tirto.id - Badai Bualoi melanda Filipina tengah dan Luzon selatan pada Jumat (26/9/2025). Bencana tersebut memakan puluhan korban jiwa dan ribuan orang lainnya mengungsi di tempat penampungan darurat. Simak situasi terkini badai Bualoi di Filipina, korban, dan dampaknya.
Berdasarkan data Dewan Nasional Penanggulangan Risiko Bencana yang dimuat dalam laporan NDTV, Minggu, 28 September 2025, badai Bualoi yang melanda Filipina membawa hujan lebat, banjir, hingga tanah longsor. Siklon tropis ini dikenal warga setempat dengan sebutan Opong, Nando, dan Mirasol.
Bualoi merupakan badai besar kedua yang mengancam Asia dalam seminggu ini, setelah Topan Ragasa. Badai ini dipicu oleh pemanasan global yang mengakibatkan lautan lebih hangat. Hal ini memicu terjadinya badai tropis, mendorong angin yang lebih kencang, curah hujan yang lebih tinggi, dan mengubah pola curah hujan di seluruh Asia Timur.
Situasi Terkini Badai Bualoi di Filipina
Menurut laporan Antaranews, hari Minggu, 28 September 2025, 26 orang dikabarkan tewas, 14 masih hilang, dan 33 lainnya luka-luka akibat badai tropis Bualoi di Filipina yang melanda sejak Jumat (26/9).
Sementara itu, 738.714 keluarga atau 2.797.706 terdampak badai Bualoi. Dari total tersebut, 46.611 keluarga (163.317 jiwa) kini berada di 2.680 pusat evakuasi. Sementara 31.448 keluarga (118.957 orang) menerima bantuan.
Kemudian, warga yang tewas di antaranya berasal dari delapan orang di wilayah Cagayan Valley, sembilan orang di Bicol, empat orang di Cordillera Administrative Region, dua orang di Luzon Tengah, dua orang di Visayas Tengah, dan satu orang di Visayas Timur.
Dampak badai Bualoi di Filipina juga merusak 8.916 rumah. Akibat bencana tersebut, pemerintah setempat menyalurkan bantuan tunai kepada 149.675 keluarga melalui lembaga nasional dan pemerintah daerah.
Sebagaimana diwartakan Anadolu Agency, Minggu, 28 September 2025, setelah menghantam Filipina, Badan Meteorologi Vietnam mencatat Bualoi berada sekitar 200 kilometer (124 mil) di timur Vietnam tengah pada dini hari dan bergerak ke arah barat laut.
Badai ini mendekati wilayah Vietnam dan diperkirakan akan mendarat di Provinsi Nghe An bagian tengah pada Minggu malam (28/9) atau Senin dini hari (29/9).
Menurut pengamatan Badan Meteorologi Vietnam, Bualoi menjadi topan ke-10 yang melanda Vietnam tahun ini. Saat berada di laut, Bualoi menghasilkan angin berkecepatan 130 km/jam (80 mph).
"Ini adalah badai yang bergerak cepat – hampir dua kali kecepatan rata-rata – dengan intensitas yang kuat dan area dampak yang luas. Badai ini mampu memicu beberapa bencana alam secara bersamaan, termasuk angin kencang, hujan deras, banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan genangan pantai," laporan Badan Meteorologi Vietnam, dikutip dari Aljazeera, Minggu (28/9).
Menjelang pendaratan Bualoi di Vietnam, tiga nelayan dari Ho Chi Minh dilaporkan hilang setelah satu kapal tenggelam dan satu lagi rusak akibat gelombang besar di lepas pantai Provinsi Quang Tri. Sementara itu, delapan lainnya berhasil diselamatkan.
Sementara itu, pemerintah kota Da Nang mengevakuasi lebih dari 210.000 penduduk. Lebih dari 32.000 orang yang tinggal di Hue dekat wilayah pesisir juga akan dipindahkan ke daerah yang lebih aman.
Vietnam juga menutup empat bandara pesisir, termasuk Bandara Internasional Da Nang, telah menghentikan operasinya sejak Minggu.
Tak hanya itu, pihak berwenang telah memerintahkan penutupan sekolah-sekolah di wilayah terdampak topan pada hari Senin (29/9), dan berpotensi diperpanjang jika diperlukan.
Mengutip laporan Reuters, Minggu (28/9), provinsi-provinsi di wilayah utara dan tengah Vietnam diperkirakan akan mengalami curah hujan hingga 600 mm hingga 1 Oktober, dengan permukaan air sungai naik hingga 9 meter dan risiko banjir serta tanah longsor.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mengamati pergerakan badai Bualoi per 26 September 2025. Saat itu, siklon tropis Bualoi terpantau di Laut Filipina Barat dengan kecepatan angin maksimum sekitar 60 knot (110 km/jam) dan tekanan udara minimum 980 hPa. Badai tersebut menjauhi wilayah Indonesia
”Kecepatan angin maksimum Siklon Tropis BUALOI persisten dalam 24 jam ke depan tetap dalam kategori 2 (dua) dengan pergerakan ke arah Barat - Barat Laut menjauhi wilayah Indonesia,” tulis keterangan BMKG melalui unggahan Instagram @infobmkg, Jumat (26/9).
Pembaca juga dapat mengakses artikel tentang kabar internasional melalui artikel yang dihimpun Tirto.id di bawah ini:
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo
Masuk tirto.id







































