tirto.id - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan, BGN menyambut positif gagasan DPR yang ingin agar anggaran makan bergizi gratis (MBG) dikelola orang tua. Akan tetapi, Dadan menegaskan, pengelolaan harus dilakukan secara kolektif lewat perkumpulan orang tua atau komite sekolah yang ditunjuk BGN.
"Bukan ke orang tua loh ya, tapi kumpulan orang tua atau komite. Kalau langsung ke orang tua, tidak dalam planning," kata Dadan kepada reporter Tirto, Jumat (7/2/2025).
Dadan menegaskan, program MBG bukan program pemberian bantuan kepada orang tua, melainkan upaya intervensi gizi.
"Program makan bergizi itu intervensi gizi, bukan mengirimkan uang ke orang tua," tegas Dadan.
Dadan menegaskan, upaya pelibatan kumpulan orang tua dan komite atau kantin dalam MBG memang direncanakan sebagai solusi permasalahan distribusi MBG antara dapur satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) dengan sekolah yang jauh. Namun, hal itu masih menjadi pertimbangan.
Dadan menegaskan, pemberian anggaran kepada orang tua juga tidak hanya sekadar kolektif lewat kumpulan orang tua atau komite, tetapi juga harus memenuhi 4 standar MBG. Keempat standar tersebut antara lain Pemenuhan jumlah kalori, Pemenuhan Komposisi Gizi, Hiegienis, dan menjaga Keamanan Pangan.
Dadan menyebut, standar yang disebutkannya itu telah tertuang dalam rujukan petunjuk yang dibagikan kepada mitra dalam melakukan program MBG. Terlebih, kata dia, selama ini semua bahan diperiksa dan dievaluasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Dinas Kesehatan di daerah.
“Sudah (ada) dong (rujukan petunjuknya), kan semua bahan nanti akan dicek dan dievaluasi BPOM dan dinas kesehatan Kabupaten,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Maria Yohana Esti Wijayati, mengatakan DPR RI mengusulkan agar alokasi dana makan bergizi gratis (MBG) yang ditentukan sebesar Rp10 ribu per siswa dikelola keluarga atau orang tua penerima. la menilai aksi tersebut lebih efektif daripada menerapkan kebijakan saat ini.
"Atau mungkin diberikan kepada siapa? Rp10 ribu itu diberikan kepada keluarganya. Tapi catatannya keluarga ini atau orang tuanya harus memberikan bekal yang bergizi." kata Maria di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis (6/2/2025).
Menurut perempuan yang merupakan Politikus PDIP ini, pemberian langsung dana MBG Rp10 ribu kepada keluarga akan menjadikan makanan tersebut lebih berkualitas dan distribusinya jauh lebih efisien dibandingkan saat ini. Terlebih, apabila hal itu diberlakukan, akan ada pihak lain yang juga menerima mantaat selain siswa.
"Rp10 ribu dimasak sendiri itu jauh akan mempunyai kualitas yang lebih baik. Ketika kemudian dimasak bareng-bareng untuk 3 ribu orang. Nah hanya sekolah kontrol, oh anak in bawa ini nggak? Anak ini bawa bekal nggak?" katanya.
"Nah, bekal Rp10 ribu itu sudah bisa bergizi kalau dari rumah. Kemudian ара? Transportasi berkurang. Kalau kita bayangkan kalau di situ titik harus memasak untuk 3 ribu orang. Bayangan kita apa? Harus distribusi, makan waktu, makan biaya, butuh tenaga. Tapi kalau yang dimasak orang tuanya, eh orang tuanya kecipratan nasinya misalnya. Nah, nasinya bisa untuk serumah atau kalau serumah ada 3, karena anak sekolahnya 3. Itu lebih lagi," jelas Maria.
Adendum:
Naskah ini telah mengalami perbaikan judul pada pukul 19:43 semula berjudul: BGN Buka Peluang Anggaran MBG Rp10 Ribu Dikelola Orang Tua menjadi Tanggapi DPR, BGN Buka Opsi Anggaran MBG Dikelola Komite Sekolah. Perubahan judul dilakukan setelah mendapat keterangan tambahan dari narasumber.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Andrian Pratama Taher