tirto.id - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan Indonesia akan memiliki pembangkit listrik tenaga laut dengan kapasitas terpasang sebesar 2 giga watt (GW) di 2060. Pembangunan pembangkit listrik tenaga laut ini telah dimuat dalam skenario target emisi nol bersih atau net zero emission 2060 melalui Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2060.
Selain itu, dalam skenario ini, pemerintah juga akan menambah kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga angin di 2060.
"Dalam skenario net zero, penggunaan angin bertambah, lalu laut akan ada. Laut sudah mulai di-address 2 GW di tahun 2060," kata Eniya, dalam acara Solutions to Indonesia's Environmental Challenge, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2024).
Eniya menjelaskan, dalam hal pembangunan pembangkit listrik ini, gelombang laut atau arus laut yang akan menjadi sumber energinya. Karena itu, pembangkit listrik ini juga bisa disebut sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) dan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL).
Namun, sebelumnya mengembangkan PLTGL, pemerintah akan terlebih dulu bekerjasama dengan lembaga internasional agar dapat memperoleh dan mempelajari data-data terkait pembangkit listrik tenaga laut itu.
"Laut ini sedang kita kerjasamakan dengan internasional untuk bisa diambil datanya, baik dari gelombang maupun dari arus laut, maupun dari laut dalam, kita bisa manfaatkan," ujar Eniya.
Sementara itu, dalam RUKN 2023-2060, pemerintah menargetkan pembangkit listrik di Indonesia 27 persen di antaranya akan disuplai melalui energi terbarukan, di mana 0,1 persen di antaranya adalah melalui energi arus laut atau tidal power. Target ini akan bisa terpenuhi, mengingat potensi tenaga laut yang dimiliki Indonesia, yaitu mencapai 63 giga watt.
"EBT kita saat ini baru dipakai 0,3 persen, di antara 3,4 terawatt potensinya. Di sini pun, laut masih 0 targetnya, pemanfaatannya. Nah, ini kita harapkan itu muncul di tahun berapa nih," beber Eniya.
Selain sama sekali belum dimanfaatkan, pendanaan juga menjadi tantangan untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga laut. berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hingga tahun 2030 saja, pembiayaan yang dibutuhkan untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga laut dapat mencapai 15,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk kapasitas 7,66 giga watt.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Anggun P Situmorang