tirto.id - Urutan bulan Jawa dalam kalender dimulai dari bulan Suro sampai dengan Besar. Kalender Jawa sendiri adalah perpaduan antara kalender Saka dan kalender Hijriah. Penanggalan pada kalender Jawa ini awalnya dibuat oleh Sultan Agung berdasarkan sistem lunar, seperti halnya kalender Hijriah.
Kalender Masehi berbeda dari penanggalan Hijriah atau kalender Jawa, termasuk dalam hal urutan nama bulan Jawa, kendati sama-sama digunakan sebagai patokan waktu.
Kalender Jawa memiliki dua siklus hari, di antaranya siklus mingguan yang terdiri dari tujuh hari (Senin sampai dengan Ahad) dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari lima hari pasaran, yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Dalam konteks penanggalan, urutan bulan Jawa 2025 mengikuti siklus dari bulan Suro hingga Besar seperti tahun-tahun sebelumnya.
Urutan Bulan Jawa
Sistem kalender Jawa menggunakan sistem kalender komariah yang mirip dengan sistem kalender Hijriah. Sehingga, susunan nama bulan dalam kalender Jawa atau kalender Saka adalah sistem kalender seperti kalender Islam.
Berikut adalah hitungan bulan Jawa dan urutan bulan ke-1 sampai bulan ke-12 dalam kalender Jawa, yang dimulai dari sasi Suro hingga Besar.
- Bulan ke-1 Suro (30 hari)
- Bulan ke-2 Sapar (29 hari)
- Bulan ke-3 Mulud (30 hari)
- Bulan ke-4 Bakda Mulud (29 hari)
- Bulan ke-5 Jumadil awal (30 hari)
- Bulan ke-6 Jumadil akhir (29 hari)
- Bulan ke-7 Rejeb (30 hari)
- Bulan ke-8 Ruwah (29 hari)
- Bulan ke-9 Pasa (30 hari)
- Bulan ke-10 Sawal (29 hari)
- Bulan ke-11 Sela (30 hari)
- Bulan ke-12 Besar (29 hari)
Kalender Jawa
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan tradisional yang menggabungkan unsur hari pasaran dan minggu. Kalender ini sering digunakan masyarakat Jawa untuk menentukan hari baik dalam berbagai acara adat.
Selain itu, kalender Jawa juga bersinggungan dengan kalender Hijriyah dan Masehi dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap hari dalam kalender Jawa memiliki weton yang menjadi acuan penting dalam memilih waktu pelaksanaan kegiatan.
Penanggalan ini tidak hanya sekadar penanda waktu, tapi juga memiliki nilai budaya dan spiritual. Kalender Jawa tetap menjadi bagian penting dalam tradisi dan keseharian masyarakat Jawa hingga kini.
Siklus Mingguan
Kalender Jawa memiliki sistem siklus mingguan yang disebut Saptawara, yang terdiri dari tujuh hari dalam satu minggu, sama seperti kalender Masehi, namun dengan nama-nama hari khas dalam bahasa Jawa.Siklus ini merupakan salah satu komponen utama dalam penanggalan Jawa dan memiliki pengaruh dari kalender Islam.
Nama-nama hari dalam Saptawara digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa, dan masing-masing hari memiliki makna budaya serta filosofi tertentu.
Adapun siklus Mingguan Saptawara dalam Kalender Jawa:
- Senin
- Selasa
- Rebo (Rabu)
- Kemis (Kamis)
- Jemuwah (Jumat)
- Setu (Sabtu)
- Minggu / Ahad (Minggu)
Siklus Pekan Pancawara
Selain siklus mingguan yang terdiri dari tujuh hari, kalender Jawa memiliki sistem unik lain yang disebut Pancawara atau siklus pasaran lima hari. Sistem ini sangat penting dalam budaya Jawa karena digunakan untuk menentukan hari pasar dan berbagai ritual tradisional.Siklus Pancawara (Pasaran) dalam Kalender Jawa adalah sebagai berikut:
- Legi
- Pahing
- Pon
- Wage
- Kliwon
Kalender Jawa Tahun 2025
Kalender Jawa untuk bulan September 2025 memuat informasi tentang hari pasaran dan penanggalan tradisional Jawa. Kalender ini digunakan untuk berbagai keperluan budaya dan spiritual masyarakat Jawa. Rincian lengkapnya adalah sebagai berikut:
- 1 September 2025 = 9 Mulud 1959 Ja = Hari Senin Legi
- 2 September 2025 = 10 Mulud 1959 Ja = Hari Selasa Pahing
- 3 September 2025 = 11 Mulud 1959 Ja = Hari Rabu Pon
- 4 September 2025 = 12 Mulud 1959 Ja = Hari Kamis Wage
- 5 September 2025 = 13 Mulud 1959 Ja = Hari Jumat Kliwon
- 6 September 2025 = 14 Mulud 1959 Ja = Hari Sabtu Legi
- 7 September 2025 = 15 Mulud 1959 Ja = Hari Minggu Pahing
- 8 September 2025 = 16 Mulud 1959 Ja = Hari Senin Pon
- 9 September 2025 = 17 Mulud 1959 Ja = Hari Selasa Wage
- 10 September 2025 = 18 Mulud 1959 Ja = Hari Rabu Kliwon
- 11 September 2025 = 19 Mulud 1959 Ja = Hari Kamis Legi
- 12 September 2025 = 20 Mulud 1959 Ja = Hari Jumat Pahing
- 13 September 2025 = 21 Mulud 1959 Ja = Hari Sabtu Pon
- 14 September 2025 = 22 Mulud 1959 Ja = Hari Minggu Wage
- 15 September 2025 = 23 Mulud 1959 Ja = Hari Senin Kliwon
- 16 September 2025 = 24 Mulud 1959 Ja = Hari Selasa Legi
- 17 September 2025 = 25 Mulud 1959 Ja = Hari Rabu Pahing
- 18 September 2025 = 26 Mulud 1959 Ja = Hari Kamis Pon
- 19 September 2025 = 27 Mulud 1959 Ja = Hari Jumat Wage
- 20 September 2025 = 28 Mulud 1959 Ja = Hari Sabtu Kliwon
- 21 September 2025 = 29 Mulud 1959 Ja = Hari Minggu Legi
- 22 September 2025 = 30 Mulud 1959 Ja = Hari Senin Pahing
- 23 September 2025 = 1 Bakda Mulud 1959 Ja = Hari Selasa Pon
- 24 September 2025 = 2 Bakda Mulud 1959 Ja = Hari Rabu Wage
- 25 September 2025 = 3 Bakda Mulud 1959 Ja = Hari Kamis Kliwon
- 26 September 2025 = 4 Bakda Mulud 1959 Ja = Hari Jumat Legi
- 27 September 2025 = 5 Bakda Mulud 1959 Ja = Hari Sabtu Pahing
- 28 September 2025 = 6 Bakda Mulud 1959 Ja = Hari Minggu Pon
- 29 September 2025 = 7 Bakda Mulud 1959 Ja = Hari Senin Wage
- 30 September 2025 = 8 Bakda Mulud 1959 Ja = Hari Selasa Kliwon
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Satrio Dwi Haryono
Masuk tirto.id






































