tirto.id - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan dirinya mendapatkan dorongan dari sejumlah elite partai mulai dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani hingga Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto agar maju dalam pemilihan gubernur (pilgub) pada 2024.
Ketua DPP PDIP, Puan Maharani mengatakan, Gibran akan dipertimbangkan untuk maju pada pilkada serentak 2024. “Tentu saja mas wali kota Solo jadi salah satu kader sesuai dengan mekanisme, kami pertimbangkan maju di Pilkada 2024," kata Puan usai acara Haul Bung Karno, di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin malam (20/6/2022).
Gibran sebelumnya juga sempat mengunjungi kediaman Prabowo di Desa Bojong Koneng, Babakan Madang, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/6/2022). Terkait pertemuannya dengan Prabowo tersebut, Gibran mengaku dirinya juga mendapatkan wejangan dari Prabowo untuk maju Pilgub 2024 di salah satu provinsi.
“Ya [disarankan mencalonkan] di salah satu provinsi," kata Gibran saat ditanya wartawan terkait pertemuannya dengan Prabowo tersebut, Selasa, (21/6/2022).
Ketua DPC PDIP Surakarta, FX Hadi Rudyatmo tak menampik bahwa pertemuan Gibran dengan Prabowo tersebut guna melakukan komunikasi politik.
“Mas Gibran mampir, belajar naik kuda, komunikasi politik, penting itu. Karena kesuksesan kepemimpinan itu kata kuncinya komunikasi,” kata FX Hadi Rudyatmo dalam keterangannya, Selasa (21/6/2022).
Menanggapi sejumlah dorongan agar maju pada Pilgub 2024, Gibran mengatakan dirinya masih akan fokus menyelesaikan tugasnya sebagai wali kota Solo. “Saya fokus di Solo dulu, garap ASEAN Para Games,” kata Gibran seperti dilansir Antara, Selasa (21/6/2022).
Namun demikian, pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, jawaban Gibran tersebut hanya sebagai strategi umum politikus saja, yaitu tidak menyampaikan maksud secara jelas. Sama halnya dengan Joko Widodo saat didorong maju Pilpres 2014.
“Itu, kan, politisi. Politisi, kan, nggak akan berbicara sesuatu dengan jelas. Pasti akan diayun pembicaraanya, akan abu-abu. Dulu Jokowi juga gitu, ketika ditanya pilpres juga [menjawab] fokus dulu kerja sebagai gubernur DKI. Sama saja. Strategi saja, tapi kan gerakan-gerakan, manuver-manuver Gibran, kan, sudah jalan,” kata Ujang saat dihubungi Rabu (22/6/2022).
Evaluasi dan Prestasi Gibran Saat Pimpin Solo
Anggota DPRD Kota Solo, Suharsono mengatakan, ada sejumlah catatan yang perlu menjadi bahan evaluasi kinerja Gibran sebagai wali kota. Pertama adalah sejumlah pekerjaan rumah infrastruktur mulai dari pemerataan pembangunan di Kota Solo, pengerjaan pintu tol sebagai akses keluar-masuk Kota Solo, penataan taman kota, hingga pelestarian cagar budaya.
Suharsono menilai pembangunan infrastruktur yang direncanakan dan dikerjakan oleh Gibran selama menjabat wali kota Solo belum terlihat sistematis.
“Salah satunya pembangunan yang tertuang dalam RPJMD maupun RTRW (rencana tata ruang wilayah). Di sana ada beberapa pembangunan yang harus diprioritaskan dari wilayah Solo Utara supaya mengimbangi Solo Tengah dan Solo Selatan. Ini belum ya, saya belum melihat gebrakannya apa,” kata Suharsono saat dihubungi reporter Tirto, Rabu (22/6/2022).
Terkait dengan pintu tol, Suharsono menyebut, seharusnya pekerjaan tersebut segera diselesaikan oleh Pemkot Solo karena merupakan jalur alternatif keluar-masuk Kota Solo.
“Misalnya perbatasan Solo Utara yang merupakan alternatif pintu masuk keluar ke tol, itu mestinya, kan, segera digarap karena itu jalur alternatif. Di sana drainasenya belum dipikirkan, luas jalannya belum dipikirkan,” kata dia.
Sementara terkait pelestarian cagar budaya, Suharsono menyoroti perbedaan prioritas antara Gibran dengan ayahnya, Jokowi saat menjabat Wali Kota Solo. Gibran dinilai kurang memperhatikan kepentingan pelestarian cagar budaya di Kota Solo.
“Kalau bapaknya [Jokowi] dulu, kan, getol sekali melestarikan cagar budaya,” kata Suharsono.
Selain persoalan infrastruktur, Suharsono juga mengatakan bahwa Pemkot Solo di bawah kepemimpinan Gibran juga kerap kali terlambat melaporkan urusan yang berkaitan dengan kewenangan DPRD. Salah satunya dalam hal penyusunan rancangan perda.
“Luncuran rancangan perda dari eksekutif ini kendalinya, kan, juga [di tangan] wali kota dan sekda, ini juga selalu terlambat. Kami yang ngoyak-ngoyak [mendesak]. Sehingga kami lebih banyak inisiatif,” kata Suharsono.
Sementara itu, pengamat psikologi politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Moh. Abdul Hakim mengatakan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Solo menurun di masa kepemimpinan Gibran. Ia juga menilai Gibran masih mengalami permasalahan komunikasi birokrasi. Selain itu, peningkatan kemiskinan juga masih menjadi salah satu evaluasi kinerja Gibran.
“Angka kemiskinan meningkat walaupun kemudian Gibran menjelaskan itu karena pandemi dan seterusnya,” kata Abdul Hakim saat dihubungi reporter Tirto.
Namun demikian, Abdul Hakim mengatakan Gibran juga memiliki sejumlah prestasi selama menjabat sebagai wali kota. Beberapa di antaranya adalah percepatan vaksinasi serta pemberdayaan UMKM. Selain itu, Gibran juga dinila fokus pada sektor yang mudah menjadi perhatian masyarakat seperti pembangunan infrastruktur.
“Ada 5 proyek mercusuar yang dia kerjakan sekarang, masjid, jalan layang, dan seterusnya. Jadi di satu sisi saya melihat apresiasi masyarakat terhadap kinerja Gibran karena (ia) mampu menyusun prioritas langkah-langkah yang memang mudah untuk menarik perhatian masyarakat yaitu fokus ke infrastruktur, sama seperti bapaknya," kata Abdul Hakim.
Hal senada diungkapkan anggota DPRD Kota Solo, Suharsono yang mengatakan bahwa Gibran terbilang sukses mendatangkan investor untuk memberdayakan UMKM.
“Prestasi ada, jelas ada, yang kelihatan adalah dia (Gibran) bisa mendatangkan investor untuk ikut membantu pembangunan Kota Solo, meningkatkan UMKM. Misalnya kerja sama dengan Shopee dan sebagainya,” kata Suharsono.
Kans Gibrab Maju Pilgub
Meski punya catatan, Abdul Hakim menilai Gibran memiliki kans besar untuk maju dalam pilkada serentak 2024, baik sebagai bakal calon gubernur maupun wakil gubernur. Hal tersebut tidak terlepas dari sejumlah capaian Gibran dalam memimpin Kota Solo, sehingga hal itu mampu mendongkrak elektabilitasnya dan memperbesar kans dia untuk maju di Pilgub 2024.
“Nampaknya rekam jejaknya di Solo menjadi perhatian masyarakat Jateng secara luas, dan itu terefleksikan dalam elektabilitas,” kata Abdul Hakim.
Pernyataan Abdul Hakim berdasarkan hasil survei Charta Politika yang dirilis pada Februari 2022. Dalam survei tersebut, nama Gibran memuncaki hasil survei elektabilitas cagub Jateng dengan angka 28,5 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen yang memperoleh 11,3 persen.
Sementara pada survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) terkait elektabilitas bakal calon gubernur DKI, nama Gibran juga masuk dalam radar 10 besar, meskipun tidak setinggi elektabilitasnya di Jawa Tengah.
Survei ahli yang diadakan CSIS menguji 10 nama yang dinilai layak menjadi pengganti Anies Baswedan pada Pilkada DKI 2024. Survei CSIS ini melibatkan 170 responden ahli dari berbagai kalangan profesi untuk menguji dan memberikan penilaian terhadap 10 nama yang dianggap layak untuk maju pada Pilkada DKI 2024.
Dari daftar skor yang dirilis CSIS pada Senin, 6 Juni 2022, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mendapat skor tertinggi dengan angka 7,11, disusul Menteri BUMN, Erick Thohir yang memperoleh skor 6,99. Sementara Gibran menduduki posisi ketujuh dengan skor 5,87. Skor Gibran ini lebih tinggi dari Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria yang memperoleh skor 5,45.
Melihat tingginya elektabilitas tersebut, Abdul Hakim menilai Gibran kemungkinan besar akan diusung dalam Pilgub Jateng atau di DKI. Sebab, dengan sistem pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada 2024, mengusung cagub yang memiliki elektabilitas tinggi dapat memberikan keuntungan bagi parpol.
Namun demikian, Abdul Hakim tak menampik bahwa jika Gibran mencalonkan diri sebagai calon gubernur, maka masyarakat mungkin akan mempertanyakan komitmennya untuk menyelesaikan masa jabatan sebagai wali kota Solo.
“Masyarakat akan menyorot komitmen yang sudah dia sampaikan berkali-kali di media,” kata dia.
Sedangkan Ujang Komarudin mengatakan, Gibran saat ini memiliki kans besar untuk mengikuti kontestasi pilgub. Hal tersebut karena Gibran masih diuntungkan dengan posisinya sebagai anak presiden.
Ujang menilai Pilgub 2024 menjadi kesempatan bagi Gibran untuk memanfaatkan jabatan ayahnya secara tidak langsung untuk meningkatkan karier politiknya.
“Mumpung Jokowi masih jadi presiden, ya itulah kesempatan Gibran untuk bisa menaikkan level kepemimpinannya. Peluangnya saat ini. Kalau nanti Jokowi sudah tidak jadi presiden, sulit untuk bisa melobi, mengakselerasi. Sekarang dia diperhitungkan, kan, karena [factor] anaknya presiden,” kata Ujang.
Ujang tidak menampik bahwa mengusung Gibran menjadi bakal cagub saat ini sebenarnya terlalu dini dan terburu-buru. Akan tetapi, berkat segala keuntungan yang dimiliki Gibran saat ini, menurut Ujang, tidak mustahil jika hal tersebut terjadi.
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Abdul Aziz