tirto.id - Biggie Smalls merupakan julukan untuk rapper asal Amerika Serikat bernama lengkap Christopher George Latore Wallace. Pria ini meninggal dunia setelah penembakan yang terjadi di Los Angeles, 9 Maret 1997 silam. Kematian Biggie ini dikaitkan dengan kasus P Diddy.
Kematian rapper AS pada tahun 1990-an menjadi perbincangan viral sekarang, misalnya Tupac Shakur dan Biggie Smalls. Adapun nama P Diddy kembali mencuat karena saja terlibat sindikat perdagangan seks, pemerasan, kekerasan, dan sebagainya.
Pada 9 Maret 1997, Biggie pergi meninggalkan pesta di Museum Otomotif Petersen Los Angeles. Namun demikian, perjalanan itu membawa malapetaka sampai akhirnya menghilangkan nyawa Biggie.
Rapper AS atas lagu “Notorius Thugs” dan “Juicy” tersebut mendapatkan tembakan ketika berkendara. Luka tembak berhasil membuatnya tewas, sementara identitas pelaku hingga saat ini masih belum ditetapkan.
Profil Biggie Smalls
Biggie Smalls merupakan salah satu nama panggung Christopher Wallace. Selain itu, ia juga kerap mendapatkan panggilan singkat Biggie ataupun lebih panjang sebagai The Notorious BIG.
Biggie dilahirkan pada 21 Mei 1972 di New York, Amerika Serikat. Kemudian menghabiskan masa kecilnya di daerah Brooklyn, di mana ia memperoleh panggilan sebagai “Biggie” lantaran badannya yang gemuk.
Riwayat pendidikan Biggie Smalls tidak cukup mentereng, tercatat hanya pernah mengenyam sekolah Katolik Roma. Pembelajaran kemudian dilakukan dengan pindah sekolah negeri, meskipun terpaksa harus putus tengah jalan.
Ketika bersekolah, Biggie ternyata sempat menjadi pengedar narkoba. Kemudian pada usia 17 tahun, semenjak berhenti sekolah, lebih sering terlibat dalam kriminalitas.
Pada 1989, Biggie Smalls tercatat pernah dipenjara karena menjual senjata api secara terlarang. Kurun waktu kurungan penjara untuknya kala itu ditetapkan hakim selama 9 bulan.
Pada 1991 silam, Christopher Wallace resmi membuat rekaman demo pertama bertajuk “Microphone Murderer” atas nama Biggie Smalls. Album debut perdananya yang berjudul “Ready to Die” resmi debut pada 1994.
Persaingannya di dunia industri rap sebagai hip-hop timur (pusatnya di New York) saat itu terjadi kontra hip-hop barat (basisnya di Los Angeles). Konflik bisnis rap individu ini jadi meluas cakupannya sebagai Pantai Timur vs Pantai Barat.
Sementara kematian Biggie Smalls terjadi pada 9 Maret 1997 setelah dirinya pulang dari acara pesta dan ingin menuju hotel. Beberapa orang yang tidak dikenal identitasnya hingga sekarang, menembak Notorious Big, di wilayah Los Angeles.
Adapun pihak hip-hop barat yang disebutkan pada masa perseteruan ini dipimpin oleh Tupac Shakur. Kaitan kematian Shakur ternyata juga dikaitkan dengan P Diddy, di mana ada upaya pembunuhan terhadapnya tahun 1994 silam.
Kematian Biggie Smalls dan Kaitannya dengan P Diddy
Biggie Smalls sempat menandatangani kontrak milik P Diddy, yakni Bad Boy Entertainment. Berhubungan dengan itu, ia resmi melakukan debut album pertama “Ready to Die” tahun 1994.
Adapun kasus kematiannya diklaim berkaitan dengan P Diddy yang menghadiri pesta serupa. Biggie mendapatkan luka tembak empat kali, sementara Diddy ada di kendaraan lain bersama pengawal berjumlah tiga orang.
Dua minggu setelah kematian Biggie Smalls, diterbitkan album anumerta bertajuk “Life After Death”. Lantas, bagaimana kaitan P Diddy dengan kematian The Notorious Big setelah mengadakan pesta tanggal 9 Maret 1997?
Ada rumor bahwa sebelum kematian, Biggie ingin keluar dari label rekaman Bad Boy Entertainment milik Diddy. Setelah kematian Biggie, ada beberapa komentar yang menyatakan positif bahwa Biggie undur diri.
“[Biggie] benar-benar akan meninggalkan puff [P Diddy]. Saya mengetahui faktanya dia mengatakan hal itu kepada saya,” ujar Monique Bunn, Fotografer Hip-Hop, dinukil dari Hypebeast.
Kendati situasinya seperti ini, P Diddy tetap menginginkan penerbitan album penghargaan anumerta terhadap Biggie. Bahkan, tidak memberikan cuti terhadap salah satu karyawan yang bertugas menemani Biggie pada h-1 kematian.
Sebaliknya, kasusnya Diddy malah menyuruh orang itu tahan tangis dan memastikan agar perilisan album bisa segera terlaksana. Album tersebut juga dituntut untuk bisa menduduki peringkat nomor 1 lagu rap.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dipna Videlia Putsanra