Menuju konten utama

Purbaya Tegaskan Tak Ada Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi dari BPS

Purbaya menilai pihak-pihak yang tidak mempercayai dan menyangkal, justru tidak memahami cara menghitung realisasi pertumbuhan ekonomi sampai Juni 2025.

Purbaya Tegaskan Tak Ada Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi dari BPS
Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa dalam Konferensi Pers APBN KITA Agustus 2025, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025). tirto.id/Qonita Azzahra

tirto.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, menegaskan tidak ada manipulasi angka pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 sebesar 5,12 persen yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sebaliknya, ia menilai pihak-pihak yang tidak mempercayai dan menyangkal, justru tidak memahami cara menghitung realisasi pertumbuhan ekonomi sampai Juni 2025, yang pada dasarnya disokong oleh suplai uang yang kuat di masyarakat.

“Tapi triwulan II angkanya memang seperti itu. Tidak ada manipulasi BPS. Kalau yang nyangkal-nyangkal itu, ekonomnya nggak pada ngerti. Menteri Keuangan boleh ngomong gitu kan, ya? Jadi liat juga suplai uang itu seperti apa,” jelasnya, dalam Konferensi Pers APBN KITA Agustus 2025, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).

Purbaya menjelaskan, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12 persen di triwulan II 2025 sangat mungkin terjadi karena pada saat yang sama, konsumsi rumah tangga masih tumbuh 4,97 persen, ditopang oleh pertumbuhan sektor akomodasi makanan dan minuman yang tumbuh sebesar 4,2 persen, transportasi dan komunikasi sebesar 6,5 persen, serta restoran dan hotel sebesar 6,8 persen.

Tumbuhnya konsumsi rumah tangga di triwulan II 2025 tersebut tak lain disebabkan oleh bantuan sosial (bansos) dan berbagai insentif yang digulirkan pemerintah selama periode April-Juni 2025. Kebijakan fiskal inilah yang kemudian membuat uang beredar di masyarakat tumbuh cukup kuat.

“Sebagian dari Anda menganggap angka ini salah. (Pertumbuhan) 5,12 (persen) katanya 5+8, tapi bukan itu. Di belakangnya kalau Anda lihat, laju pertumbuhan uang pada triwulan II itu tumbuh uangnya cukup kencang. Jadi, memang itu yang mendorong belanja konsumen tumbuh kuat 5 persen,” kata Purbaya.

Sementara itu, kendati kebanyakan insentif diberikan pemerintah menjelang perayaan Hari Raya Idulfitri, atau pada awal April 2025, namun dampaknya baru terasa setidaknya tiga bulan kemudian. Hal itulah yang kemudian mampu mengungkit pertumbuhan ekonomi nasional di akhir Juni 2025.

“Karena memang waktu itu digenjot uang sampai dengan bulan April. Ada delay-nya, april, mei, juni, juli, biasanya 3 bulan. April, Mei, Juni, Juli, habis itu habis. Mei digenjot lagi ke bawah uangnya, sehingga uangnya melambat, sehingga kita mengalami pelambatan ekonomi setelah itu,” tambah Purbaya.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra