Menuju konten utama

Istilah Kekerabatan dalam Suku Bangsa Batak hingga Keseniannya

Kebudayaan Batak cukup beragam dilihat dari sisi sistem kekerabatan, kesenian, ekonomi, hingga religi. Simak penjelasan masing-masing sistem.

Istilah Kekerabatan dalam Suku Bangsa Batak hingga Keseniannya
Ilustrasi tari dari suku Batak. Kebudayaan Batak salah satunya didukung sistem kesenian yang meliputi seni bangunan, seni musik, seni tari, hingga seni kerajinan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

tirto.id - Kebudayaan Batak memiliki banyak keragaman,di antaranya terkait sistem kekerabatan sampai kesenian. Seperti apa istilah kekerabatan dalam suku bangsa Batak beserta aneka budaya lain yang lestari hingga saat ini?

Suku Batak menempati posisi ketiga sebagai suku bangsa dengan populasi terbanyak di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2010 mencatat Suku Batak mencapai 8.466.969 juta jiwa atau 3,58 persen dari keseluruhan penduduk di Indonesia.

Populasi suku Batak sendiri mayoritas menghuni pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Sumatera Utara. Sebagaimana suatu suku bangsa yang ada di Nusantara, keberagaman budaya suku Batak memiliki keunikannya tersendiri mulai dari sistem kekerabatan, kesenian, ekonomi, hingga religi.

Sistem Kekerabatan dalam Suku Batak

Emmy Indriyawati dalam "Antropologi" menyebutkan bahwa istilah kekerabatan dalam suku Batak menganut sistem kekerabatan patrilineal. Sistem kekerabatan patrilineal yang dianut oleh masyarakat Batak didasarkan pada satu ayah dan satu kakek atau satu nenek moyang.

Sistem kekerabatan suku Batak berdasarkan satu ayah ini dikenal dalam dua istilah lokal, yaitu sada bapa sebagai bahasa Karo dan saama yang merupakan bahasa Toba. Seperti pada umumnya, kelompok kekerabatan terkecil dalam suku Batak merupakan jabu dan ripe.

Jabu adalah istilah bagi keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak. Sementara ripe merupakan istilah bagi keluarga luas virilokal, yang bertempat tinggal di rumah keluarga pihak laki-laki. Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Batak untuk tetap tinggal di rumah orang tua bahkan setelah menikah.

Sistem kekerabatan yang lain adalah berdasarkan satu kakek atau nenek moyang. Istilah lokal pada bentuk kekerabatan ini dikenal sebagai sada nini dalam bahasa Karo dan saompu dalam bahasa Toba.

Sada nini dan saompu merupakan keluarga dalam klen kecil. Di sisi lain keluarga dalam klen besar dikenal sebagai merga dalam bahasa Karo atau marga dalam bahasa Toba.

Sistem Kesenian dalam Suku Batak

Ada tiga jenis kesenian yang paling menonjol dalam kebudayaan suku Batak, yaitu seni bangunan, seni musik, seni tari, dan kerajinan.

1. Seni bangunan suku Batak

Seni bangunan berkaitan dengan arsitektur rumah adat Batak yang dikenal dengan nama ruma atau jabu. Ruma berupa rumah panggung dengan bentuk atap menjulang ke atas. Orang-orang Batak sering menghiasi bagian atap tersebut dengan tanduk kerbau sebagai bentuk pengharapan.

Ruma dapat berdiri tegak berkat ditopang oleh tiang-tiang sebagai fondasi. Badan rumah adat suku Batak ini terbuat dari papan kayu tebal yang dihiasi ukiran cicak.

2. Seni musik

Permainan musik dalam kebudayaan Batak dikenal dengan istilah ogung sabangunan. Permainan musik itu dimainkan dengan empat gendang yang bernama oloan, ihuan, doal, dan jeret. Selain itu, masyarakat Batak juga memiliki alat musik sejenis gamelan yang disebut dengan lima taganing.

3. Seni tari

Kebudayaan Batak terkenal dengan seni tari Tor-Tor. Seni tari ini dipertunjukkan untuk berbagai acara termasuk pernikahan, ritual keagamaan, hingga menyambut tamu.

Gerakan tari Tor-Tor bisa dibilang sederhana dan terbatas. Gerakannya terdiri dari tangan melambai naik turun dan hentakan kaki sesuai iringan musik. Selama pertunjukkan penari dilarang mengangkat tangannya melebihi bahu karena dipercaya dapat menyebabkan kesialan.

4. Seni kerajinan

Salah satu bentuk kerajinan dari kebudayaan Batak adalah kain ulos. Bagi masyarakat Batak, kain ulos merupakan simbol adat yang dinilai sakral. Kain ulos dibuat dengan cara ditenun.

Masyarakat suku Batak memanfaatkan kain ulos dalam berbagai kesempatan. Kain ulos dipakai saat pernikahan, upacara adat, hingga upacara kematian.

Sistem Perekonomian Suku Batak

Sistem perekonomian masyarakat suku Batak dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya. Bagi masyarakat yang bertempat tinggal di daratan, baik di gunung maupun dataran rendah, perekonomiannya bergantung pada aktivitas di sawah dan ladang.

Sementara bagi masyarakat yang tinggal di sekitar perairan, seperti di Pulau Samosir atau tepian Danau Toba, masyarakatnya menjadi nelayan. Masyarakat nelayan biasanya mengonsumsi sendiri atau menjual hasil tangkapan ke kota.

Selain itu, banyak pula orang Batak yang memelihara hewan ternak. Mereka memelihara kerbau, kambing, babi, bebek, sampai ayam.

Hewan-hewan ternak seperti kerbau dan babi banyak diternakan untuk berbagai upacara adat. Sapi dan kerbau juga banyak dimanfaatkan dalam membajak sawah.

Sistem Religi Suku Batak

Masyarakat suku Batak memiliki kepercayaan yang heterogen. Agama yang dianut oleh masyarakat suku Batak umumnya merupakan agama Abrahamik seperti Katolik, Islam, dan Kristen.

Namun, bagi masyarakat yang hidup di pedesaan, konsep-konsep kepercayaan atau religi purba masih banyak dianut. Konsep-konsep yang berkaitan dengan kepercayaan ini masih seputar sang pencipta, roh, jiwa, serta kepercayaan dunia-akhirat.

Masyarakat Batak mempelajari religi purba menggunakan adalah buku kuno yang terbuat dari kayu. Buku ini ditulis dalam huruf Batak.

Baca juga artikel terkait KEBUDAYAAN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar & Ilham Choirul Anwar