Menuju konten utama

Gerindra Kritik Minimnya Kontribusi Belanja APBN ke Pertumbuhan 

Fraksi Gerindra DPR RI menyoroti minimnya kontribusi belanja APBN di sejumlah sektor terhadap pertumbuhan ekonomi. 

Gerindra Kritik Minimnya Kontribusi Belanja APBN ke Pertumbuhan 
Anggota Dewan mengikuti rapat paripurna Masa Sidang I Periode 2019-2020, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/8/2019).ANTARA FOTO/Reno Esnir/hp.

tirto.id - Fraksi Partai Gerindra mengkritik rendahnya kontribusi belanja APBN terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada tahun 2018.

Hal tersebut disampaikan oleh anggota Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono, dalam Rapat Paripurna DPR RI dengan agenda Pembahasan RUU APBN 2020 beserta Nota Keuangannya, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Kamis (22/8/2019).

"Definisi belanja tepat sasaran menurut Bappenas adalah yang mempunyai efek secara makro. Efek tersebut mencakup belanja yang berdampak terhadap pengurangan kemiskinan dan bisa mengurangi pengangguran, dalam gambar besarnya adalah bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Bambang.

Bambang menyampaikan, kontribusi realisasi belanja kementerian/lembaga pada 2018 terhadap pertumbuhan hanya sekitar 0,24 persen.

Belanja APBN yang belum tepat sasaran, menurut dia, juga terjadi di sektor pendidikan yang menyerap 20 persen dari total anggaran.

"Dibandingkan negara lain berdasarkan penilaian internasional, kualitas pendidikan Indonesia hanya berada di peringkat 63 dari 71 negara," ujar dia.

Menurut Bambang, kontribusi belanja sektor pendidikan ke pertumbuhan ekonomi juga hanya sebesar 3,5 persen dan lebih kecil ketimbang negara-negara tetangga.

Dia menilai kondisi ini menunjukkan pemerintah belum mampu mengarahkan belanja pendidikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas.

"Malaysia serapan anggaran pendidikan bisa berkontribusi 4,97 persen ke pertumbuhan ekonomi," imbuh Bambang.

Di samping itu, dia juga menyoroti belanja sektor kesehatan yang porsinya 5 persen dalam APBN. Bambang menyebut, kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi belum besar.

"Rasio belanja [kesehatan] terhadap pertumbuhan ekonomi hanya 3,12 persen, jauh tertinggal dibandingkan Australia [yang mencapai] 9,12 persen," ujar dia.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom