tirto.id - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan rencana impor satu juta ton beras dari India bukan lah aksi impor beras baru. Hal ini disinggung untuk merespons soal rencana impor beras dari India yang dibahas dalam pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri (PM), Narendra Modi di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Brasil. Pria yang disapa Zulhas ini pun menegaskan, pertemuan itu membahas mengenai pemenuhan kuota impor yang telah ditetapkan tahun 2024.
“Oh salah, yang kemarin kita kan kemarin sudah memutuskan tahun ini maksudnya impor beras 3,6 juta (ton) baru masuk 2,8 (juta ton). Jadi ini yang sudah diputuskan bukan nambah,” ujar Zulhas di Graha Mandiri, Jakarta, Kamis (21/11/2024).
Dia menyebut, kuota impor tahun ini baru direalisasikan sebanyak 2,8 juta ton dari total 3,6 juga ton. Artinya, masih ada sisa impor yang belum terealisasikan. Dia menyebut, pemerintah berupaya melakukan impor beras dari India melalui kesepakatan Government to Government (G2G).
“Kalau bisa G to G (antara pemerintah dengan pemerintah) dengan India, tapi belum terjadi. India mintanya business to business. Jadi tidak ada nambah, jelas ya. Jadi tidak ada impor beras baru, yang ada kemarin belum kelar,” jelasnya.
Dalam mencapai target swasembada pangan, Zulhas memastikan Indonesia tak akan melakukan impor beras baru lagi. Kalau pun masih impor, Zulhas menyebut jumlahnya hanya sedikit.
“Mudah-mudahan tahun depan kita nggak impor beras. Kalau impor pun sedikit. Ini lagi kerja keras semua ini dalam rangka itu,” ucap Zulhas
Zulhas mengatakan Presiden Prabowo dalam lawatannya ke beberapa negara, termasuk G20 Brasil mengatakan target swasembada pangan yang dipercepat menjadi 2027.
“Kita kan ada perintah (dari) Presiden, swasembada 2028, sekarang sudah maju lagi. Kemarin Bapak Presiden sudah mengumumkan di G20, di APEC, bukan 2028, (target swasembada jadi) 2027,” ujarnya.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Andrian Pratama Taher