tirto.id - Grebeg Maulud Jogja 2025 digelar pada hari Jumat, 5 September 2025 mulai 09.00 WIB. Serangkaian perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad saw pada 12 Rabiul Awal dimulai dengan Hajad Dalem Miyos Gangsa pada Jumat, 29 Agustus 2025.
Tradisi Grebeg Maulud berakar dari sejarah dakwah Islam di Jawa. Kata grebeg berasal dari "gumrebeg" yang berarti perayaan. Tradisi ini mengandung simbol serta kegiatan dengan dimensi spiritual yang kuat. Tujuannya masyarakat dapat meningkatkan keimanan serta semangat hidup bersama.
Grebeg Maulud Jogja menjadi puncak rangkaian Sekaten. Hal ini ditandai Sultan yang membagikan hasil bumi kepada rakyat. Momen ini selalu dipadati masyarakat yang meyakini gunungan atau hasil bumi pemberian Sultan membawa berkah dan keberuntungan.
Setiap prosesi Sekaten saling terkait hingga akhirnya ditutup dengan Grebeg Maulud sebagai perayaan utama.
Sekilas Sejarah Grebeg Maulud di Jogjakarta
Grebeg Maulud pertama kali digelar pada abad ke-15 di Masjid Agung Demak. Perpaduan budaya Jawa dengan ajaran Islam diinisiasi oleh Sunan Kalijaga dan Raden Patah. Keduanya merupakan tokoh yang sangat berpengaruh pada masa itu.
Mulanya, perayaan ini digunakan Sunan Kalijaga sebagai sarana dakwah. Ajaran Islam tersampaikan secara menghibur sekaligus mendidik dengan memadukan gamelan dan wayang kulit.
Tradisi tersebut kemudian diterima oleh masyarakat luas. Hingga Sultan Hamengkubuwono I mengadopsi dan melestarikan tradisi sebagai warisan budaya dan agama. Akhirnya perayaan ini menjadi salah satu kebudayaan khas Jogja hingga saat ini.
Kini, Grebeg Maulud bukan hanya peringatan kelahiran Nabi Muhammad saw. Rangkaian acara mengandung simbol penyebaran Islam, rasa syukur, serta wujud kebersamaan kerajaan dengan rakyat.
Berikut rincian lengkap acara-acara di Grebeg Maulud:
- Miyos Gangsa: keluarnya gamelan sekati dari Keraton menuju Masjid Gedhe, dipercaya membawa berkah.
- Numplak Wajik: pembuatan wajik untuk gunungan, melambangkan awal kehidupan.
- Kondur Gangsa: kembalinya gamelan ke Keraton.
- Bethak: memasak nasi untuk gunungan sebagai simbol rezeki.
- Pesowanan Garebeg: persiapan arak-arakan dan gunungan sebagai lambang kemakmuran.
- Arak-arakan Gunungan: enam gunungan berisi hasil bumi diarak ke berbagai tempat penting.
- Pembagian Gunungan: masyarakat berebut isinya, diyakini membawa keberkahan dan kelancaran rezeki.

Jadwal Grebeg Maulud Jogja 2025
Berdasarkan postingan Instagram resmi @kratonjogja, Grebeg Maulud 2025 berlangsung sejak 29 Agutus hingga 5 September 2025. Terdapat 9 acara dalam rangkaian peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad saw.
Berikut jadwal lengkap Grebeg Maulud Jogja 2025:
1. Miyos Gangsa:
Waktu: Jumat, 29 Agustus 2025, pukul 19.30-00.00 WIB
Lokasi: Bangsal Pancaniti (Kamandungan Lor) – Pagongan Masjid Gedhe
2. Gladhi Resik Prajurit
Waktu: Minggu, 31 Agustus 2025, pukul 06.30 WIB - selesai
Lokasi: Kamandungan Kidul – Keben – Pagelaran – Masjid Gedhe
3. Numplak Wajik
Waktu: Selasa, 2 September 2025, pukul 15.30 WIB - selesai
Lokasi: Panti Pareden, Komplek Magangan, Keraton Yogyakarta
4. Kondur Gangsa
Waktu: Kamis, 4 September 2025, pukul 19.00-00.00 WIB
Lokasi: Pagongan dan Halaman Masjid Gedhe, Keraton Yogyakarta
5. Mbethak (tertutup)
Waktu: Kamis dan Jumat, 4 & 5 September 2025, pukul 05.00 WIB - selesai
Lokasi: Bangsal Sekar Kedhaton
6. Garebeg Mulud
Waktu: Jumat, 5 September 2025 pukul 09.00 WIB - selesai
Lokasi: Pagelaran Keraton Yogyakarta – Masjid Gedhe
7. Pisowanan Garebeg Mulud Dal (tertutup)
Waktu: Jumat, 5 September 2025 pukul 11.00 WIB - selesai
Lokasi: Kagungan Dalem Bangsal Kencana
8. Ringgitan Bedhol Songsong (tertutup)
Waktu: Jumat, 5 September 2025 pukul 19.30 WIB - selesai
Lokasi: Tratag Gedhong Prabayeksa
9. Kajian Maulid Nabi Muhammad SAW
Waktu: Sabtu, 30 Agustus – Rabu, 3 September 2025 (selepas ashar dan isya)
Lokasi: Kagungan Dalem Masjid Gedhe
Artikel tentang Maulid Nabi 2025 juga bisa dibaca lewat tautan di bawah ini:
Penulis: Arif Budiman
Editor: Beni Jo
Masuk tirto.id







































