Menuju konten utama

WIKA Buka Opsi Likuidasi Anak Cucu Perusahaan yang Merugi

Langkah ini menjadi bagian dari strategi komprehensif untuk mengoptimalkan portofolio bisnis perseroan.

WIKA Buka Opsi Likuidasi Anak Cucu Perusahaan yang Merugi
Logo Wijaya Karya. wikimedia Commons/fair use

tirto.id - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengkaji berbagai langkah penyehatan internal, termasuk kemungkinan melikuidasi sejumlah anak dan cucu perusahaan yang dinilai tidak memberikan kontribusi positif dan terus merugi.

Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, mengatakan langkah ini menjadi bagian dari strategi komprehensif untuk mengoptimalkan portofolio bisnis perseroan di tengah tekanan likuiditas.

"Selain kalau ada entitas anak asosiasi yang memang tidak mempunyai keuntungan yang baik atau bahkan rugi, ya, kami sedang kaji bagaimana supaya kita optimalisasikan entitas maupun anak perusahaan maupun asosiasi ini menjadi baik, yang memang tidak baik mungkin kita likuidasi dan sebagainya," ujarnya dalam public expose secara daring, Rabu (12/11/2025).

Sebagai informasi, kebijakan ini tidak terlepas dari kinerja keuangan WIKA yang memburuk sepanjang periode Januari-September 2025. Laporan keuangan perseroan mencatat kerugian sebesar Rp3,29 triliun, berbalik dari laba Rp741 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan bersih juga merosot menjadi Rp9 triliun dari sebelumnya Rp12,54 triliun.

Tekanan keuangan semakin berat dengan membengkaknya liabilitas menjadi Rp48,44 triliun dan menipisnya ekuitas hingga Rp8,5 triliun. Secara keseluruhan, total aset WIKA tergerus dari Rp63,5 triliun menjadi Rp57 triliun.

Di sisi lain, Agung menyambut baik rencana Danantara untuk mengkonsolidasikan BUMN Karya menjadi satu entitas bisnis. Hal ini menurutnya akan membantu dari sisi finansial dan persaingan perebutan proyek.

"Integrasi BUMN Karya saya kira membawa dampak yang positif, tidak hanya di kompetisi proyek tapi juga bagaimana finansial daripada semua BUMN Karya menjadi lebih baik," jelasnya.

Ia mengakui bahwa persaingan yang semakin ketat di pasar infrastruktur dengan margin yang terus menekan berisiko memicu kerugian dalam eksekusi proyek.

Baca juga artikel terkait PT WIJAYA KARYA TBK atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana