Menuju konten utama

Sri Mulyani: Manufaktur Adalah Transformasi Perekonomian RI

Sri Mulyani mengatakan, Indonesia akan terus melakukan transformasi untuk menjadi negara berpendapatan tinggi dengan mengembangkan sektor manufaktur.

Sri Mulyani: Manufaktur Adalah Transformasi Perekonomian RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membacakan pendapat akhir presiden terkait pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentanh Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK) saat rapat paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/12/2022). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia akan terus melakukan transformasi untuk menjadi negara yang memiliki ekonomi berpendapatan tinggi dengan cara yang lebih inklusif dan berkeadilan. Salah satunya dengan mengembangkan sektor manufaktur.

“Manufaktur adalah transformasi perekonomian Indonesia,” kata Sri Mulyani dalam acara The Launch of the World Bank Indonesia Economic Prospects Report di Jakarta, dikutip Jumat (16/12/2022).

Bendahara Negara itu mengungkapkan, pengembangan sektor manufaktur akan memberikan berbagai manfaat. Terutama untuk menciptakan lapangan pekerjaan formal dengan kualitas yang lebih tinggi dan gaji yang lebih baik untuk tenaga kerja.

Menurut dia, perekonomian Indonesia saat ini masih dominan dikuasai oleh sektor informal, khususnya sektor perdagangan. Sehingga sangat sulit untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat hanya dengan mengandalkan sektor perdagangan yang cenderung informal.

“Tidak hanya nilai tambah, namun bisa lebih sehat dan lebih baik dalam hal ini untuk tenaga kerja, tetapi juga untuk modal,” ujarnya.

Salah satu upaya pemerintah di dalam rangka mengembangkan industri manufaktur adalah dengan melakukan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) juga mengadopsi substitusi impor.

Kondisi ini diperkuat dengan neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus selama 30 bulan berturut-turut hingga 44 miliar dolar AS yang didukung oleh ekspor komoditas SDA mentah akibat ledakan harga komoditas di level global.

“Surplus perdagangan ini didukung karena sebagian bahan mentah sekarang telah diproses dan menciptakan nilai perdagangan kita yang lebih berkelanjutan dan lebih tinggi,” katanya.

Baca juga artikel terkait SRI MULYANI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang