Menuju konten utama

Apa Itu Salafi dan Kenapa Ustaz Yazid Disebut Sebagai Tokohnya?

Apa itu Salafi dan mengapa Ustaz Yazid Jawas disebut sebagai salah satu tokohnya di Indonesia?

Apa Itu Salafi dan Kenapa Ustaz Yazid Disebut Sebagai Tokohnya?
Yazid bin Abdul Qadir Jawas. FOTO/Rodja

tirto.id - Ustaz Walid Yazid bin Abdul Qadir Jawas meninggal dunia di Bogor pada Kamis (11/7/2024). Banyak yang menyebut bahwa Ustaz Yazid Jawas adalah salah satu tokoh Salafi di Indonesia. Lantas, apa itu Salafi?

Sebelum dimakamkan, jenazah Ustaz Yazid disalatkan di Masjid Agung At-Tohiriyah, Empang, Bogor, pada Jumat (12/7/2024). Selanjutnya, pembina pondok pesantren Minhajus Sunnah di Dramaga, Bogor, ini dikebumikan di TPU Wakaf LOS Lolongok.

Ustaz Yazid Jawas sempat dikabarkan sakit saat menjalankan ibadah haji di Mekah. Melalui media sosial, Kajian Akhwat Cikampek sempat mengabarkan hal tersebut pada Kamis (13/6/2024) lalu.

"Mohon kesediaannya untuk mendoakan Ustaz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Hafizahullahu ta'ala, yang sedang haji dan qadarullah beliau sedang drop sakit di sana, semoga beliau diberikan kesehatan," demikian tulis akun @Kajian Akhwat Cikampek saat itu.

Apa Itu Pengertian Salafi?

Ustaz Yazid Jawas dikenal sebagai salah satu tokoh Salafi di Indonesia, seperti yang tertulis dalam bukuSuara Salafisme Radio Dakwah di Indonesia (2017) suntingan Din Wahid dan Jamhari Makruf.

Din Wahid dalam karyanya yang lain bertajuk Nurturing Salafi Manhaj: A Study of Salafi Pesantrens in Contemporary Indonesia menjelaskan bahwa istilah Salafi berasal dari kata salaf yang berarti pendahulu. Istilah ini secara khusus merujuk pada tiga generasi pertama Muslim (al-salaf al-salih).

Salafi diartikan sebagai orang yang mengikuti manhaj atau jalan yang ditempuh para sahabat Rasulullah SAW dalam memahami agama Islam. Kelompok penganut Salafi umumnya berpatokan pada Al-Qur'an dan hadis dalam memperdalam ajaran Islam.

Muhammaddin lewat penelitiannya berjudul "Manhaj Salafiyah" dalam Jurnal Ilmu Agama UIN Raden Fatah (2013) menuliskan bahwa kata salaf juga bermakna seseorang yang telah mendahului (terdahulu) dalam ilmu, iman, keutamaan, dan kebaikan.

Lebih lanjut, dijelaskan pula bahwa istilah salaf adalah sifat yang khusus dimutlakkan kepada para sahabat Nabi Muhammad SAW. Makna salaf juga merujuk pada golongan yang mengikuti para sahabat.

Golongan yang mengikuti pada sahabat disebut salafiyyun, artinya orang-orang yang mengikuti salafush shalih atau Salaf as-Shalih. Istilah salafush shalih atau Salaf as-Shalih tersebut merujuk pada tiga golongan awal generasi Muslim.

Tiga golongan itu, yakni Sahabat atau orang yang hidup pada masa Nabi Muhammad, tabi’in yang berarti pengikut, dan Tabi’ut Tabi’in, generasi yang mengikuti orang yang pernah semasa dengan Sahabat.

Dasar legitimasi hal tersebut adalah hadis Nabi riwayat Bukhari dan Muslim, yang berbunyi:

"Generasi terbaik adalah yang hidup pada masaku (Sahabat), kemudian generasi sesudahnya (Tabi'in), dan generasi berikutnya (Tabi'ut Tabi'in)."

Berkaitan dengan hal tersebut, aliran Salafi diklaim sebagai ajaran yang memurnikan Islam. Dalam ajaran ini, perkembangan–baik perkembangan umum maupun teologi–harus diuji secara ketat karena berpotensi menjadi bid’ah yang dapat mengotori agama atau kemurnian islam.

Kenapa Ustaz Yazid Jawas Disebut Tokoh Salafi?

Ustaz Yazid Jawas dikenal sebagai tokoh Salafi di Indonesia. Apa alasannya? Karena dakwah yang diajarkan Ustaz Yazid bercorak Salafi, ia juga berguru kepada ulama dari kalangan Salafi. Ustaz Yazid berkiprah di kalangan Salafi melalui jalur dakwah, media, dan pendidikan. Hal ini setidaknya bermula sejak Ustaz Yazid menimba ilmu pada era 1980-an.

Nurul Faizatul Alifah dalam Penafsiran Kelompok Salafi terhadap Ayat-Ayat Tauhid (2019) menyebutkan, pada awal dekade 1980-an, Yazid Jawas menimba ilmu di Ma'had al-'Ulum al-Islamiyyah wal-'Arabiyyah fi Indonesia atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA).

Tokoh kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah, pada 1963 ini juga belajar kepada beberapa tokoh agama dari Arab Saudi, termasuk Syaikh Utsaimin dan Syaikh Abdurrazzaq. Keduanya sama-sama tokoh Salafi.

Awal dekade 1990-an, Yazid bin Abdul Qadir Jawas menggiatkan dakwah bersama para alumni LIPIA lainnya. Yazid turut mendirikan Yayasan As-Sunnah sekaligus membangun masjid di Degolan, Kaliurang, Yogyakarta, pada 1992.

Selain itu, Ustaz Yazid juga ikut mengelola pondok Pesantren al-Irsyad di Tengaran, Salatiga, Jawa Tengah, sebagai bagian dari tugas dakwah dari LIPIA.

Kegigihan Yazid dalam menyebarkan ajaran Salafi dengan membuat pesantren tersebut menjadi salah satu mata rantai penting dalam jaringan penyebaran gerakan Salafi di Indonesia. Pada 1994, Yazid menjabat sebagai direktur pertama majalah As-Sunnah.

Sepuluh warsa kemudian, tahun 2004, Ustaz Yazid bersama adik iparnya, Abu Yahya Badrussalam, mendirikan Radio Rodja untuk memperluas dakwah Salafi. Selain itu, Ustaz Yazid juga gencar berdakwah melalui media sosial, termasuk YouTube dan Instagram.

Ustaz Yazid Jawas juga merupakan pembina pondok pesantren Minhajus Sunnah di Darmaga, Bogor. Selain itu, ia juga mendirikan pondok pesantren Imam Ahmad di Baranangsiang, Kota Bogor, serta Sekolah Dasar Islam Terpadu Anak Shalih di Kecamatan Bogor Utara.

Sejak 2005 hingga akhir hayatnya, Ustaz Yazid Jawas telah menulis banyak buku-buku tentang agama Islam, di antaranya adalah Prinsip Dasar Islam: Menurut al-Qur-an dan as-Sunnah yang Shahih (2005), Kedudukan As-Sunnah dalam Syariat Islam (2005), Tauhid Jalan Menuju Keadilan dan Kemakmuran (2008), Mulia dengan Manhaj Salaf (2008); Syarah Aqidah Ahl al-Sunna wa al-Jama'a (2012).

Kemudian Jihad: Dalam Syariat Islam dan Penerapannya di Masa Kini (2015), Hukum, Lagu, Musik dan Nasyd (2015), Syarah Kitab Tauhid: Memahami dan Merealisasikan Tauhid dalam Kehidupan (2018), Penjelasan Arba'in an-nawawi: Memuat 42 Hadits Nabi Muhammad SAW tentang Fondasi Ajaran Islam dan Faedah-faedahnya (2018).

Berikutnya Birrul Walidain: Berbakti kepada Kedua Orang Tua (2018), Zadul Ma'ad (2016), Taubat & Do`a Pelebur Dosa (2005), Syarah Rukun Islam (2008), Ar Rasail Jilid 1-4 (2013-2016), Konsekuensi Cinta Kepada Nabi Muhammad (2016), dan masih banyak lagi.

Baca juga artikel terkait PERISTIWA atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Iswara N Raditya & Yonada Nancy