tirto.id - Kebudayaan Jawa memiliki sistem kesenian yang terdiri dari seni bangunan, seni tari, seni musik, dan seni pertunjukan. Budaya Jawa sering menjadi pusat kebudayaan di Indonesia karena banyaknya masyarakat Jawa yang merantau.
Menurut bukuSeni dan Budaya karya Rachmat Susatyo, pengaruh budaya Jawa tidak dapat dilepaskan dari luasnya pengaruh kerajaan Jawa kuno seperti Mataram dan Majapahit. Selain itu, banyak pula tokoh politik pemerintahan pada masa penjajahan Belanda hingga sekarang.
Seperti yang dikatakan oleh ahli Antropologi Belanda Niels Mulder, budaya Jawa memiliki kekuatan dan kemampuan integritas untuk menemukan jalan dalam menyesuaikan diri dengan dunia modern dan dengan perubahan sosial.
Lantas, apa saja sistem kesenian dalam masyarakat Jawa?
Sistem Kesenian dalam Suku Bangsa Jawa
Dilansir dari bukuAntropologi Kelas XI SMA dan MA, sistem kesenian dalam masyarakat suku bangsa Jawa yaitu:
1. Seni bangunan
Seni bangunan yang dimaksud adalah rumah adat, salah satunya rumah adat di Jawa Timur. Rumah adat di Jawa Timur disebut rumah Situbondo, sedangkan rumah adat di Jawa Tengah disebut Istana Mangkunegaran. Istana Mangkunegaran merupakan rumah adat Jawa asli.
2. Seni tari
Tarian-tarian di Jawa beraneka ragam di antaranya sebagai berikut.
- Tari tayuban adalah tari untuk meramaikan suasana acara, seperti khitanan dan perkawinan. Penari tayuban terdiri dari beberapa perempuan.
- Tari reog dari Ponorogo. Penari utamanya menggunakan topeng.
- Tari serimpi adalah tari yang bersifat sakral dengan irama lembut.
- Tari gambyong
- Tari bedoyo
Gamelan merupakan seni musik Jawa yang terkenal. Gamelan terdiri atas gambang, bonang, gender, saron, rebab, seruling, kenong, dan kempul.
4. Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan yang terkenal adalah wayang, kethoprak, ludruk, dan kentrung.
Keahlian masyarakat Jawa untuk beradaptasi dengan lingkungan, tentunya tidak bisa dilepaskan dari pandangan hidup orang Jawa dan penekanan tingkah laku seseorang agar nrima, sabar, eling lan waspada, andap asor, tepa selira, dan prasaja.
Semua aturan itu sangat penting agar tercapainya keseimbangan hidup manusia, baik selaku individu, maupun, sosial, maupun ciptaan Tuhan. Menurut pandangan orang Jawa, dengan tercapainya keserasian atau harmoni hidup maka dapat menciptakan ketenangan dan ketentraman.
Bagi orang Jawa, ketenteraman itu dianggap sebagai nilai moral yang tinggi dibandingkan dengan tata nilai yang lain, sebab menurut mereka kedamaian dan ketenteraman tidak saja tentang kehidupan di dunia, tetapi juga di akhirat.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dipna Videlia Putsanra