tirto.id - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memperkirakan, Bank Indonesia (BI) masih akan menahan suku bunga acuan atau BI 7 Days Repo Rate (BI7DRR) pada September 2024 di level 6,25 persen.
Ekonom LPEM FEB UI, Teuku Riefky, mengungkapkan, tingkat inflasi masih berada di kisaran target BI, yakni sebesar 1,5 persen hingga 3,5 persen. Selain itu, arus modal asing yang telah keluar mulai kembali masuk ke Indonesia, seiring dengan semakin kencangnya narasi pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve alias The Fed pada September 2024.
"Dengan hampir pastinya pemotongan suku bunga acuan oleh the Fed, Indonesia
dan negara berkembang lainnya terdampak positif dengan adanya arus modal
masuk dan penguatan mata uang," kata Riefky, dalam Analisis Makroekonomi Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2024, dikutip Tirto, Rabu (18/9/2024).
Perlu diketahui, pada Agustus 2024 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat inflasi umum sedikit menurun menjadi 2,12 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari sebelumnya 2,13 persen (yoy). Sedangkan secara tahunan inflasi umum pada Agustus 2024 mencatatkan deflasi keempat pada tahun 2024, yakni sebesar 0,03 persen (month to month/mtm) pada Agustus 2024 dibandingkan dengan 0,18 persen (mtm) pada Juli 2024.
Sementara itu, Indonesia mengalami peningkatan arus modal masuk sekitar 3,37 miliar dolar AS dengan semakin kerasnya kabar penurunan suku bunga acuan The Fed, sejak 15 Agustus hingga 11 September. Melimpahnya arus modal asing menuju pasar keuangan domestik mendorong penguatan mata uang Garuda, yang saat ini mencapai Rp15.395 per dolar AS, atau naik 2,75 persen.
"Kombinasi dari berlanjutnya penguatan rupiah dan perlambatan inflasi membuka ruang gerak BI untuk memotong suku bunga acuan dalam rangka meningkatkan permintaan agregat dan pertumbuhan sektor riil. Tetapi, sejauh ini tingkat inflasi masih dalam koridor target BI dan masih adanya potensi berbaliknya arus modal asing keluar dari Indonesia. Mempertimbangkan kedua hal tersebut, pemotongan suku bunga oleh BI belum terlalu mendesak untuk dilakukan di bulan ini," sambung Riefky.
Berbeda dengan LPEM UI, Bahana Sekuritas memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada September 2024. Dengan penurunan ini, suku bunga acuan diperkirakan akan menjadi 6 persen dari sebelumnya 6,25 persen.
"Kami pikir BI memiliki ruang untuk melonggarkan kebijakan karena harga minyak yang lebih rendah, deflasi domestik, data global yang lemah terutama dari Cina, dan yang paling penting, potensi kejutan dovish dari The Fed," kata Kepala Riset PT Bahana Sekuritas, Putera Satria Sambijantoro, dalam keterangan resminya, dikutip Tirto, Rabu (18/9/2024).
Sementara itu, kebijakan penurunan suku bunga dalam RDG bulan ini, bisa menjadi langkah awal dari pelonggaran kebijakan moneter yang lebih luas, dengan perkiraan penurunan kumulatif 50 persen hingga akhir tahun 2024. Jika skenario ini yang ditempuh Bank Sentral, suku bunga acuan pada akhir kuartal IV akan berada di level 5,5 persen.
"Tekanan inflasi yang menurun dalam beberapa bulan terakhir memberikan ruang bagi BI untuk merespons dengan kebijakan yang lebih akomodatif," ujar Satria.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Andrian Pratama Taher