Menuju konten utama

Sektor Kesehatan-AI Jadi Fokus Investasi East Ventures di 2025

Sektor kesehatan menjadi prioritas menyusul pembelajaran dari pandemi Covid-19 dan masih besarnya ruang untuk berkembang di Asia Tenggara.

Sektor Kesehatan-AI Jadi Fokus Investasi East Ventures di 2025
Perusahaan modal ventura, East Venture, mengungkapkan bahwa realisasi investasi ke perusahaan rintisan (startup) di Asia Tenggara mengalami penurunan di semester I-2025 saat konferensi pers, Jumat (25/7/2025). Tirto.id/Nanda Aria Putra

tirto.id - Perusahaan modal ventura, East Ventures, mengungkapkan empat sektor prioritas investasinya pada 2025. Keempatnya adalah healthcare, AI first, consumer tech, dan climate tech.

Managing Partner East Ventures, Roderick Purwana, menjelaskan sektor kesehatan menjadi prioritas menyusul pembelajaran dari pandemi Covid-19 dan masih besarnya ruang untuk berkembang di Asia Tenggara.

Dia menjelaskan, East Ventures aktif berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan Indonesia melalui program Health Innovation Sprint Accelerator (HISA) dan mendukung startup seperti MeshBio serta Aevice Health yang mengembangkan diagnostik berbasis AI.

“Makanya healthcare investment itu menjadi salah satu foundation untuk apa yang sangat menarik untuk diinvestasi lebih jauh juga,” katanya saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (25/7/2025).

Sementara itu, generative AI atau AI agents diproyeksikan menjadi tulang punggung transformasi industri.

Menurut Partner East Venture, Avina Sugiarto , adopsi teknologi AI akan mencapai 25 persen di 2025 dan melonjak hingga 50 persen pada 2027, didorong oleh kebutuhan efisiensi bisnis dan produktivitas.

“Kita yakin bahwa investasi di AI ini akan tumbuh lebih besar lagi, dan dari sisi investors kami terus melihat banyaknya pipelines, portfolio startup yang mengimplementasikan AI, generatif AI di Southeast Asia dan Indonesia,” ujar Avina.

Selanjutnya, di sektor climate tech ia pun menyoroti urgensi penanganan global warming melalui solusi lokal. Portofolio seperti Xurya yang fokus mengembangkan proyek tenaga surya, dan Rekosistem yang fokus manajemen limbah menjadi contoh bagaimana model bisnis berkelanjutan bisa ditingkatkan.

“Kita melihat adanya masalah dari sisi global warming, jadi dunia kita semakin hangat, dan bagaimana kita bisa memberikan solusi dari sisi investasi yang bisa men-solve problem tersebut dengan bisnis model atau inovasi yang ada di Indonesia,” ucapnya.

Sementara dari sisi consumer tech, Managing Partner East Venture, Melisa Irene, melihat ada pergeseran tren konsumen dari online ke pendekatan omnichannel.

"Kami mencari perusahaan yang memadukan offline dan online sebagai saluran, bukan sekadar identitas. Misalnya, investasi kami yang fokus pada backboard, menunjukkan peluang di segmen under-penetrated dengan kompetisi terbatas," ujarnya.

Pertumbuhan e-commerce di Asia Tenggara yang mencapai double digit turut memperkuat optimisme ini. Dia mengungkapkan East Ventures mencatat 70 persen portofolionya sudah profitable, dengan pertumbuhan pendapatan 40 persen yoy.

“Jadi kita mencari opportunity di segmen-segmen yang masih under penetrated, kita melihat potensi masih besar, tapi juga pemainnya belum terlalu banyak, mungkin seperti itu,” kata Melisa.

Baca juga artikel terkait INVESTASI atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra