Menuju konten utama

Profil al-Sharaa Presiden Suriah & Respons Soal Serangan Israel

Profil lengkap Ahmed al-Sharaa, Presiden Suriah. Simak latar belakang, karier politiknya, dan responsnya terhadap serangan Israel.

Profil al-Sharaa Presiden Suriah & Respons Soal Serangan Israel
Presiden Suriah, Ahmad Al-Shara saat di Damaskus, Suriah, pada 5 Juli 2025. Reuters/Kantor Berita Arab Suriah SANA

tirto.id - Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa merespons serangan Israel ke Istana Kepresidenan Suriah di Damaskus pada Jumat (11/7) pekan lalu. Saat ini al-Sharaa tengah mengadakan pembicaraan serius dengan Israel untuk merundingkan kemungkinan gencatan senjata. Simak profil al-Sharaa berikut.

Dikenal sebagai pribadi yang pendiam, al-Sharaa ternyata mempunyai rekam jejak yang cukup dominan di kelompok teroris Al-Qaeda di Irak. Ia juga sempat terlibat konflik dengan kelompok teroris ISIS.

Profil Ahmed al-Sharaa Presiden Suriah

Ahmed Hussein al-Sharaa atau yang mempunyai nama lain Abu Mohammad al-Julani lahir di Riyadh, Arab Saudi, pada 29 Oktober 1982. Ia berasal dari keturunan Sunni Suriah yang dibesarkan di ibu kota Suriah, Damaskus.

Ayahnya adalah insinyur minyak dan ibunya guru geografi. Sejak remaja, al-Sharaa dikenal sebagai pribadi pendiam, rajin, dan religius. Ia digambarkan sebagai sosok yang cerdas namun tertutup.

al-Sharaa sempat belajar tentang media dan kuliah mengambil jurusan kedokteran di Universitas Damaskus selama dua tahun. Tidak dijelaskan mengapa al-Sharaa tidak melanjutkan pendidikannya sampai tuntas.

Ia dan ayahnya digambarkan sebagai dua orang yang mempunyai pandangan ideologi berbeda, namun mereka sama-sama membela Palestina.

Perjalanan Karier al-Sharaa dari Al-Qaeda hingga menjadi Presiden Suriah

al-Sharaa adalah anggota dari kelompok militan al-Qaeda di Irak. Saat Amerika Serikat melancarkan invasi militernya ke Irak pada 2003 lalu, al-Sharaa secara aktif berada di dalam kelompok al-Qaeda untuk ikut berperang.

al-Sharaa diyakini adalah orang kepercayaan dari pemimpin al-Qaeda, Abu Musab al-Zarqawi. Saat al-Zarqawi meninggal setelah serangan AS pada 2006, al-Sharaa menuju Lebanon untuk membantu kelompok militan Jund al-Sham.

Ia lalu memutuskan kembali lagi ke Irak dan meneruskan perjuangannya bersama Al-Qaeda. Sayangnya, al-Sharaa tertangkap dan dijebloskan ke penjara. Selama lima tahun berada di penjara, al-Sharaa menjadi guru bahasa Arab untuk para tahanan lainnya.

Sikapnya yang memimpin dan rendah hati membuat al-Sharaa mendapat banyak dukungan di dalam penjara.

Setelah dibebaskan, al-Sharaa mendapat mandat untuk mendirikan Jabhat al-Nusra, sebuah organisasi yang berafiliasi dengan Al-Qaeda di Suriah pada tahun 2012. AS meyakini Jabhat al-Nusra sebagai kelompok teroris.

Sebagai kelompok Islam radikal, al-Sharaa dan Jabhat al-Nusra dipercaya bertanggung jawab pada beberapa insiden mematikan di Suriah, seperti bom al-Midan Januari 2012 yang menewaskan 26 orang, serta pembantaian Qalb Loze pada 2015 yang menewaskan warga Druze.

al-Sharaa juga sempat berselisih dengan kelompok teroris ISIS karena menolak penggabungan al-Nusra dengan ISIS.

Pada Januari 2017, al-Sharaa mengumumkan pembentukan Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) lewat penggabungan JFS dengan beberapa kelompok lain yang menambah jumlah pengikut. Namun, AS tetap menganggap kelompok ini adalah kelompok teroris.

Setelah jatuhnya rezim Assad pada 8 Desember 2024, Ahmed al-Sharaa muncul sebagai pemimpin de facto Suriah melalui posisinya sebagai kepala HTS.

Pada 29 Januari 2025, juru bicara Komando Operasi Militer pemberontak, Hassan Abdel Ghani, mengumumkan pengangkatan Ahmed al-Sharaa sebagai Presiden Suriah oleh Komando Umum Suriah. Al-Sharaa ditunjuk untuk memimpin negara selama masa transisi, menjalankan tugas kepala negara, dan mewakili Suriah di panggung internasional.

Respons Soal Serangan Israel

al-Sharaa mengatakan jika saat ini ada pembicaraan tidak langsung dengan Israel terkait kemungkinan gencatan senjata.

"Ada pembicaraan tidak langsung dengan Israel melalui mediator untuk menenangkan dan mencoba meredam situasi agar tidak mencapai tingkat dimana kedua belah pihak kehilangan kendali," terang al-Sharaa seperti diberitakan Al Jazeera.

al-Sharaa juga menghubungi negara-negara lain untuk meyakinkan Israel agar tidak ikut campur dalam urusan di Suriah dan berhenti melakukan pengeboman di wilayah negara tersebut.

Baca juga artikel terkait PROFIL atau tulisan lainnya dari Prihatini Wahyuningtyas

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Prihatini Wahyuningtyas
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Dipna Videlia Putsanra