Menuju konten utama

PTBA Alokasikan 800 Juta Ton Batu Bara untuk Proyek Gasifikasi

Proyek gasifikasi ini merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk mengolah batubara menjadi dimetil eter (DME) dan produk turunan lainnya.

PTBA Alokasikan 800 Juta Ton Batu Bara untuk Proyek Gasifikasi
Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA, Turino Yulianto di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, Senin (20/10/2025). tirto.id/Nanda Aria Putra

tirto.id - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mempercepat proyek hilirisasi dengan mengalokasikan 800 juta ton cadangan batu bara khusus untuk proyek gasifikasi.

Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA, Turino Yulianto, menjelaskan proyek gasifikasi ini merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk mengolah batubara menjadi dimetil eter (DME) dan produk turunan lainnya.

“Makanya kami lock 800 juta ton itu di Sumatera Selatan sama di Riau Ini khusus hilirisasi. Jadi dari sisi suplai bahan batu bara, udah ready nih,” katanya di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, Senin (20/10/2025).

Saat ini, sambungnya, total cadangan PTBA mencapai 2,9 miliar ton, alokasi 800 juta ton ini akan digunakan untuk berbagai produk turunan, termasuk DME, metanol, amonia, pupuk, dan kalium humat.

Untuk mendukung proyek ini, pabrik-pabrik hilirisasi akan dibangun di dalam kawasan industri Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) di Sumatera Selatan, yang mencakup area seluas 600 hektare.

“Tahun deoan Insya Allah ground breaking, mohon doa ya. Harus jalan, ini perintah Presiden,” ucapnya.

Meski secara teknis siap, Turino mengakui masih ada tantangan dalam aspek keekonomian proyek.

"Ini yang kami lagi duduk, sebetulnya. Keekonomian ini kan bergantung harga batu bara, harga capex investasinya, dan harga jualnya. Ini kami lagi berembuk dengan Danantara," jelasnya.

PTBA saat ini sedang menghitung kelayakan ekonomi, baik secara internal maupun bersama Danantara Indonesia yang mengkaji 18 proyek hilirisasi.

Dari 18 proyek yang dikaji, enam di antaranya adalah proyek coal to DME, dengan tiga lokasi di Kalimantan dan tiga lagi di Sumatera Selatan, termasuk milik PTBA. Investasi untuk satu pabrik DME skala besar diperkirakan mencapai 2,5 miliar dolar AS atau setara Rp40 triliun.

Kebutuhan batu bara untuk pabrik DME diperkirakan 5-6 juta ton per tahun. Dengan asumsi operasional pabrik selama 20 tahun, total kebutuhan batu bara akan mencapai sekitar 120 juta ton.

PTBA juga sedang berdiskusi dengan PT Pertamina (Persero) yang diproyeksikan menjadi pembeli (offtaker) DME, yang dapat berfungsi sebagai pengganti LPG.

“Yang beli kan Pertamina, DME ini. Nah, kami sedang duduk juga, mau beli di harga berapa, dan segala macam,” ucapnya.

Meski ada wacana masuknya investor asing, seperti dari China yang telah memiliki pengalaman panjang di bidang gasifikasi, Turino memilih untuk tidak merinci lebih lanjut.

“Dari Cina (potensi investor). Mereka sudah jalan serius 20an tahun lebih. Jadi teknologinya sudah berkembang dan mereka masih membesarkan kapasitas,” ucapnya.

Baca juga artikel terkait PT BUKIT ASAM TBK atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Dwi Aditya Putra