Menuju konten utama
Tips Parenting

Tips Membangunkan Anak Sahur & Menyajikan Makanannya dari Pakar

Berikut ini tips membangunkan anak sahur dan menyajikan makanannya menurut pakar dan psikolog.

Tips Membangunkan Anak Sahur & Menyajikan Makanannya dari Pakar
Ilustrasi Anak Puasa. foto/istockphoto

tirto.id - Islam memiliki sejumlah syarat sah dalam menjalankan kewajibannya untuk ibadah puasa.

Apabila syarat sah tersebut belum terpenuhi, maka gugurlah kewajiban seseorang untuk berpuasa dan tidak berdosa apabila meninggalkannya.

Salah satu syarat sah puasa adalah baligh atau dewasa, itu artinya, anak yang belum mencapai masa pubertas tidak dikenai kewajiban untuk berpuasa maupun aturan syariat lainnya.

Kendati demikian, anak-anak dapat dilatih untuk berpuasa sejak dini atau ketika sudah berumur tujuh tahun.

Cara Melatih atau Mengajarkan Anak Puasa

Berikut ini beberapa cara melatih dan mengajarkan anak puasa yang dapat orang tua terapkan.

1. Latih secara bertahap

Dikutip dari kanal YouTube Muhammadiyah Channel, apabila anak masih sangat kecil, mulailah puasa secara bertahap dengan dimulai dari subuh hingga zuhur terlebih dahulu.

Jika anak sudah mampu bertahan hingga zuhur, lanjutkan dalam beberapa hari ke depan dengan memperpanjang waktu puasa dari subuh hingga waktu ashar.

Hal ini dilakukan agar anak dapat beradaptasi secara bertahap dan akhirnya mampu berpuasa sepanjang hari dari subuh hingga maghrib.

Proses puasa yang dilakukan secara bertahap ini sangat penting untuk memastikan anak kuat dalam menjalankan ibadah puasa.

2. Ajari anak puasa sesuai dengan umurnya

Anak di bawah usia tujuh tahun dengan masa perkembangan kognitif praoperasional bisa diberikan contoh langsung atau diizinkan meniru perilaku orang tua.

Misalnya, saat anak dibangunkan untuk sahur, biarkan anak melihat apa yang dilakukan orang tua dan jelaskan alasan mereka harus bersahur.

Sedangkan anak usia tujuh tahun ke atas dengan masa perkembangan kognitif operasional konkret, bisa diberikan hadiah jika anak mampu berpuasa selama sebulan penuh secara konsisten.

Hadiah yang diberikan dapat berupa pujian atau bahkan barang, bergantung pada budaya keluarga masing-masing.

3. Perhatikan kondisi fisik anak

Memberikan makanan bergizi adalah sesuatu yang penting agar anak bisa menjalankan puasa dengan baik. Jika perlu, anak juga dapat diberi konsumsi vitamin agar lebih prima.

Selain itu, apabila selama puasa anak terlihat mengalami dehidrasi seperti mulut kering, matanya cekung, atau keringat dingin, maka lebih bijak apabila anak tidak melanjutkan puasa sampai waktu berbuka.

4. Pastikan selalu sahur setiap hari

Sebaiknya bangunkan anak sedini mungkin, minimal 30 atau 45 menit sebelum waktu imsak, agar anak punya waktu cukup untuk makan sahur.

Disarankan untuk mulai dengan bangun, berwudhu, dan minum air hangat yang dicampur madu atau teh hangat supaya anak tidak mengantuk.

Setelah itu, baru diberikan makanan besar dan menjelang waktu imsak, diberikan minuman lagi.

Jika perlu, anak bisa diberikan satu gelas sereal atau susu untuk memastikan kebutuhan harian selama berpuasa tercukupi.

5. Biasakan anak berbuat hal-hal baik

Membiasakan anak berbuat baik dan menjauhi hal-hal yang buruk akan memudahkan anak dalam menjalankan puasa.

Anak belajar dari lingkungan sekitarnya, maka sebagai orang tua, perlu memberikan contoh yang baik juga.

6. Ajari anak puasa melalui buku

Orang tua bisa menceritakan isi buku tentang puasa kepada anak-anak yang membuat mereka termotivasi untuk melakukan hal yang sama.

7. Bicaralah dengan anak mengenai makna puasa

Mengajarkan anak tentang amalan yang dilakukan selama Ramadan dan maknanya bisa memotivasi anak untuk menjalankan puasa dengan benar.

8. Jangan memaksa anak berpuasa hanya karena anak orang lain sudah siap

Pastikan untuk tidak memaksa anak untuk puasa karena anak orang lain tampak sudah lebih siap melaksanakannya.

Memaksa anak untuk berpuasa bisa membuat anak merasa sulit dan tidak memahami mengapa mereka tidak boleh makan dan minum. Anak juga mungkin malas puasa karena menganggap itu sebagai beban yang sulit dilakukan.

Tips Membangunkan Anak Sahur dan Menyajikan Makanannya

Dilansir dari Antara Sultra, Psikolog keluarga Ayoe Soetomo mengungkap tips supaya anak tidak sulit bangun sahur, salah satunya dengan memberi tahu seputar Ramadhan dari jauh-jauh hari.

"Sebaiknya ajak anak mengetahui puasa Ramadhan dari jauh-jauh hari atau beberapa hari sebelum puasa agar anak tidak sulit bangun sahur," kata Ayoe.

Tips selengkapnya dari Ayoe untuk membangunkan anak saat sahur yakni sebagai berikut.

  1. Beri tahu tentang puasa Ramadhan sejak jauh-jauh hari.
  2. Jelaskan apa kegunaan sahur dan jam berapa anak harus bangun selama bulan puasa.
  3. Libatkan anak dalam diskusi soal menu sahur agar ia lebih semangat untuk belajar berpuasa selama bulan Ramadhan.
  4. Atur jam tidur anak agar mudah dibangunkan pada dini hari.
  5. Asosiasikan puasa dan bulan Ramadhan sebagai kegiatan yang menyenangkan karena ada aktivitas shalat terawih dan buka puasa bersama.
Ketika anak sudah semangat untuk bangun sahur, tahap selanjutnya bagi orang tua adalah mengetahui tips menyajikan menu sahur untuk anak.

Chef Devina Hermawan dalam situs Antara juga menyarankan beberapa tips terkait menyajikan sahur untuk anak, yakni sebagai berikut:

  • Hindari makanan yang terlalu berat seperti rendang atau semur. Nasi diperbolehkan tapi usahakan agar lauknya tidak terlalu bersaus.
  • Sajikan makanan berupa protein seperti daging ayam dengan tekstur dan aroma yang ringan agar anak bisa lahap menyantap sahur.
  • Siapkan makanan yang disukai anak tapi tetap perhatikan kandungan nutrisi yang seimbang.
  • Bagi anak yang masih kesulitan mengunyah makanan, sajikan daging proses yang dibuat sendiri seperti bakso atau pangsit yang dibuat di rumah.

Baca juga artikel terkait TIPS MENGAJARKAN ANAK PUASA atau tulisan lainnya dari Nisa Hayyu Rahmia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Nisa Hayyu Rahmia
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Dhita Koesno