tirto.id - Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menyebut ancaman Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang akan membakar sekolah penerima makan bergizi gratis (MBG) sebagai bentuk pembangkangan terhadap negara. Dasco mengaku tak mentoleransi segala bentuk ancaman kepada program janji kampanye Prabowo tersebut.
"Ancaman-ancaman seperti itu tidak bisa ditolerir dan itu menurut saya adalah pembangkangan terhadap Republik Indonesia dan jangan coba-coba mengancam," kata Dasco di Komplek Parlemen, Jumat (7/2/2025).
Dasco mengancam, pemerintah tidak akan segan-segan melakukan tindakan tegas apabila ada teror serupa di Papua maupun di tempat lainnya. "Kita jangan coba-coba diteror dan kita akan bertindak tegas apabila kemudian hal itu dilakukan," kata Politikus Partai Gerinda itu
Dia mengungkapkan bahwa MBG adalah wujud niat baik Presiden Prabowo yang sebelumnya telah dijanjikan selama kampanye Pilpres 2024 untuk kebaikan gizi anak-anak di seluruh wilayah Indonesia.
"Yang pertama niat baik dari Presiden Prabowo itu adalah untuk memberikan makan gratis bagi anak-anak Indonesia dari Sabang sampai Merauke termasuk di Papua," katanya.
Sebelumnya, Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyebutkan Organisasi Papua Merdeka (OPM) bakal berhadapan dengan TNI-Polri jika mengancam akan membakar sekolah karena penyaluran makan bergizi gratis (MBG). Menurut Hasan, MBG merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang disalurkan ke seluruh penjuru Tanah Air termasuk Papua.
"MBG adalah program universal yang dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia termasuk di Papua. Kalau ada ancaman-ancaman seperti itu, mereka akan berhadapan dengan TNI-Polri," kata Hasan kepada awak media, Rabu (5/2/2025).
Sebagai informasi, penolakan atas MBG berkembang di Papua. Salah satu bentuk penolakannya adalah pelajar di Yahukimo, Papua Pegunungan, melakukan unjuk rasa menolak MBG. Alih-alih MBG, pelajar meminta adanya akses pendidikan gratis. Masyarakat setempat menilai akses pendidikan gratis lebih dibutuhkan daripada makan gratis.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Andrian Pratama Taher