tirto.id - Sebagaimana tahun sebelumnya, pada Ramadan 1442 H/2021 kali ini umat Islam Indonesia akan menyambut Hari Raya Idulfitri di tengah pandemi Covid-19.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Agama (Kemenag) RI menerbitkan Surat Edaran (SE) No. 07 Th. 2021 yang mengatur penyelenggaraan ibadah Idulfitri saat pandemi. Tujuannya adalah untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19.
Salah satu poin SE Itu mengatur penyelenggaraan salat Id secara berjemaah yang melibatkan banyak orang, seperti di lapangan atau masjid, hanya diperkenankan di wilayah berstatus zona hijau dan kuning dengan tingkat penularan Covid-19 yang rendah.
Meskipun demikian, penyelenggaraannya tetap harus mematuhi protokol kesehatan yang ketat.
Misalnya, jumlah jemaah dibatasi cuma 50 persen dari kapasitas tempat salat Id, harus ada batasan jarak antarsaf, serta wajib mengenakan masker.
Sementara itu, salat Idulfitri secara berjemaah, yang melibatkan banyak orang, tak diperkenankan di wilayah zona oranye dan merah yang status penularan Covid-19 masih tinggi.
Karena itulah, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengimbau agar umat Islam di Indonesia mengutamakan pelaksanaan salat Idulfitri di rumah masing-masing.
"Karena salat Id hukumnya sunah, sementara menjaga kesehatan, menjaga keselamatan diri, keselamatan keluarga, dan lingkungan itu wajib," kata Yaqut di Jakarta pada Selasa (4/5/2021).
Panduan dan Tata Cara Salat Idulfitri Berjamaah di Rumah
Untuk salat Idulfitri yang dilaksanakan secara berjemaah di rumah, ketentuan jumlah jamaahnya minimal empat orang, yakni satu imam dan tiga makmum.
Lafal bacaannya diucapkan dengan keras (jahr). Usai salat, jika memungkinkan diadakan khotbah Idulfitri.
Berikut tata cara salat Idul fitri berjemaah di rumah.
1. Sebelum salat Id, disunahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.
2. Salat Id dimulai dengan menyeru “ash-shalâtu jâmi‘ah” yang artinya "Salat jama'ah akan segera didirikan. Selain itu, salat Id dilaksanakan tanpa didahului azan dan iqamah.
3. Membaca niat salat Idulfitri
Sebagaimana ibadah-ibadah lainnya, salat Idulfitri juga mesti didahului dengan niat.
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًاإِمَامًا) لِلهِ تَعَــــالَى
Bacaan latinnya: "Ushallii sunnatan lii'idil fitri rak'ataini [imaaman / makmuuman] lillahi ta'aala"
Artinya: “Aku berniat salat sunah Idulfitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
4. Membaca takbiratul ihram (الله أكبر/Allahu Akbar) sambil mengangkat kedua tangan.
5. Tujuh takbir pada rakaat pertama
Pada rakaat pertama salat Id, setelah membaca doa iftitah, dilanjutkan dengan membaca takbir lagi sebanyak tujuh kali. Takbir sebanyak tujuh kali tersebut diucapkan sambil mengangkat tangan.
Di sela-sela setiap dari tujuh takbir itu dianjurkan membaca doa berikut:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Bacaan latinnya: "Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar."
Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”
Kalau ingin membaca doa lainnya, dapat melafalkan bacaan berikut:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Bacaan latinnya: "Allahu akbar kabira, walhamdulillahi katsira wa subhanallahi bukrataw waashilaa"
Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”
6. Membaca Surah Al-Fatihah
Setelah takbir tujuh kali, kemudian membaca surah Al-Fatihah sebagai rukun salat. Setelah itu, disunahkan membaca surah Al-A'la.
7. Kemudian dilanjutkan dengan rukuk, iktidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua, seperti salat biasa. Lalu, berdiri kembali untuk melaksanakan rakaat kedua.
8. Lima takbir pada rakaat kedua
Selepas berdiri lagi pada rakaat kedua, membaca takbir lagi sebanyak 5 kali sambil mengangkat tangan seperti sebelumnya. Kelima takbir itu di luar takbir saat berdiri pada rakaat kedua (takbir qiyam).
Di sela-sela setiap dari lima takbir itu dianjurkan membaca doa berikut:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Bacaan latinnya: "Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar."
Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”
Kalau ingin membaca doa lainnya, dapat melafalkan bacaan berikut:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Bacaan latinnya: "Allahu akbar kabira, walhamdulillahi katsira wa subhanallahi bukrataw waashilaa"
Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”
9. Setelah lima takbir, membaca surah Al-Fatihah, dan kemudian disunahkan membaca surah Al-Ghasyiyah.
10. Kemudian dilanjutkan dengan rukuk, Iktidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, duduk tasyahud akhir dan salam.
11. Setelah salat, mendengarkan khotbah Idulfitri
Usai salat Idulfitri, khatib membacakan khotbah hari raya dan jamaah sebaiknya mendengarkan dengan khusuk.
Tata Cara Khotbah Idulfitri di Rumah
Berbeda dengan salat Jumat yang khotbahnya disampaikan sebelum salat, pada Hari Raya Idulfitri, khotbahnya disampaikan usai penyelenggaraan salat Id.
Khotbah Idulfitri hukumnya sunah serta bagian dari kesempurnaan salat Idulfitri. Dalam syariat, khotbah Idulfitri lazimnya disampaikan dengan berdiri.
Pelaksanaannya dilakukan dengan dua khotbah yang dipisahkan dengan duduk sejenak.
Dalilnya adalah hadis riwayat Jabir RA, ia berkata: "Rasulullah SAW keluar pada hari Idulfithri atau Iduladha, beliau berkhotbah sambil berdiri kemudian duduk dan berdiri kembali," (H.R. Ibnu Majah).
Dalam buku Panduan Praktis Shalat dan Khutbah Idul Fitri Saat Wabah Covid-19 (2020) yang diterbitkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), dijelaskan mengenai tata cara khotbah Idulfitri adalah sebagai berikut.
Khotbah Idulfitri Pertama
Khatib berdiri menghadap jemaah salat Idulfitri sambil mengucapkan salam. Lalu, ia menjalankan urutan khotbah Idulfitri berikut ini:
1. Di khotbah pertama ini, khatib mengawalinya dengan membaca takbir (الله أكبر/Allahu Akbar) sebanyak sembilan kali.
2. Memuji Allah SWT, sekurang-kurangnya membaca "Alhamdulillah".
3. Membaca salawat nabi, sekurang-kurangnya "Allahumma shalli 'ala [sayyidina] Muhammad".
4. Berwasiat tentang takwa.
5. Membaca ayat Al-Quran.
Kemudian khatib menyampaikan ceramahnya, mengingatkan jemaah untuk menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya, serta penjelasan lainnya mengenai topik khotbahnya.
Setelah cukup, khotbah pertama diakhiri dengan duduk sejenak sebelum beralih ke khotbah kedua.
Khotbah Idulfitri Kedua
1. Setelah bangun dari duduk sejenak, khatib memulai khotbah kedua dengan bertakbir sebanyak tujuh kali.
2. Memuji Allah SWT, sekurang-kurangnya membaca "Alhamdulillah".
3. Membaca salawat nabi, sekurang-kurangnya "Allahumma shalli 'ala [sayyidina] Muhammad".
4. Berwasiat tentang takwa.
Setelah itu, khatib dapat merangkum khotbah yang pertama atau langsung mendoakan kaum muslimin, yang kemudian diaminkan oleh jemaah salat Idulfitri.
5. Mengakhiri khotbah Idulfitri.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno