Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Saling Klaim Dukungan Aktivis 98 di Pilpres, Rakyat Dapat Apa?

Sah-sah saja setiap kubu capres-cawapres mengklaim didukung aktivis 98. Namun, apakah agenda Reformasi 1998 mereka perjuangan?

Saling Klaim Dukungan Aktivis 98 di Pilpres, Rakyat Dapat Apa?
Capres-Cawapres no urut 1 Anies Baswedan (kanan) dan Muhaimin Iskandar (kedua kanan), Capres-Cawapres no urut 2 Prabowo Subianto (ketiga kanan) dan Gibran Rakabuming Raka (ketiga kiri), Capres-Cawapres no urut 3 Ganjar Pranowo (kedua kiri) dan Mahfud MD (kiri) berfoto bersama usai menandatangani deklarasi kampanye damai dalam Pemilu 2024 saat Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) di Jakarta, Senin (27/11/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU

tirto.id - Sosiolog Arief Budiman selang beberapa waktu setelah Reformasi 1998, mengingatkan bahwa kata “reformasi” telah mengalami inflasi hebat. Guru Besar Universitas Melbourne itu menunjuk pada penggunaan kata reformasi yang makin banyak diucapkan dan digunakan tanpa pemahaman. “Maka, jangan heran sekarang menteri sampai lurah ngomong reformasi,” kata Arief saat itu.

Setelah rezim Orde Baru Soeharto runtuh pada 21 Mei 1998, para aktivis dan pejuang prodemokrasi yang terlibat membuka gerbong reformasi memang memilih nasib berbeda-beda. Ada yang bergabung dengan partai politik, menjadi komisaris, pejabat, akademisi, atau mereka yang tetap berkiprah di akar rumput untuk membersamai masyarakat. Jelang Pemilu 2024, kata reformasi dan aktivis 98 mulai kembali hingar-bingar.

Pasalnya, tidak sedikit aktor-aktor peristiwa tersebut yang mendeklarasikan dukungan kepada pasangan bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang berlaga. Mereka kebanyakan adalah aktivis dan juga para mahasiswa yang merupakan saksi serta pelaku sejarah Reformasi 1998.

Teranyar, dukungan datang dari para aktivis 98, alumni, mahasiswa, tenaga pengajar, karyawan dan civitas akademika Trisakti yang tergabung dalam Laskar Trisakti 08. Mereka mendeklarasikan dukungan kepada paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Senin (27/11/2023).

“Kami dari alumni Trisakti menyatakan mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran sebagai Capres-Cawapres di Pilpres 2024,” kata Ketua Umum Laskar Trisakti 08, Fernando Rorimpandey, melalui keterangan tertulis.

Sebelumnya, beberapa organisasi lain mengatasnamakan aktivis 98 juga menyatakan dukungan kepada capres-cawapres nomor urut 2 ini. Misalnya, mereka yang tergabung dalam Persaudaraan 98, beberapa waktu lalu menyatakan dukungan agar Prabowo menjadi Presiden 2024.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Afriansyah Noor, menyampaikan bahwa dukungan para aktivis 98 ke kubu mereka tentunya memperkuat dan menegaskan sosok Prabowo sebagai pemimpin yang layak. Ferry, sapaan akrabnya, juga merupakan aktivis 98 sekaligus Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB).

“Kekuatan aktivis 98 yang dulu berhadapan dengan rezim Orde Baru jelas mendukung Pak Prabowo, yang diakui oleh aktivis sebagai sosok yang tegas,” kata Ferry kepada reporter Tirto, Selasa (28/11/2023).

Menurut dia, selama 25 tahun pascareformasi, para aktivis 98 menilai Prabowo sebagai sosok yang dibutuhkan untuk memimpin negeri ini. Dengan ditemani Gibran Rakabuming Raka, kata dia, justru menambah keyakinan tersebut.

“Sosok Mas Gibran sebagai anak muda yang tentu saja bisa mendampingi Pak Prabowo ke depan membangun Indonesia bersama sama,” terang Ferry.

Ia menyatakan aktivis 98 yang mendukung Prabowo-Gibran percaya paslon tersebut akan melanjutkan kerja-kerja Presiden Jokowi. Ferry mengklaim dukungan aktivis 98 akan berbuah signifikan untuk kemenangan Prabowo-Gibran.

“Betul-betul akan membawa kemenangan satu putaran pak Prabowo dan mas Gibran sebagai paslon nomor urut dua,” tuturnya.

Aktivis 98 di Kubu Lain

Organisasi dan dukungan aktivis 98 nyatanya tidak hanya terkonsentrasi pada satu paslon. Setiap kubu kontestan Pilpres 2024 masing-masing tercatat mendapat dukungan dari unsur yang mengatasnamakan aktivis 98.

Seperti kubu paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dari Koalisi Perubahan yang didukung oleh Perhimpunan Aktivis 98 (PA98). AMIN juga didukung oleh Front Pergerakan Nasional (FPN) yang berisi kalangan aktivis mahasiswa yang terlibat dalam pergerakan politik sejak 1965 hingga 1998.

Politikus Partai Nasdem yang juga mantan aktivis 98, Willy Aditya, menyatakan mereka yang mengaku aktivis memang sudah selayaknya mendukung AMIN. Sebab, kata Willy, aktivis itu bergerak dan identik dengan agenda perubahan.

“Mereka adalah kaum yang senantiasa bergerak menuju ke arah yang lebih baik. Mereka adalah kaum yang senantiasa kritis terhadap keadaan. Merekalah kaum pelopor perubahan,” kata Ketua DPP Partai Nasdem itu ketika dihubungi Tirto, Selasa (28/11/2023).

Menurut Willy, tidak berlebihan jika kalangan aktivis 98 berbondong-bondong mendukung pasangan AMIN. Lebih jauh, Willy menilai, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar juga merupakan sosok aktivis sehingga sangat wajar mendapatkan dukungan dari kalangan tersebut.

“Inilah saatnya republik ini dipimpin oleh sosok yang mengerti tentang sejatinya politik,” tutur Willy.

Willy juga mengklaim bahwa dukungan aktivis 98 ke kubu AMIN membawa signifikansi yang bukan main. Ia menilai aktivis sebagai sebuah pembentuk tren sehingga dapat memengaruhi banyak kalangan.

“Karena itu, seribu aktivis yang bergabung, itu sejatinya satu juta bahkan 10 juta orang yang bergabung dengan pasangan AMIN. Mengapa demikian? Karena aktivis adalah dia yang mampu melipatgandakan dukungan secara eksponensial,” tegas Willy.

Tak ingin ketinggalan, kubu paslon Ganjar Pranowo-Mahfud MD juga mendapatkan dukungan dari para aktivis 98. Pada bulan lalu, para aktivis yang tergabung dalam Gerakan Aktivis (Gerak) '98 mendeklarasikan dukungan kepada paslon ini.

Organisasi ini berisikan orang-orang yang dahulu tergabung dalam berbagai organisasi mahasiswa pejuang reformasi. Selain mereka, juga ada Kawan GanjarMahfud ’98, yang menyatakan dukungan kepada paslon nomor urut tiga ini. Ganjar-Mahfud disokong poros koalisi parpol yang terdiri dari PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo.

Ketua DPP Partai Perindo Bidang Politik, Yusuf Lakaseng, menyatakan dukungan aktivis 98 membawa suntikan moral dan semangat bagi paslon Ganjar-Mahfud. Pria yang juga tokoh aktivis 98 ini menilai visi-misi Ganjar-Mahfud sejalan dengan tuntutan agenda Reformasi 1998.

“Apalagi saat ini banyak pihak merasa bahwa demokrasi kita tidak sedang baik-baik saja,” kata Yusuf dihubungi reporter Tirto, Selasa (28/11/2023).

Ia menambahkan, dukungan aktivis 98 cukup signifikan dalam membantu pemenangan Ganjar-Mahfud. Bahkan, kata dia, rata-rata relawan paslon ini digerakan dan diinisiasi oleh para aktivis 98.

“Memenangkan Ganjar-Mahfud itu sama dengan memenangkan demokrasi dan menyelamatkan nilai reformasi yang mulai dikhianati kekuasaan saat ini,” ungkap Yusuf.

Jangan Lupa Tuntutan Reformasi

Dua puluh lima tahun reformasi ditegakan, memang bukan sebuah perjalanan yang hanya berisi sukacita. Banyak pengorbanan, tragedi kemanusiaan, serta catatan muram zaman yang ikut mewarnai runtuhnya Orde Baru.

Tuntutan reformasi setelah dua dekade lebih terlewati, juga masih terseok dan belum sepenuhnya dilaksanakan. Seiring dengan harapan, reformasi memang membawa tantangan sekaligus tuntutan agar agenda bersejarah tersebut dijaga nyala apinya agar tidak padam.

Tidak berlebihan, jika tuntutan reformasi dalam konteks politik saat ini terasa berada di titik nadir. Pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme masih terus menggerogoti hari-hari ini. Dwifungsi ABRI juga kembali semerbak dan rawan mencuat kembali.

Inilah mengapa Usman Hamid, aktivis 98 yang juga tokoh prodemokrasi dari Universitas Trisakti, memiliki harapan agar kawan sejawatnya yang mengaku aktivis pergerakan 98 mampu menjadi agen-agen perubahan yang lebih baik bagi paslon yang mereka dukung.

“Jangan sampai terseret pada kepentingan politik sesaat yang justru menjauhkan mereka dari agenda reformasi 98,” kata Usman dihubungi reporter Tirto, Selasa (28/11/2023).

Menurut Usman, berpolitik atau memberi pilihan politik adalah hak setiap warga, termasuk bagi para aktivis 98. Tapi jangan lupa, kata Usman, mahasiswa yang disebut penggerak reformasi tahun 1998 kala itu mengambil sikap kolektif, bukan individu.

“Dan mengusung agenda reformasi 98 sebagai sistem nilai dan struktur sosial ekonomi politik dan bukan bergantung pada orang,” kata dia menambahkan.

Usman mengingatkan, bahwa sikap mengklaim atas nama gerakan 1998 itu keliru jika mereka tidak memperjuangkan nilai-nilai demokrasi.

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia itu mengatakan, orientasi pergerakan mahasiswa 1998 adalah memperjuangkan nilai-nilai demokrasi, termasuk penghapusan peran sosial politik militer, desentralisasi, anti KKN hingga penegakan supremasi hukum.

“Pertanyaannya apakah paslon yang mereka dukung itu mendukung agenda reformasi di saat itu dan menjaganya selama 25 tahun berjalan? Apakah paslon itu mendukung supremasi hukum, pemberantasan KKN, dan menghormati HAM? Atau justru sebaliknya?” ungkap Usman.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Imparsial, Gufron Mabruri, menilai setiap orang termasuk para aktivis 1998 memang memiliki hak politik yang harus dihormati, termasuk pilihannya dalam mendukung paslon Pilpres 2024. Namun, para aktivis yang ditempa oleh pergerakan dan perjuangan nilai, tentu saja jalan politiknya tidak boleh abai pada nilai yang sudah diperjuangkan sejauh ini.

Jangan sampai, kata dia, demokrasi yang diperjuangkan dengan darah dan air mata tersebut mundur jauh ke belakang.

“Salah satunya bagaimana menjaga konsolidasi demokrasi, melawan semua praktik KKN, mendorong pemajuan HAM. Agenda-agenda tersebut kan nilai yang diperjuangkan tahun 1998,” ujar Gufron dihubungi reporter Tirto.

Gufron menambahkan, tuntutan mandat reformasi 1998 harus menjadi basis dan agenda politik yang terus diperjuangkan, termasuk didorong kepada paslon capres-cawapres yang didukung. Ia mendesak agar para aktivis 98, menghindari model tawar-menawar politik yang bersifat pragmatis.

“Kita juga bisa menggunakan agenda dan nilai politik 1998 sebagai tool untuk menyeleksi mana kandidat yang mendukung agenda reformasi tersebut,” terang Gufron.

Tidak Berpengaruh Signifikan

Peneliti politik senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor, menyatakan dukungan aktivis 98 maupun organisasi yang mengatasnamakan pergerakan 98 tidak akan berpengaruh banyak mendongkrak perolehan elektoral. Ia menilai, masyarakat masih melihat figur capres sebagai pertimbangan utama dalam menentukan pilihan.

“Cawapres dan partai saja mereka enggak dilihat, apalagi sosok aktivis. Saya kira pertimbangan masyarakat kita belum sampai situ,” ujar Firman dihubungi reporter Tirto, Selasa (28/11/2023).

Saat pergerakan prodemokrasi 1998 kala itu, Firman sendiri menjadi bagian dari mahasiswa yang turun ke jalan untuk melengserkan Soeharto. Ia kala itu masih beralmamater Universitas Indonesia (UI). Menurut dia, sangat wajar kontestasi pemilu dimeriahkan oleh para unsur yang mengaku aktivis 98 di masing-masing kubu.

“Ketika masing-masing ikut berkoalisi di situlah arah perjuangan mereka ditentukan kembali. Maka tidak heran tiap paslon punya eksponen ini,” kata Firman.

Boleh saja setiap kubu pasangan calon capres-cawapres mengklaim didukung aktivis 98. Namun, yang menjadi pertanyaan: rakyat dapat apa? Atau setidaknya apakah agenda Reformasi 1998 seperti yang diungkapkan Usman Hamid di atas, mereka perjuangan?

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Politik
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Abdul Aziz