Menuju konten utama

Mengenal Kebudayaan Suku Batak: Sistem Kekerabatan hingga Agama

Suku Batak memiliki keunikannya tersediri mulai dari sistem kekerabatan, kesenian, ekonomi, hingga religi, berikut selengkapnya. 

Mengenal Kebudayaan Suku Batak: Sistem Kekerabatan hingga Agama
Sejumlah penari dari sanggar tari Matra Etnika menampikan tarian Embas Tandok di Park and Ride, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (4/11/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

tirto.id - Suku Batak menempati ranking ketiga sebagai suku bangsa dengan jumlah populasi terbanyak di Indonesia. Dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2010 Suku Batak mencapai 8.466.969 juta jiwa atau 3,58 persen dari keseluruhan penduduk di Indonesia.

Populasi suku Batak sendiri mayoritas menghuni pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Sumatera Utara. Sebagaimana suatu suku bangsa yang ada di Nusantara, suku Batak memiliki keunikannya tersediri mulai dari sistem kekerabatan, kesenian, ekonomi, hingga religi.

Sistem Kekerabatan dalam Suku Batak

Emmy Indriyawati dalam "Antropologi" menyebutkan bahwa suku Batak menganut sistem kekerabatan patrilineal. Sistem kekerabatan patrilineal yang dianut oleh masyarakat Batak didasarkan pada satu ayah dan satu kakek atau satu nenek moyang.

Sistem kekerabatan berdasarkan satu ayah dikenal dalam dua istilah lokal, yaitu sada bapa sebagai bahasa Karo dan saama yang merupakan bahasa Toba. Seperti pada umumnya, kelompok kekerabatan terkecil dalam suku Batak merupakan jabu dan ripe.

Jabu adalah istilah bagi keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak. Sementara ripe merupakan istilah bagi keluarga luas virilokal, yang bertempat tinggal di rumah keluarga pihak laki-laki. Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Batak untuk tetap tinggal di rumah orang tua bahkan setelah menikah.

Sistem kekerabatan yang lain adalah berdasarkan satu kakek atau nenek moyang. Istilah lokal pada bentuk kekerabatan ini dikenal sebagai sada nini dalam bahasa Karo dan saompu dalam bahasa Toba.

Sada nini dan saompu merupakan keluarga dalam klen kecil. Di sisi lain keluarga dalam klen besar dikenal sebagai merga dalam bahasa Karo atau marga dalam bahasa Toba.

Sistem Kesenian dalam Suku Batak

Ada tiga jenis kesenian yang paling menonjol dalam kebudayaan suku Batak, yaitu seni bangunan, seni musik, seni tari, dan kerajinan.

1. Seni bangunan Suku Batak

Seni bangunan berkaitan dengan arsitektur rumah adat Batak yang dikenal dengan nama ruma atau jabu. Ruma berupa rumah panggung dengan bentuk atap menjulang ke atas. Orang-orang Batak sering menghiasi bagian atap tersebut dengan tanduk kerbau sebagai bentuk pengharapan.

Ruma dapat berdiri tegak berkat ditopang oleh tiang-tiang sebagai fondasi. Badan rumah adat suku Batak ini terbuat dari papan kayu tebal yang dihiasi ukiran cicak.

2. Seni musik

Permainan musik dalam kebudayaan Batak dikenal dengan istilah ogung sabangunan. Permainan musik itu dimainkan dengan empat gendang yang bernama oloan, ihuan, doal, dan jeret. Selain itu masyarakat Batak juga memiliki alat musik sejenis gamelan yang disebut dengan lima taganing.

3. Seni tari

Kebudayaann Batak terkenal dengan seni tari tor-tor. Seni tari ini dipertunjukkan untuk berbagai acara termasuk pernikahan, ritual keagamaan, hingga menyambut tamu.

Gerakan tari tor-tor bisa dibilang sederhana dan terbatas. Gerakannya terdiri dari tangan melambai naik turun dan hentakan kaki sesuai iringan musik. Selama pertunjukkan penari dilarang mengangkat tangannya melebihi bahu karena dipercaya dapat menyebabkan kesialan.

4. Seni Kerajinan

Salah satu bentuk kerajinan dari kebudayaan Batak adalah kain ulos. Bagi masyarakat Batak, kain ulos merupakan simbol adat yang dinilai sakral. Kain ulos dibuat dengan cara ditenun.

Masyarakat suku Batak memanfaatkan kain ulos dalam berbagai kesempatan, seperti pernikahan, upacara adat, hingga upacara kematian.

Sistem Perekonomian Suku Batak

Sistem perekonomian masyarakat suku Batak dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya. Bagi masyarakat yang bertempat tinggal di daratan, baik di gunung maupun dataran rendah, perekonomiannya bergantung pada sawah dan ladang.

Sementara bagi masyarakat yang tinggal di sekitar perairan, seperti di Pulau Samosir atau tepian Danau Toba, masyarakatnya menjadi nelayan. Masyarakat nelayan biasanya mengonsumsi sendiri atau menjual hasil tangkapan ke kota.

Selain itu banyak pula orang Batak yang memelihara hewan ternak, mulai dari kerbau, kambing, babi, bebek, dan ayam. Hewan-hewan ternak seperti kerbau dan babi banyak diternakan untuk berbagai upacara adat. Lalu, sapi dan kerbau juga banyak dimanfaatkan untuk membajak sawah.

Sistem Religi Suku Batak

Masyarakat Suku Batak memiliki kepercayaan yang heterogen. Agama yang dianut oleh masyarakat suku Batak umumnya merupakan agama Abrahamik seperti Katolik, Islam, dan Kristen.

Namun, bagi masyarakat yang hidup di pedesaan, konsep-konsep kepercayaan atau religi purba masih banyak dianut. Konsep-konsep yang berkaitan dengan kepercayaan ini masih seputar sang pencipta, roh, jiwa, serta kepercayaan dunia-akhirat.

Masyarakat Batak mempelajari religi purba menggunakan adalah buku kuno yang terbuat dari kayu dan ditulis dalam huruf Batak.

Baca juga artikel terkait SUKU BATAK atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yulaika Ramadhani

Artikel Terkait