Menuju konten utama

Mengenal Budaya Jawa Barat: Rumah Adat, Tarian, & Makanan Khas

Mengenal budaya dari Provinsi Jawa Barat, rumah adat, tarian hingga makanan khas. 

Mengenal Budaya Jawa Barat: Rumah Adat, Tarian, & Makanan Khas
Peserta memainkan tarian rampak Jaipong saat Liga Seni Budaya Bandung di kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (22/4).ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

tirto.id - Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia. Ibukotanya adalah Bandung. Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa.

Wilayah Jawa Barat berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Banten dan DKI Jakarta di barat.

Mayoritas penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda yang berbicara dengan Bahasa Sunda. Provinsi Jawa Barat terdiri dari 18 kabupaten, 9 kotamadya, 627 kecamatan, 645 kelurahan dan 5.312 desa.

Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 44.039.313 jiwa dengan total luas wilayah 35.377,76 km²

Sama dengan Provinsi lain di Indonesia, Jawa Barat memiliki keanekaragaman budaya. Budaya suatu daerah menjadi ciri budaya masyarakatnya.

Ada banyak bentuk-bentuk budaya di Indonesia, di antaranya rumah adat, pakaian adat, seni musik, tarian, senjata, hingga bahasa daerah.

Rumah Adat Sunda

Dilansir dari laman Purwakarta.kab.go.id, rumah adat sunda bentuknya bermacam-macam, namun, pengaturan struktur ruang dan bangunannya tetap tritangtu.

Secara vetikal rumah sunda terdiri dari kolong, badan rumah dan atap. Kolong adalah bumi, badan rumah adalah dunia tempat manusia, dan atap adalah langit. Rumah adalah gambaran alam semesta (makrokosmos).

Rumah adat Sunda memiliki tipologi yang aneka ragam dilihat dari tipe bangunan. Dilansir dari Jurnal Unika, segi bentuk atap dan perletakkan pintu masuk (entrance).

Sama seperti rumah-rumah adat suku lainya, selalu disediakan ruangan yang “kosong”, dalam arti tidak boleh ditempati manusia (untuk tidur), dan hanya untuk kegiatan tertentu yang diperbolehkan.

Dalam rumah sunda inilah ruang goah ataau padaringan, yang biasanya ruang kecil saja yang sengaja gelap, sehingga pintu masuknya dipasang tirai. Di goah inilah ditaruh gentong beras yang ditutupi dengan kain putih (warna langit yang rohaniah).

Ada pula pola penataan ruang dapat dilihat berdasarkan elemen yang menyusun tempat tinggal rumah adat Sunda dan pola penataan ruang berdasarkan pembagiannya berupa tiga daerah yang terpisah yaitu daerah wanita, daerah laki-laki dan daerah natural (daerah yang dapat digunakan bagi wanita dan lakl-Iaki).

Tipologi bangunan rumah adat Sunda dibagi menjadi beberapa tipe bangunan, bentuk atap dan segi peletakkan pintu masuk (entrance).

Tipologi bangunan rumah adat Sunda menurut Badudu (1982:44-46) dibagi menjadi dua tipe bangunan:

a. Tipe rumah untuk keteduhan, banyak tersebar di daerah-daerah datar dan pantai di Jawa Barat. Ciri-ciri bangunan untuk keteduhan ini adalah :

1. Lantai rumah langsung beralaskan tanah

2. Di sekeliling rumah terdapat serambi yang memberi keteduhan inti rumah.

3. Serambi depan dapat berbentuk pendopo dengan bubungan atap yang terpisah.

4. Inti rumah terbagi menjadi beberapa ruangan yang simetris kiri dan kanan yang digunakan sebagai tempat menerima tamu serta kamar tidur keluarga.

5. Bentuk atapnya, umumnya pelana atau limas yang merupakan pengaruh dari bentuk atap rumah Tradisional Jawa.

6. Bahan bangunan untuk dinding terbuat dari kayu atau bambu dengan atap terbuat dari daun alang-alang atau daun enau. Tetapi sekarang banyak warga yang memakai batu bata untuk dinding dan genting untuk atap.

Tarian Tradisional Jawa Barat

Salah satu tarian tradisional Jawa Barat yang cukup populer adalah Jaipong. Dilansir dari situs Disparbud.jabar.go.id, Jaipong diciptakan oleh seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira, sekitar tahun 1960-an, dengan tujuan untuk menciptakan suatu jenis musik dan tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi rakyat Nusantara, khususnya Jawa Barat.

Meskipun termasuk seni tari kreasi yang relatif baru, jaipongan dikembangkan berdasarkan kesenian rakyat yang sudah berkembang sebelumnya, seperti Ketuk Tilu, Kliningan, serta Ronggeng.

Perhatian Gumbira pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu.

Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian menjadi inspirasi untuk mengembangkan kesenian jaipongan.

Sebelum bentuk seni pertunjukan ini muncul, ada beberapa pengaruh yang melatarbelakangi terbentuknya tari pergaulan ini.

Makanan Khas Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat terdiri dari 26 kota dan kabupaten yang memiliki makanan khas di setiap daerahnya. Makanan Sunda memiliki rasa rempah dan ciri khasnya tersendiri.

Ke-26 kota dan kabupaten tersebut di antaranya Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, Bogor, Sukabumi, Depok, Cimahi, Tasikmalaya, dan Banjar.

Berikut adalah daftar makanan khas Jawa Barat, yang dirangkum Tirto, sebagaimana dilansir dari laman Jabarprov.go.id.

1. Nasi Liwet

Nasi Liwet merupakan makanan yang sering disajikan di berbagai acara. Nasi Liwet juga akrab disajikan dengan tambahan ikan teri, daun serai, tahu, dan juga ayam goreng. Keunikan dari nasi liwet adalah rasa nasinya yang sedikit manis dan kental dengan wangi santan kelapa.

2. Nasi Timbel

Sajian dari nasi timbel sendiri agak mirip dengan sajian dari nasi liwet. Hanya saja, nasi timbel umumnya disajikan dengan bungkusan daun pisang. Untuk menikmati hidangan ini, Anda dapat menambahkan sayur asam ataupun ikan asin.

3. Nasi Tutug Oncom

Hidangan yang berasal dari Tasikmalaya ini merupakan campuran dari nasi dan juga olahan kedelai alias oncom. Tidak jarang bagi restoran-restoran untuk menyajikan nasi tutug oncom dengan tambahan ikan asin, daun pisang, jeruk nipis, ataupun tempe. Bahan saus yang membuat hidangan ini unik adalah karena sambal hijaunya.

4. Karedok

Banyak yang salah mengira hidangan karedok sama dengan gado-gado dan lotek, jika baru pertama kali melihat. Karedok adalah makanan khas Sunda yang disajikan dengan sayur-sayuran mentah. Yang membedakan Karedok dengan kedua hidangan mirip lainnya adalah siraman bumbu kacang yang melimpah. Karedok juga dilengkapi dengan tambahan kerupuk bawang di atasnya.

5. Lotek

Ini dia makanan hidangan yang hampir sama dengan Karedok. Sama-sama menggunakan bumbu kacang dan kerupuk, Lotek lebih menyajikan sayur-sayuran rebus seperti bayam, kapri, dan kacang panjang. Lotek dapat dinikmati bersamaan dengan lontong, nasi, ataupun mi.

6. Bakakak Hayam

Bakakak Hayam adalah masakan khas Sunda yang unik, jika dilihat dari cara penyajiannya. Umumnya Bakakak Hayam menggunakan dada ayam yang dibelah hingga terbuka dan ditusukan hingga membentuk sebuah bakakak. Cara masak ayamnya pun beragam mulai dari digoreng hingga dibakar.

7. Soto Bandung

Soto Bandung umumnya menggunakan daging sapi khas dalam atau tetelan. Bedanya Soto Bandung dengan soto yang lainnya adalah penambahan kacang kedelai goreng dan lobak di kuahnya.

8.Soto Mie

Soto Mie adalah jenis masakan khas Sunda yang menyajikan mie dengan kuah kaldu yang kental. Umumnya, Soto Mie menggunakan tambahan tauge dan kacang kedelai goreng untuk menambahkan sedikit rasa manis.

9. Mie Kocok

Jika Anda sering jalan-jalan ke Bandung, tentunya makanan Mie Kocok tidak asing bagi Anda. Mie Kocok menggunakan mie pipih telur dengan kuah kaldu dan kikil.

10. Empal Gentong

Berbeda dari empal lainnya, Empal Gentong dimasak dengan menggunakan kayu bakar dan gentong. Bahan utamanya juga berupa daging, usus, dan babat sapi.

Empal Gentong dihidangkan dengan nasi atau lontong, dan kucai. Empal Gentong juga terasa nikmat jika dimakan dengan kuah santan.

Baca juga artikel terkait ILMU ANTROPOLOGI atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH