Menuju konten utama

Viral Wakil Presiden Filipina Ancam Bunuh Presidennya

Viral Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte, ancam bunuh presidennya. Simak kronologi perseteruannya.

Viral Wakil Presiden Filipina Ancam Bunuh Presidennya
Wakil Presiden Filipina dan Menteri Pendidikan Sara Duterte berbicara dalam pengarahan ekonomi setelah Pidato Kenegaraan pertama Presiden Ferdinand Marcos Jr, di Kota Pasay, Metro Manila, Filipina, 26 Juli 2022. REUTERS/Lisa Marie David

tirto.id - Viral di sejumlah platform media sosial Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte, ancam bunuh Presidennya, Ferdinand Marcos Jr alias Bongbong Marcos, dalam konferensi daring, Sabtu (23/11/2024).

Dalam pernyataan tersebut, Sara secara gamblang menyampaikan bahwa ia telah menyewa pembunuh bayaran untuk mengeksekusi mati Bongbong Marcos beserta keluarga dan orang kepercayaannya. Menurut Sara, perintah pembunuhan itu akan dilaksanakan apabila ia terbunuh terlebih dahulu.

“Saya telah berbicara dengan seseorang. Saya berkata, jika saya terbunuh, bunuhlah BBM [Marcos], [ibu negara] Liza Araneta dan [ketua DPR] Martin Romualdez. Tidak main-main. Tidak main-main,” kata Sara Duterte dikutip AP News. “Saya berkata, jangan berhenti sampai Anda membunuh mereka, dan kemudian dia mengiyakan.”

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Eksekutif Filipina, Lucas Bersamin, menilai pernyataan Wakil Presiden merupakan “ancaman aktif” terhadap Presiden Ferdinand Marcos Jr. Maka itu, ia meminta untuk pasukan pengawal presiden untuk segera mengambil tindakan yang tepat.

Usai pernyataan kontroversial tersebut, Komando Keamanan Presiden meningkatkan keamanan Marcos dan mengatakan bahwa mereka menganggap ancaman wakil presiden, yang dilontarkan dengan sangat berani di depan umum sebagai masalah keamanan nasional.

Pasukan keamanan kepresidenan mengatakan bahwa mereka “berkoordinasi dengan lembaga penegak hukum untuk mendeteksi, menghalangi, dan mempertahankan diri dari setiap dan semua ancaman terhadap presiden dan keluarganya.”

Tidak lama setelah itu, Sara Duterte Kemudian mencoba mengklarifikasi pernyataannya dan mengatakan bahwa itu bukanlah ancaman yang sebenarnya, melainkan hanya ungkapan keprihatinan atas ancaman terhadap hidupnya.

“Jika saya mengungkapkan keprihatinan itu, apakah mereka akan mengatakan bahwa itu adalah ancaman terhadap kehidupan presiden?” katanya.

“Untuk apa saya membunuhnya jika bukan karena balas dendam? Tidak ada alasan bagi saya untuk membunuhnya. Apa untungnya bagi saya?” kata Duterte kepada para wartawan.

Di bawah hukum pidana Filipina, pernyataan publik seperti itu dapat dianggap sebagai kejahatan mengancam untuk melukai seseorang atau keluarganya dan dapat dijerat dengan hukuman penjara dan denda.

Bongbong Marcos Angkat Bicara

Dua hari setelah ancaman pembunuhan tersebut, tepatnya pada Senin (25/11/2024), Bongbong Marcos angkat bicara. Presiden Filipina tersebut menilai Sara Duterte telah melakukan ancaman yang sembrono dan meresahkan.

Dalam sebuah pesan video yang disampaikan kepada rakyat Filipina, Marcos tidak menyebutkan nama Wakil Presiden Sara Duterte, wakil presidennya, namun mengatakan “rencana kriminal seperti itu tidak boleh diabaikan”.

“Pernyataan-pernyataan yang kami dengar pada hari-hari sebelumnya sangat meresahkan,” kata Marcos pada hari Senin. “Ada penggunaan kata-kata kotor dan ancaman yang sembrono untuk membunuh beberapa dari kami.”

Bongbong Marcos menegaskan bahwa dirinya akan melawan segala macam upaya kriminal yang mengancam dirinya. “Jika merencanakan pembunuhan terhadap presiden saja semudah itu, apalagi untuk warga negara biasa?,” ucap Bongbong Marcos.

Perseteruan Antara Presiden Filipina dan Wakilnya

Perseteruan antara Presiden Filipina dan wakilnya terjadi karena kedua pemimpin negara tersebut memiliki perbedaan pandangan dan kepentingan. Ini termasuk dalam pendekatan mereka terhadap tindakan agresif Cina di Laut Cina Selatan yang disengketakan.

Kemudian, pada Juli lalu, Sara Duterte mengundurkan diri dari Kabinet Marcos sebagai menteri pendidikan dan kepala badan anti-pemberontakan. Setelah itu, sang wakil presiden menjadi pengkritik vokal terhadap Marcos, istrinya Liza Araneta-Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez, sekutu dan sepupu presiden.

Sara Duterte dalam berbagai kesempatan menuduh mereka melakukan korupsi, ketidakmampuan, dan secara politis menganiaya keluarga Duterte serta para pendukung dekatnya.

Kemarahan Sara Duterte yang terakhir dipicu oleh keputusan anggota DPR yang bersekutu dengan Romualdez dan Marcos untuk menahan kepala stafnya, Zuleika Lopez, yang dituduh menghambat penyelidikan kongres atas kemungkinan penyalahgunaan anggarannya sebagai wakil presiden dan menteri pendidikan.

Lopez kemudian dipindahkan ke rumah sakit setelah jatuh sakit dan menangis ketika mendengar rencana untuk mengurungnya di penjara wanita.

Dalam sebuah konferensi pers online sebelum fajar, Sara Duterte yang marah menuduh Marcos tidak kompeten sebagai presiden dan pembohong, bersama dengan istrinya dan pembicara DPR dalam pernyataan yang sarat dengan sumpah serapah.

Duterte adalah putri dari Presiden Filipina terdahulu, Rodrigo Duterte, yang terkenal dengan bahasanya yang kasar dan perang kontroversial melawan narkoba, yang sedang diselidiki oleh Pengadilan Kriminal Internasional.

Al Jazeera mewartakan, pada bulan Oktober, Wakil Presiden Sara Duterte mengatakan kepada wartawan bahwa hubungannya dengan Marcos telah menjadi begitu “beracun” sehingga dia terkadang membayangkan ingin memenggal kepalanya.

Dia juga mengaku bahwa dia merasa “dimanfaatkan” setelah bekerja sama dengan Marcos. Dia bahkan pernah mengancam akan menggali jasad ayah Bongbong Marcos, almarhum Presiden diktator Filipina, Ferdinand Marcos Sr, dari pemakaman nasional dan membuangnya ke laut.

Baca juga artikel terkait INTERNASIONAL atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra