Menuju konten utama

Alasan Menag Minta Umat Islam Sholat Idul Fitri 2021 di Rumah

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan umat Islam di Indonesia lebih baik melaksanakan Sholat Idul Fitri 2021 di rumah masing-masing.

Alasan Menag Minta Umat Islam Sholat Idul Fitri 2021 di Rumah
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (tengah) didampingi Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi (kanan) dan Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto (kiri) memberikan keterangan seusai sidang Isbat penentuan awal bulan Ramadhan di Kantor Kemenag Jakarta, Senin (12/4/2021). ANTARA FOTO/Humas Kemenag/wpa/foc.

tirto.id - Idul Fitri 1442 H atau Lebaran 2021 akan segera datang. Sebagaimana tahun lalu, Idul Fitri tahun ini terpaksa harus dirayakan oleh Umat Islam di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung reda.

Mengingat masih ada potensi penularan virus corona (Covid-19) dan pentingnya tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengimbau umat Islam di Indonesia agar melaksanakan Sholat Idul Fitri di rumah masing-masing.

"Kami minta masyarakat untuk sebaiknya salat Id di rumah masing-masing saja enggak apa-apa," kata Yaqut di Jakarta, pada Selasa, 4 Mei 2021, dikutip dari Antara.

Yaqut sekaligus menjelaskan alasan imbauannya agar umat Islam melaksanakan Sholat Idul Fitri 2021 di rumah masing-masing.

Dia menerangkan bahwa hukum mengerjakan Sholat Idul Fitri adalah sunnah. Di sisi lain, menjaga kesehatan diri, keluarga, dan lingkungan adalah wajib. Dengan demikian, masyarakat hendaknya mendahulukan yang wajib ketimbang sunah.

"Karena salat Id hukumnya sunah, sementara menjaga kesehatan, menjaga keselamatan diri, keselamatan keluarga, dan lingkungan itu wajib," dia menegaskan.

Apalagi, di wilayah zona merah dan oranye, segala kegiatan yang melibatkan banyak orang tidak diizinkan guna mencegah potensi kemunculan klaster baru penularan Covid-19 di masyarakat.

Dia juga mengingatkan, meski diizinkan oleh pemerintah, Sholat Idul Fitri 2021 di kawasan Zona Hijau dan Kuning harus sesuai dengan protokol kesehatan, dengan pembatasan jumlah jemaah 50 persen dari kapasitas tempat ibadah.

Namun, dia berpendapat, masyarakat tetap lebih baik melaksanakan salat Idul Fitri di rumah dan tidak membuat kerumunan.

"Kapasitas lapangan terbuka itu ada, kapasitasnya berapa? Maksimal separuhnya, itu maksimal. Syukur-syukur tidak perlu salat Id di lapangan lebih baik salat Id di rumah saja enggak apa-apa," Yaqut menjelaskan.

Satgas Minta Masyarakat Lebih Disiplin Prokes

Penambahan kasus penularan Covid-19 di Indonesia masih belum menunjukkan tanda-tanda melandai hingga titik rendah seperti yang diharapkan.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 pada 4 Mei 2021, masih tercatat penambahan 4.369 kasus baru dalam sehari terakhir. Dalam kurun yang sama, ada 188 kematian baru yang dialami pasien Covid-19 di tanah air.

Jika dijumlahkan sejak masa awal pandemi hingga hari ini, total pasien Covid-19 di Indonesia telah mencapai 1.686.373 orang, dan 46.137 di antaranya sudah meninggal dunia. Hingga 4 Mei 2021, masih ada 99.087 kasus aktif.

Meskipun proses vaksinasi Covid-19 masih terus dijalankan, dan sejauh ini sudah menyasar sekitar 20-an juta orang, kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan tetap penting untuk terus dijalankan, terutama menjelang dan saat Lebaran 2021.

Apalagi, data Satgas Covid-19 menunjukkan pada pekan keempat April 2021, ada peningkatan lagi jumlah kasus baru penularan virus corona di Indonesia. Peningkatan juga terjadi pada angka kasus kematian akibat Covid-19.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan di antara faktor yang memicu lonjakan kasus itu adalah kelalaian dalam melaksanakan protokol kesehatan.

"Ada juga peningkatan kasus yang dirawat di rumah sakit," kata Nadia pada 4 Mei 2021 seperti dilansir laman resmi Satgas Covid-19.

Akibatnya, muncul sejumlah klaster baru penularan Covid-19 di perkantoran, tempat ibadah sholat tarawih, lokasi takziah, hingga kegiatan mudik lebaran

Nadia khawatir angka penularan Covid-19 yang menurun dari Februari hingga Maret bisa berbalik meningkat apabila masyarakat tidak memperketat pelaksanaan protokol kesehatan.

"Masyarakat masih ada yang mulai mudik terlebih dulu. Padahal kalau berkaca kejadian di India, melonggarnya protokol kesehatan, terutama pada perayaan keagamaan menyebabkan terjadinya ledakan kasus yang cukup besar," ujar Nadia.

"Jangan sampai kita menjadi sumber penularan atau korban penularan dari orang lain. Sehingga menyambut Idul Fitri nanti kita harus perketat protokol kesehatan demi terhindar dari kesakitan dan kematian," dia menambahkan.

Nadia pun mengingatkan agar masyarakat tidak terlena oleh euforia vaksinasi Covid-19. Kata dia, seluruh warga penting untuk menyadari bahwa saat ini pandemi belum benar-benar selesai.

Anggota Satgas Penanganan COVID-19 Subbidang Mitigasi, Fala Adinda pun mengingatkan bahwa ancaman penularan Covid-19 masih mengintai dibarengi dengan kemunculan mutasi virus corona.

"Longgarnya protokol kesehatan yang terjadi di sekeliling kita sebenarnya menjadi semacam lampu merah. Walau sudah ada vaksinasi, jangan sampai protokol kesehatan menjadi longgar," ujarnya.

Baca juga artikel terkait LEBARAN 2021 atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH