Masuk tirto.id
tirto.id - K.H. Mudhofir Ilyas adalah salah satu tokoh panutan di Jawa Timur. Sosok kharismatik ini juga merupakan pendiri Pondok Pesantren Assalafiy Al Ikhlas Kaliboto di Tarokan, Kediri.
Berdiri sejak tahun 1980 di Dusun Kaliboto, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Pondok Pesantren Assalafiy Al Ikhlas Kaliboto masih langgeng sampai sekarang.
Agustea Mufidatul Asiyah dan Adrika Fithrotul Aini dalam Amalan Surah Yusuf untuk Keluarga (2023) menjelaskan bahwa Mudhofir Ilyas merupakan anak dari K.H. Thoyib. Ayahanda Mudhofir ini adalah merupakan menantu Kyai Idris, pendiri Pondok Pesantren Sukosari.
Mudhofir memilih tinggal di daerah Kaliboto karena telah menikah dengan perempuan muslimah setempat bernama Abidah. Kemudian, Mudhofir membuka praktik pengobatan untuk masyarakat sekitar.
Seiring berjalannya waktu, K.H. Mudhofir Ilyas mengajak para pemuka agama setempat untuk bekerja sama mendirikan pesantren. Berbagai polemik sempat timbul saat perencanaan pembangunan tersebut.
Akan tetapi, Mudhofir Ilyas tak berhenti memperjuangkan keinginannya. Ia berusaha menarik perhatian dan minat anak-anak dengan menayangkan televisi, sebuah perangkat elektronik yang waktu itu jarang dimiliki warga.
Di sela-sela waktu menonton TV, anak-anak mendapatkan pengajaran tentang cara membaca. Langkah ini terbilang efektif yang dibuktikan dengan munculnya bimbingan belajar bahasa Arab gratis.
Pesantren Al Ikhlas pun mulai diakui oleh masyarakat sebagai pesantren salafiyah. Berbagai peningkatan dan perluasan pesantren mulai dilakukan oleh KH Mudhofir Ilyas sejak tahun 1981.
Dari keluarga KH Mudhofir, lahir anak sebagai generasi penerus yang turut berdakwah dan mengelola pondok pesantren yaitu K.H. Luqman Alify Dhofir atau kerap dituliskan sebagai "KH Luqman Arifin Dhofir". Ayah Gus Elham ini menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Ikhlas 1 di Kediri.
Tirto telah merangkum berbagai macam profil tokoh nasional hingga internasional. Pastikan untuk terus mengikuti berita terbaru mengenai tokoh-tokoh dan profilnya di sini.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Ilham Choirul Anwar
