tirto.id - Masyarakat suku Batak hingga kini banyak yang mendiami wilayah Provinsi Sumatra Utara, meski tidak sedikit pula yang menyebar ke kawasan lain.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah warga suku Batak sekitar 8.466.969 jiwa pada tahun 2010. Jumlah tersebut 3,58 persen dari total penduduk Indonesia saat itu.
Sebagaimana suku lainnya, suku Batak pun memiliki kekhasan budaya sendiri dalam berbagai sisi, termasuk di sistem keseniannya.
Mengutip buku Antropologi Kelas XI (2009), sistem kesenian suku Batak terlihat di seni bangunan, seni tari, seni musik, dan seni kerajinan. Berikut penjelasannya.
1. Seni bangunan
Masyarakat suku Batak memiliki rumah tradisional yang dinamakan ruma (ririt di uhum adat) atau jabu. Arti dari ririt di uhum adat adalah sumber hukum adat dan sumber pendidikan masyarakat Batak.
Rumah adat ini memiliki kekhasan paduan seni pahat ular dengan kerajinan. Bentuk rumah adalah panggung yang memiliki tiang berupa kayu bulat. Di tiap sudut, terdapat tiang dengan pondasinya dari batu. Tiang terbesar dinamakan tiang persuhi dan batu pondasinya disebut batu persuhi.
Tanduk kerbau dipasang di atap barat dan timur yang menjadi lambang pengharapan. Bagian badan rumah terbuat dari papan tebal dan dinding muka belakang dipenuhi ukiran cicak.
2. Seni tari
Suku Batak memiliki kesenian tarian tradisional yang disebut tor-tor. Tarian tor-tor terdiri dari beberapa jenis yakni:
a. Pangurdot: Anggota badan yang bergerak yaitu kaki, tumit, dan bahu.
b. Pangeal: Anggota badan yang bergerak yaitu pinggang, tulang punggung dan bahu.
c. Pandenggal: Anggota badan yang bergerak yaitu lengan, telapak tangan hingga jari tengah.
d. Siangkupna: Anggota badan yang bergerak yaitu hanya leher.
e. Hapunana: Anggota badan yang bergerak yaitu hanya wajah.
3. Seni musik
Suku Batak memiliki seni musik yang khas disebut ogung sabangunan. Dalam melantunkan musik ini, diiringi empat gendang dan lima taganing (gamelan Batak). Gendang ogung memiliki nama-nama sendiri yakni oloan, ihutan, doal, dan jeret.
Seni musik ogung sabangunan kerap dipakai mengiringi tari tor-tor. Paduan kedua seni tersebut terbagi ke dalam empat macam tarian, yakni:
a. Tor-tor/gondang mula-mula: Tarian ini dilakukan dengan menyembah sembari berputar ke arah mata angin.
b. Tor-tor/gondang mangido pasu-pasu: Tarian ini memperlihatkan tangan yang menari dan bermakna petuah, nasihat, dan amanat orang tua.
c. Tor-tor/gondang liat-liat: Tarian dilakukan dengan menari berkeliling yang menandakan keluarga mendapat kebahagiaan.
d. Tor-tor/gondang hasahatan: Tari dilakukan dengan menari di tempat yang memiliki makna petuah atau rahmat Tuhan.
4. Seni kerajinan
Suku Batak memiliki aneka rupa kerajinan. Kerajinan yang cukup tenar adalah kain ulos. Kain ini memiliki beragam jenis dilihat dari fungsinya, yaitu:
a. Ulos lobu-lobu yakni ulos ayah untuk putra dan menantu saat pernikahan mereka.
b. Ulos hela yaitu ulos pemberian dari orang tua pengantin perempuan.
c. Ulos tondi adalah ulos pemberian orang tua pada putrinya saat hamil tua.
d. Ulos tujung yaitu ulos untuk janda atau duda.
e. Ulos saput yaitu ulos penutup jenazah dari paman almarhum jika yang meninggal laki-laki.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Addi M Idhom