tirto.id - Seni tari merupakan salah satu produk budaya yang dihasilkan dari kehidupan masyarakat.
Tarian tradisional yang terdapat di satu daerah berbeda dengan daerah lainnya. Hal ini karena ada perbedaan budaya pada masing-masing daerah.
Menurut modul "Antropologi" terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, seni termasuk seni tari, selalu mewakili dan mengomunikasikan informasi.
Dalam konteks seni tari, komunikasi disampaikan dalam bentuk gerakan tubuh dan irama.
Seni dipengaruhi oleh berbagai aspek dan kekuatan yang ada di sekitar masyarakat. Inilah yang menyebabkan tiap daerah memiliki ciri khas kesenian, termasuk seni tari.
Sebagai negara dengan keberagaman budaya yang banyak, Indonesia memiliki berbagai jenis tarian daerah, seperti berikut:
Tari Tor-tor
Tari tor-tor merupakan kesenian tari milik masyarakat Batak, Sumatera Utara. Tarian tor-tor biasanya ditampilkan dalam upacara adat, pernikahan, maupun pertunjukkan hiburan.
Dalam studi yang diterbitkan pada 2017, pertunjukkan tari tor-tor biasanya diiringi dengan alat musik gendang, suling, dan agung.
Gerakan yang ditampilkan sangat sederhana, biasanya mengikuti gerak binatang. Gerakan tangan penari tidak boleh lebih tinggi dari bahu. Apabila dilakukan, penari akan dianggap arogan dan tidak menghormati penonton.
Tari Saman
Tari saman adalah tarian khas Provinsi Aceh. Tari saman dilakukan secara berkelompok yang terdiri oleh kurang lebih 10 orang. Menurut Puji Lestari dalam "Antropologi" tarian dibawakan dengan penari yang duduk berlutut dan bersaf.
Delapan orang akan menari, sementara dua orang lainnya memberi aba-aba sambil bernyanyi.
Tarian ini memiliki gerak yang dinamis dan gerakan tangan menepuk berbagai anggota tubuh. Tari saman biasa ditampilkan saat menyambut tamu maupun acara hiburan.
Tari Piring
Tari piring adalah tarian tradisional masyarakat Minangkabau di wilayah Sumatera Barat. Melansir laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tari piring telah dikenal sejak abad ke 12.
Pada awal kemunculannya, tari piring digunakan untuk menyembah dewa dan menyampaikan rasa syukur atas panen yang berlimpah.
Piring yang menjadi properti tarian digunakan untuk menyiratkan membawa sesaji ke hadapan dewa.
Dalam menggambarkan rasa syukur atas panen, ada sekitar 20 gerakan dalam tari ini, meliputi gerakan menanam padi, memanen, hingga menumbuk padi.
Tari Gending Sriwijaya
Tari sriwijaya atau tari gending sriwijaya adalah tarian daerah Sumatera Selatan, tepatnya Kota Palembang.
Tarian ini diperkirakan muncul di zaman pemerintahan Jepang, yang digunakan untuk menyambut tamu atau acara resmi.
Tarian ini biasanya ditampilkan oleh wanita. Gerakan tarian menggambarkan kegembiraan gadis-gadis saat menerima kunjungan tamu penting.
Tari Payung
Tari payung adalah tarian tradisional masyarakat Bukit Tinggi Sumatera Barat. Ciri khas tarian ini adalah penggunaan payung dalam gerakannya. Tari payung dibawakan dengan berpasangan dengan pria dan wanita.
Tarian ini diiringi oleh alat musik talempong dan saluang. Talempong adalah alat musik perkusi khas minangkabau.
Bentuknya seperti kenong dalam gamelan Jawa. Sementara saluang adalah alat musik tiup yang terbiat dari bambu.
Tari Penggung Cambai
Tari penggung cambai adalah tarian daerah Lampung. Mengutip "Antropologi" tarian ini menggambarkan kehidupan masyarakat terutama pergaulan kaum muda yang menjunjung tinggi adat istiadat.
Nama tarian ini berasal dari kata penggung yang artinya pegang, dan cambai yang artinya sirih.
Daun sirih sendiri merupakan lambang kehormatan yang digunakan sebagai menyambut tamu dalam kebudayaan Melayu.
Tari Gambyong
Tari gambyong adalah tarian daerah Jawa Tengah, tepatnya Kota Surakarta. Nama tari ini berasal dari nama penari yang hidup di zaman Susuhunan Paku Buwana IV (1788 1820).
Menurut Kemendikbud, sang penari memiliki kemampuan menyanyi dan menari yang dapat memikat para pemuda.
Saat ini tari gambyong digunakan dalam acara hiburan dan kesenian. Gerakan tari gambyong menggambarkan karakter wanita yang cenderung halus, lincah, lembut, dan terampil.
Tari Ya-Fatah
Tari ya-fatah adalah tarian khas masyarakat Jambi, tepatnya wilayah di sepanjang aliran sungai Batanghari.
Tarian ini pada awal kemunculannya digunakan sebagai penyebaran agama Islam. Tarian ini juga ditampilkan dalam upacara pernikahan.
Tari Kecak
Tari kecak merupakan tarian khas Provinsi Bali. Tarian ini digunakan untuk pemujaan bagi dewa dan para leluhur.
Tarian ini dilakukan secara berkelompok besar. Bebeda dengan tari lainnya di mana alat musik merupakan pengiring utama, tari kecak diiringi oleh suara penari.
Laman Kemendikbud menyebutkan, pada tahun 1930-an tari kecak mulai disisipi cerita Ramayana. Saat ini tari kecak tidak hanya menjadi tarian pujian tetapi juga ditampilkan sebagai hiburan wisatawan di Pulau Bali.
Tari Remo
Tari Remo adalah tarian khas masyarakat Jawa Timur. Tarian ini umumnya dilakukan oleh pria yang berkarakter sebagai penari putri.
Sang penari menggambarkan karakter perempuan dengan busana selendang, sarung batik, stagen, namun disisipkan keris di Pinggang.
Tarian ini digunakan sebagai menyambut tamu dan pertunjukan kesenian. Gerakan tari remo dinamis meliputi gerakan anggukan dan gelengan kepala.
Selain itu, ekspresi wajah penari juga menjadi daya tarik tarian ini. Tari remo diiringi dengan gamelan, seperti bonang, saron, gambang, seruling, kenong, kempul, dan gong.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Dhita Koesno