fokus kepada apa peran mereka dan melupakan pencapaian yang telah kita dapatkan ketika magang di perusahaan atau sebuah organisasi. Apa yang perusahaan ingin tahu dari calon pekerjanya adalah apa yang mereka sudah capai selama mereka berkarya. Mulai sekarang rombak CV dengan memberikan tempat khusus untuk prestasi yang kita capai.
Contohnya, jika kamu mahasiswa jurusan komunikasi dan pernah magang di perusahaan event organizer, jelaskan event terbesar apa saja yang pernah kamu tangani, kampanye apa yang pernah kamu lakukan, seberapa sukses kampanye itu, berapa banyak orang yang melihat video yang kamu buat, berapa banyak social media shares dari postingan Twitter, Facebook, dan Instagram yang kamu buat.
Kedua, buat CV sejelas mungkin. Menempatkan terlalu banyak gambar atau aspek visual yang tidak relevan malah akan menurunkan nilai dari CV kita. Jangan bertele-tele ketika menjelaskan peran dan pencapaian. Singkat, padat, dan jelas.
Gunakan font yang mudah dibaca seperti Cambria, Times New Roman, atau Calibri. Urutkan pengalaman terkini sampai yang terdahulu dari atas ke bawah. Kita harus ingat bahwa perusahaan kekinian yang ingin kita lamar ingin mengetahui bagaimana pengalaman kita, bukan pendidikan kita. Sehingga, format yang tepat adalah: pertama, pengalaman; kedua, proyek yang pernah kita kerjakan; ketiga, kemampuan teknis kita; dan ketiga, pendidikan.
Mampu Membuat Surat Lamaran dengan Benar
Selain CV, sudah selayaknya kita mencantumkan surat lamaran atau cover letter. Permasalahan yang sering terjadi pada anak-anak kuliah sekarang adalah memukul rata surat lamaran ke semua perusahaan. Dengan kata lain, satu surat lamaran untuk semua perusahaan yang akan mereka lamar.
Sejatinya, surat lamaran ini juga harus bersifat personal. Karena surat lamaran adalah jembatan pembuka dan penjelasan secara singkat kepada perusahaan mengenai siapa kita dan kenapa mereka harus mempertimbangkan kita sebagai kandidat yang kuat.
Dalam membuat surat lamaran yang benar, ada 3 paragraf penting yang harus diperhatikan para mahasiswa yang akan melamar kerja:
Paragraf pertama, pengenalan diri yang sifatnya personal dan berhubungan dengan perusahaan yang akan kita lamar. Contohnya, jika ingin melamar ke perusahaan e-commerce, jelaskan secara singkat bagaimana pengalaman kamu belanja online dan bagaimana kamu menilai betapa penting posisi yang akan kamu lamar terhadap pertumbuhan perusahaan.
Paragraf kedua, jelaskan bagaimana pengalaman dan kemampuan yang kamu miliki saat ini dapat berkontribusi terhadap posisi yang kamu lamar dan terhadap perusahaan. Contohnya, jika kamu pernah menjadi public relations (kehumasan) di acara kampus, jelaskan bagaimana pengalaman tersebut dapat mendukung produktifitas kamu pada jabatan yang akan kamu emban nantinya.
Paragraf ketiga adalah paragraf penutup. Di sini sebutkan dokumen apa saja yang kamu cantumkan dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.
Mampu Menjawab Pertanyaan Pewawancara dengan Baik
Untuk bisa menjawab pertanyaan dengan cara yang baik, kita harus bisa mengerti dengan benar pertanyaan yang akan diberikan oleh orang yang akan mewawancarai kita. Ada beberapa cara. Pertama, mulai dengan Google. Cari di Google, misalnya, “Interview Question tips”, dan masuk ke situsweb yang terpercaya seperti Forbes, Inc., Entrepreneur, dan situsweb-situsweb berbahasa inggris lain. Dari pengalaman saya, mereka memberikan analisis yang lebih mendalam ketimbang situsweb yang ada di Indonesia.
Ada tiga pertanyaan mendasar yang sering diajukan yang masih menjadi tantangan bagi beberapa lulusan sarjana.
Pertama, bisa ceritakan tentang diri anda?
Untuk menjawab ini, kita tidak harus menceritakan seluruh perjalanan hidup kita, karena akan terlalu panjang dan tidak menarik bagi orang yang sedang mewawancarai kita. Susun cerita hidup yang ada hubungannya dengan perusahaan dan posisi yang sedang kita lamar.
Contohnya, saya sedang melamar menjadi influencer specialists di perusahaan influencer marketing. Saya akan mulai bercerita mengenai di mana saya bersekolah, di mana saya melanjutkan kuliah, mengapa saya memilih kuliah di sana, saya mendapatkan beasiswa, dari kuliah saya sudah aktif melakukan kampanye-kampanye di media sosial, saya mulai bekerja dari semester 3 dan memulai agency digital sendiri yang berfokus pada politik Indonesia, dan kemudian saat ini baru lulus kuliah dan sedang mencari tantangan kerja yang lebih lagi.
Kedua, sebutkan kekurangan anda?
Biasanya pertanyaan ini dibarengi dengan “kelebihan”, tetapi menjawab kekurangan lebih menantang ketimbang menjawab kelebihan yang kita miliki.
Perlu diingat, perusahaan ingin melihat bagaimana kalian bisa mengerti karakter kamu. Apakah kamu tipe orang yang menyerah dengan kekurangan yang kamu miliki, atau seseorang yang menyadari kekurangan dan terus berusaha untuk meningkatkan kualitas diri?
Misalnya, kamu bisa menjawab pertanyaan itu dengan berkata:
“Kekurangan saya adalah, suka panik jika mulai banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan dalam waktu yang berdekatan. Biasanya untuk mengatasi kepanikan ini, saya menulis semua tugas ini dan mengurutkan mana yang harus saya selesaikan dari awal sampai akhir. Setelah itu, saya mengambil waktu jeda sebentar sekitar 10-15 sambil minum air putih, sebelum saya kembali bekerja kembali.”
Jawaban ini mengindikasikan beberapa hal: kamu mengerti apa kekurangan yang kamu miliki dan berusaha mengatasi kekurangan tersebut.
Dengan begitu, kamu mengirimkan pesan kepada perusahaan bahwa kamu adalah orang yang fokus pada solusi, bukan masalah.
Ketiga, mengapa anda menginginkan posisi ini?
Kebanyakan dari orang yang saya temui menjawab, “Saya ingin menantang diri saya”, “Saya ingin meningkatkan kualitas”, saya ingin itu dan saya ingin ini. Jawaban ini tidak salah, tetapi kurang tepat. Perusahaan tidak begitu tertarik mengenai apa yang kamu inginkan, tetapi lebih ingin mengetahui bagaimana kamu mampu mendukung perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut.
Jadi kamu bisa menjawab, misalnya:
“Saya ingin memberi tantangan baru kepada diri saya, tapi di sisi lain saya kira dengan kemampuan yang saya miliki, saya bisa meningkatkan awareness dari perusahaan XYZ ke media-media top di Asia Tenggara.”
Dengan jawaban ini, kamu tidak hanya menjelaskan mengenai keinginan pribadi, melainkan juga keinginan untuk memajukan perusahaan yang menjadi fokus dari si pewawancara.
Demikian empat kemampuan mendasar yang harus kamu miliki, terutama bagi kamu yang asal kirim surat lamaran dan tahu beres begitu saja, tanpa menyiapkan diri secara matang.
Penulis: Andrew Prasatya
Editor: Fahri Salam