tirto.id - Menteri Perindustrian Kabinet Merah-Putih, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengaku bakal berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga (K/L) lain seperti Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Perdagangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga Kementerian Lingkungan Hidup.
Selain itu, pria yang disapa AGK ini mengaku akan melakukan pendekatan dengan Kementerian Investasi/BKPM untuk mengkoordinasikan industri apa saja yang belum bisa digarap di Indonesia. Pun soal industri hilirisasi yang erat kaitannya dengan investasi.
“Jadi, kami akan melakukan pendekatan dengan Kemendag, banyak tupoksi kami yang membutuhkan harmonisasi yang kuat. Bukan hanya harmonisasi saja, tapi kami perlu juga lakukan pendekatan ke (Kementerian) ESDM, (Kementerian) Lingkungan (Hidup) soal transformasi produk hijau,” jelas AGK saat menyampaikan fokus 100 hari kerja dalam temu media di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (22/10/2024).
Di saat yang sama, AGK juga bakal mengelaborasi seluruh masalah yang masih dialami asosiasi industri atau dalam hal ini disebutnya sebagai belanja masalah. Ia beralasan, hal ini perlu dilakukan agar dia mengetahui secara mendalam apa penyebab dari masalah-masalah yang terjadi di sektor industri. Dengan begitu, AGK akan semakin cepat memperoleh solusi untuk mengatasi masalah yang terjadi di sektor industri.
“Kami akan mendorong, kami akan mengupayakan agar industri kita semakin cepat bertransformasi menghasilkan produk-produk hijau. Ini sebetulnya yang coba diupayakan oleh kami, di Kantor ini,” sambungnya.
Secara garis besar, dalam periode kedua sebagai Menteri Perindustrian, AGK ingin membuat industri bertransformasi menjadi lebih hijau, sesuai dengan Program Makin Indonesia 4.0. Transformasi ini, menurut AGK, juga bisa meningkatkan daya saing produk-produk industri nasional.
“Secara digital, pasti daya saingnya akan lebih baik karena cost of fund-nya lebih rendah, khususnya penggunaan dari energi, bisa lebih efisien. Kedua industri hijau bersama dengan transformasi Makin Indonesia 4.0,” kata AGK.
Sementara itu, dengan kembali menjabatnya dia sebagai Menteri Perindustrian, AGK mengakui saat ini bukan lagi momen untuk belajar lagi. Sebaliknya, saat menunjuk dirinya, Prabowo sudah berekspektasi tinggi dengan harapan dapat menyelesaikan masalah di sektor industri manufaktur. Dengan begitu, kinerja industri manufaktur yang kini tengah melempem bisa berbalik dan membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional agar dapat mencapai 8 persen.
“Sekarang ekspektasi dari Bapak Presiden ketika memberikan arahan kepada saya, ‘karena kamu lanjut, maka saya berharap sektor manufaktur ini bisa terbang tinggi’,” tuturnya.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Andrian Pratama Taher