tirto.id - Menteri Keuangan Sri Muyani Indrawati menyampaikan respons atas pandangan anggota DPR RI tentang Rancangan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (RAPBN) 2020.
Menurut dia, kebijakan fiskal tahun depan bakal diarahkan pada peningkatan investasi dan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
Di samping itu, APBN 2020 juga akan difokuskan untuk mengakselerasi pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung transformasi ekonomi di daerah.
Termasuk, kata dia, untuk penguatan perlindungan sosial serta memperkuat birokrasi yang melayani dan berintegritas.
"Strategi kebijakan fiskal juga ditujukan untuk meningkatkan kualitas desentralisasi fiskal untuk mengakselerasi pembangunan di daerah," ujar dia, di kompleks parleman DPR RI, Senayan, Jakarta Selasa (27/8/2019).
Sri Mulyani juga menuturkan, pemerintah berupaya untuk menjaga postur APBN agar tetap sehat serta mampu mendorong keadilan dan kemandirian.
Soalnya, stabilitas dan momentum perekonomian nasional perlu dijaga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menghindari opportunity loss, antara lain dengan berbagai kebijakan yang adaptif dan realistis.
Waspadai Tekanan Eksternal
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga menyampaikan, pemerintah berupaya menjaga momentum percepatan pertumbuhan ekonomi di tengah berbagai tantangan dan gejolak lingkungan global yang makin meningkat.
Terlebih, perekonomian dunia saat ini masih dihadapkan pada berbagai ketidakpastian, seperti perang dagang yang eskalasinya semakin meningkat, hingga perlambatan ekonomi di banyak negara di dunia.
Pada 2020, ucap Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan bertumpu pada pertumbuhan ekonomi beberapa negara berkembang, ditopang oleh prospek pertumbuhan yang tetap solid di India, Indonesia, dan Vietnam.
ASEAN, kata dia, juga diprediksi menjadi kawasan yang dapat mengambil keuntungan di tengah peningkatan tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Meski demikian, negara-negara pengekspor komoditas seperti Malaysia dan Indonesia, perlu terus berhati-hati pada dinamika harga.
"Kuncinya adalah dengan terus meningkatkan daya saing nasional. Daya saing nasional sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, yang merupakan modal penting memasuki era ekonomi berbasis iptek, serta kualitas institusi dan regulasi," jelas dia.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali