tirto.id - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Arya Sinulingga merespons pernyataan Calon Presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto yang menyebut bajingan pada elite di Jakarta yang merusak negara saat berorasi politik di Yogyakarta.
Tetapi pada orasi politiknya itu, Prabowo tak mengatakan dengan jelas siapa elite yang ia sebut.
Sehingga Arya pun mempertanyakan kembali kepada Prabowo siapa elit yang ia maksud.
Bahkan kata Arya, jangan-jangan elit itu merupakan orang-orang yang ada di dalam kubu Prabowo.
"Elite Jakarta tuh siapa? apakah beliau [Prabowo] masuk di situ juga sebagai elit yang disebut? Jangan-jangan orang-orang di sekitar beliau yang bajingan itu," ujarnya kepada Tirto, Senin (8/4/2019).
Arya menambahkan, padahal menurutnya nama Prabowo dan beberapa orang yang ada di dalam kubunya saja masuk ke dalam Panama Papers atau Berkas Panama.
Diketahui tiga nama warga Indonesia yang tercantum dalam Berkas Panama adalah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan dua anak Presiden RI Kedua, Soeharto. Yaitu Hoetomo Mandala Putera alias Tommy Soeharto, dan Siti Hutami Endang Adiningsih, alias Mamiek.
"Itu kan mereka orang-orang Pak Prabowo. Jadi rampok itu bahasa-bahasa yang sangat vulgar, seperti orang yang menunjuk hidungnya sendiri dan kelompoknya sendiri," pungkasnya.
Tak hanya itu, ia juga menilai orasi politik Prabowo seperti kaset rusak. Karena menurut Arya, pernyataan itu merupakan orasi lama yang terus-terusan diputar-putar di beberapa agenda kampanyenya.
"Itu kan bukan pidato baru, itu pidato lama. Kan begitu-begitu terus pidatonya," tuturnya.
Berkas Panama adalah istilah untuk menyebut 11,5 juta dokumen firma hukum Mossack Fonseca yang bocor.
Dokumen tersebut ditelisik oleh lebih dari 300 jurnalis, yang tergabung dalam The International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ)
Dalam dokumen tersebut, nama Prabowo Subianto, Mamiek Soeharto, dan Tommy Soeharto, turut disebut.
Prabowo pernah menjadi direktur dan wakil pimpinan Nusantara Energy Resources yang berkantor di Bermuda.
Perusahaan yang terdaftar pada 2001 ini tercatat sebagai "penunggak utang" dan ditutup pada 2004.
Tommy disebut sebagai pimpinan Humpuss Group, pernah menjadi direktur dan bos dewan Asia Market Investment, perusahaan terdaftar di Bermuda pada 1997, yang ditutup pada 2000.
ICIJ juga mencatat alamat yang sama untuk Asia Market dan V Power, perusahaan terdaftar di Bahama dan dimiliki Tommy Soeharto yang punya saham di Lamborghini, perusahaan mobil mewah Italia.
Sedangkan Mamiek adalah wakil presiden Golden Spike Pasiriaman Ltd serta pemilik dan pimpinan Golden Spike South Sumatra Ltd, bersama Maher Algadri, eksekutif Kodel Group, salah satu konglomerat terbesar Indonesia di zaman Soeharto. Dua perusahaan ini tercatat di Bermuda pada 1990 dan sekarang sudah ditutup.
Jurnalis investigasi ini pernah membuat heboh karena laporannya soal Berkas Panama pada awal April 2016, yang membongkar praktik perusahaan cangkang lewat Mossack Fonseca, sebuah firma hukum berbasis di Panama.
Temuan para jurnalis ini menjelaskan skema kompleks soal bagaimana orang-orang superkaya di dunia menghindari pajak lewat praktik memarkir uang di negara-negara suaka pajak (tax haven).
Nama-nama orang Indonesia yang disebutkan dalam Berkas Panama termasuk Luhut Panjaitan (menteri pemerintahan Joko Widodo), Sandiaga Uno (kini calon wakil presiden dari Prabowo), dan Harry Azhar Aziz (saat Berkas Panama terkuak, Azhar menjabat Ketua Badan Pemeriksa Keuangan).
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari